Pada dinding berandaku

Tak akan mereka temukan fotomu

Bukan karena aku telah mengganti namamu

Namun, biarlah kepedihan ini kunikmati sendiri tanpa perlu orang lain tahu

Masih kuingat di ujung embus napasmu, Cinta

Matamu terpejam tak hendak membuka

Walau hanya sekejap saja

Bibirmu menyebut namaku

Seiring air mata mengguncang kalbu

Ketika akhirnya nama Rabb kau ucap menamatkan kata

Aku tahu saat itu jua

Setengah hatiku telah tercerabut bersamamu dalam kepergian jiwa

Belahan hatiku

Bertahun berlalu

Namamu masih membiru

Dalam sel kelabu otakku

Tak ada nama yang kuhadiahkan fatihah dalam setiap pergumulan dengan Tuhan kita

Selain namamu sepenuh rasa

Semua masih sama

Namun Kasihku,

Pagi tadi telah terukir sejarah baru

Wajahmu tak lagi hanya dalam bayang semu

Engkau hadir dalam nyataku

Memelukku hangat penuh cahaya

Membisikkan selaksa cinta

Diantara napasku yang kian sesak memenuhi rongga dada

Engkau mengajakku melayang diantara bintang kejora

Engkau bercerita penuh bahagia

Bahwa kita akan kembali bersama

Seperti dulu

Saat engkau dan aku bersatu

Napasku tetiba terasa berhenti

Ragaku merasakan sakit tak terperi

Namun jiwaku bahagia

Kini kita dapat kembali bersama

Bersatu dalam keabadian-Nya.

Bekasi, 110219. Kala Kelam Menyapa