Meong… meong….meong…

Mama, itu kucing siapa?" Teriak Sasi dari emper rumah. 

"Dimana,Si?" Tanya mama sembari menghampiri sasi yang masih tertegun melihat kucing nan cantik. 

Meong...meong...meong…

"Kucingnya nampak kelaparan, Si. Kasih makan saja. Itu ada ikan dimeja makan. Dikasihkan kucing saja." Perintah mama pada Sasi. 

"Ya,ma." Sasi segera menuju meja makan mengambil ikan kemudian menaruhnya pada piring plastik.

Tak begitu lama, kucing manis itu dengan lahapnya menyantap ikan goreng pemberian Sasi. 

"Kita pelihara ya,Ma? Kasian kucingnya gak punya rumah. Ia sendirian, tak punya ayah ibu maupun saudara. 

Sasi terus merengek pada ibunya untuk merawat kucing itu. 

"Gini saja, Si. Selama tidak ada yang mencari kucing itu rawatlah. Kasih makan. Nanti,kalau suatu waktu ada yang mencari maka Sasi juga harus ihklas untuk membawa kucing itu." Penjelasan Mama membuat Sasi mengangguk tanda ia memahami kata Mama. 

"Sasi kasih nama si manis, Ma." 

"Tidak apa-apa, Si. Terpenting Sasi mau merawatnya. Jangan lupa jadwal makan so manis ya" 

"Oke, Ma." Jawab Sasi dengan girang.

****

Hari-hari Sasi semakin semangat. Ada teman bermain dan menemaninya. Si manis yang lucu selalu mengikuti Sasi kemanapun. Hingga saat ini, tidak seorang pun mencari sii manis. Si manis juga kerasan dirumah Sasi. 

Suatu hari si manis ketakutan dari luar rumah berlari hingga terbirit-birit, tunggang langgang. Terdengar suara meong-meong kucing jangan punya bang Maman. 

"Ahh roo-ung" suara kucing jantan bang Maman terus mengaum. 

Kucing jantan pun tak aman bisa masuk rumah Sasi. Karena pintu rapat terkunci oleh Sasi. 

Rumah Pusaka, 25 Juli 2020. 22.46