Lailatul Nurdian

Kelahiran asli kota Reog. Ponorogo. Cintanya pada dunia pendidikan berkat Ibunda tercinta. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Renjana Seorang Pendongeng Part 4
Pinterest

Renjana Seorang Pendongeng Part 4

Kak Yul yang ngebet pingin nikah belumlah surut. Meskipun sudah ditolak oleh ke-4 gadis. Angan sebuah pernikahan indah nan berkah terbayang terus. Hingga titip pesan pada bu Aya untuk mencarikan jodoh untuknya. Berrulang kali bu Aya menyakitkan kalau karir dongengnya akan cemerlang suatu saat nanti. Jodohpun akan mendekat dengan sendirinya. Kak Yul tetap tak menghiraukan nasehat bu Aya.

Sore itu setelah mengajar di TPA, kak Yul dipanggil oleh mbah Nyai Sahal. Kak Yul pun segera menemui mbah Nyai Sahal.

"Assalamu'alaikum,mbak Nyai?". Suara merdu kak Yul didepan pintu rumah mbah Nyai Sahal.

"Wa'alaikum salam. Ayo masuk sini." Jawab Mbah Nyai dengan segera.

"Injeh,mbah Nyai"

"Yul, sudah selesai kan kuliah e?" Tanya mbah Nyai penuh selidik.

"Injeh, sampun mbah" kak Yul mulai curiga.

"Yowis, Yul. Tak undang besuk siang makan siang di resto Bambu Apung. Jam 11 siang"

"Injeh,mbah" jawaban kak Yul yang tiada mampu bertanya apa maksud undangan tersebut.

Pertemuan mbah Nyai dengan kak Yul itu di awasi oleh sepasang mata dibalik tirai biru. Berwajah manis. Namun kak Yul Tak menyadari ada sesosok gadis manis itu. Kak Yul kemudian berpamitan. Dalam benak kak Yul tak ada sebersit curiga apapun apa maksud undangan itu.

Ah, paling seperti biasa membahas program TPA.

***

Siang itu, kak Yul bergegas ke rumah makan Bambu Apung disebelah timur perempatan Jeruk Sing. Motor matic kak Yul pun sudah terparkir ditepi jalan.

Kak Yul mulai mencari meja pesanan mbah Nyai Sahal. Dimeja panjang itu sudah berjajàr aneka makanan. Terasa aneh, kenapa hanya keluarga Kecil mbah Nyai. Apakah staf pengajar lain belum datang?

Kak Yul tak merasa aneh akan acara makan siang itu. Hidangan pun siap disantap. Mbah Nyai mempersilakan makan tanpa menunggu yang lain.

Perut yang menjerit sejak tadi segera akan diam, kak Yul segera melahap sajian yang ada. Ditengah nikmatnya santapan hidangan. Mbah Nyai mulai mengutarakan maksud dari undangan makan siang itu.

Sebuah pertanyaan mbah Nyai yang baru saja di dengar membuat tenggorokan kak Yul langsung tersendat. Makanan didepan mata yang tadinya nikmat menjadi hambar.

Tangannya gemetar. Kak Yul teguk untuk beberapa kali jus melon didepannya.

"Bagaimana, Yul? " Suara mbah Nyai semakin membuat Kak Yul gemetar.

Sebenarnya pertanyaan apakah dari mbah Nyai? Ayo tebak?

Ponorogo,23072020. 23.44

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Di lamar untuk gadis di balik tirai

24 Jul
Balas

Yeahhh....

26 Jul



search

New Post