Lailatul Nurdian

Kelahiran asli kota Reog. Ponorogo. Cintanya pada dunia pendidikan berkat Ibunda tercinta. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Renjana Seorang Pendongeng Part 2
Pinterest

Renjana Seorang Pendongeng Part 2

Renjana Seorang Pendongeng Part 2

Sebuah pesan what's app dari Pak Martin, dosen psikolog membuat Kak Yul bimbang. Pak Martin meminang Kak Yul untuk bergabung mengembangkan lembaga pendidikan PAUD didaerah Cibaduyut, Jawa Barat. Kak Yul belum memberi jawaban atas pinangan Pak Martin. Namun hasrat kak Yul untuk segera berrumah tangga terbayang selalu dibenaknya. Satu lagi gadis impian yang ingin ia lamar. Sore itu ia kirim pesan pada gadis impian yang nomor 4. Permintaan kak Yul untuk segera bertemu dengan Malika. Malika, teman impian untuk dijadikan pendamping hidup setelah ketiga kandidat istri lainnya menolak kak Yul.

Resto 'Joglo Manis' sebagai pilihan tempat kak Yul untuk meminang Malika. Sesuai janji, tepat ba'da ashar Malika sudah siap dimeja pesan. Selang beberapa detik kemudian, kak Yul menampakkan diri. Renjana kak Yul memang benar-benar menggebu.

"Assalamu'alaikum, dik Lika"

"Wa'alaikum salam". Jawab Malika dengan senyum simpulnya.

"Ada apa,kak?. Tumben nraktir makan"

"Pingin ngobrol saja kok" sahut kak Yul singkat.

Setelah sajian siap. Keduanya diam dalam seribu bahasa. Saling menikmati sajian. Kedua hati yang saling bertanya, tiada dipertemukan untuk segera membahas obrolan.

"Gini,dik Lik. Kak Yul berniat untuk menawarkan menjadi imam sholat 5 waktunya Dik Lika. Bagaimana, dik? " Kak Yul dengan tatapan sorot mata yang tajam. Sekaligus dada berdebaran. Keringat dingin keluar dari kedua telapak tangan Kak Yul.

Malika pun terserak kaget. Namun ia paham maksud kak Yul. Malika berusaha membelokkan niat Kak Yul.

"Ah,kak Yul becanda ah. Kan sudah Ada abah di rumah. Ngapain coba jadi imamku." Jawab Malika sambil cengingisan.

"Bukan gitu,dik. Kak Yul ingin adik jadi ibu dari anak-anak kakak!". Pinta kak Yul tegas.

Malika bersenandika, siasatnya tiada berhasil. Malah seperti ditembak langsung ke jantung hati. Tangan Malika memainkan ujung jilbab. Rasa gugupnya mendadak menjalar. Bibirny terasa kelu untuk berrucap. Namun kebenaran harus segera ia sampaikan.

"Ma'af,kak. Malika sudah dikhitbah sama Mas Ridwan"

Jawaban Malika membuat Kak Yul ingin menangis. Situasi yang tak mungkin ia lakukan.

Bersambung

Ponorogo, 21072020. 23.41

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alurnya bikin nagih...bahasanya wow soft tapi kena...saya bacanya kok berasa muda ya mbak Ila....hahahah...Sukses selalu mbak...

24 Jul
Balas

Kebiasaan lagi seru bersambung hehe

24 Jul
Balas

Keren cerpennya bu Laila...Suka dengan penolakannya..

24 Jul
Balas



search

New Post