Lailatul Nurdian

Kelahiran asli kota Reog. Ponorogo. Cintanya pada dunia pendidikan berkat Ibunda tercinta. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
 Resepsi Pernikahan Adat Jawa
https://www.google.com/search?q=sepasang+pengantin+jawa+dari+belakang&safe=strict&rlz=1C1CHNY_enID875ID875&sxsrf=ACYBGNQlK-lQp1TDfbZzaOgvsdScjYkdfQ:1581259197521&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiskZDG2cTnAhXN7XMBHbgnDskQ_AUoAXoECAsQAw&biw=1024&bih=408#imgrc=TAeoumrO1B9bbM

Resepsi Pernikahan Adat Jawa

#Tantangan Menulis Hari ke-26

#TantanganGurusiana

Resepsi Pernikahan Adat Jawa

Sabtu kemarin tidak terlalu intens membuka group fb media guru, berharap malam minggu dapat membuka dengan santai. Ternyata niat tak sejalan dengan keadaan. Hanya bisa membuka mode gratis, fasilitas provider jaringan. Nah lo? Mendadak bahasa serba aneh untuk dibaca. Logat yang tak terbiasa yang saya kenal. Para anggota posting dengan bahasa daerah masing-masing. Membaca saja sudah pusing duluan, apalagi sampai memahami. Saya mencari beberpa info, ada apa gerangan? Ternyata Sabtu-Minggu dengan bahasa daerah masing-masing.

Glodakkkkk….. saya mendadak berpikir keras, kalau saya disuruh nulis Bahasa Daerah, maka akan tercipta bahasa gado-gado. Bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Kelahiran tulen Jawa, bukan suatu alas an, nyataya saya tidak bisa memahami tata bahasa Jawa yang begitu sulit.

Meskipun suami tercinta adalah seorang panatacara (pembawa acara) resepsi pernikahan adat Jawa, saya tidak mempunyai niat untuk belajar. Pemahaman fungsi dan makna bahasa Jawa yang begitu rumit serta mempunyai beberapa tingkatan dalam penggunaan. Dalam sebuah pernikahan adat Jawa, seorang pembawa acara menggunakan bahasa Jawa serta bahasa Kawi.

Adapun tata urutan acara dan istilah dalam sebuah resepsi pernikahan adat Jawa adalah sebagai berikut:

1. Purwaka I (baca: purwoko) (Pembukaan)

2. Penganten Putri Kalengkahaken (Pengantin putri di dudukkan di tempat pengantin)

3. Panyandra Penganten Putri (Sanjungan kepada pengantin putri)

4. Panggih (pengantin laki-laki dipertemukan dengan pengantin putri)

5. Sungkeman (bersimpuh ke dua orangtua meminta do’a restu)

6. Purwaka II

a. Pamaosing Kitab Suci (pembacaan kitab suci)

b. Pasrah ( ucapan penyerahan pengantin laki-laki ke pihak keluarga pengantin perempuan)

c. Tedhak Citra (mendekati pengantin untuk diambil foto)

d. Panampen (ucapan penerimaan pengantin laki-laki dari pihak keluarga pengantin perempuan)

e. Wasita adi (Khutbah Walimah)

f. Pamaosing dungo (Pembacaan Do’a)

g. Pamungkas (Penutup)

Beberpa istilah diatas yang saya tulis masih sangat sederhana. Dan akhirnya saya kehilangan ide untuk pengembangan artikel ini., karena faktor lelah dan mata pingin segera merep.

Keprabon, 09022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

alhamdulillah..trimakasih..saya bulan depan mantu nih..bermanfaat sekali, jd tahu urutannya..he.he..salam

09 Feb
Balas

Selamat geh pak. Semoga acaranya lancar sampai selesai. Langgeng lestatun. Artikel karena ngantuk dan itu hanya urutan biasa.

10 Feb

Bapakku Madura, emak Jawa, lanjuut...

11 Feb
Balas

He...he...

11 Feb



search

New Post