Luka
Aku pernah menafikan rasamu
Bersembunyi dari kenyataan itu
Membiarkan engkau menunggu
Menunggu rasaku agar sama dengan rasamu
Lalu engkau pergi
Membawa sebuah hati
Menorehkan luka
Tanpa aku sadari luka itu selalu berdarah
Tak pernah sembuh
Walau seiring berjalannya waktu
Selarik kulihat wajahmu
Tersenyum mesra dengan wanitamu
Hati terasa perih
Dan membisik lirih
'Aku yang memutuskan pergi
Maka biar aku yang menyembuhkan luka hati'
*MaafkanAku
Penulis adalah Peserta Sagusabu Cikarang
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Menunggu rasaku agar sama dengan rasamu, Subhanallah. Bisa berujung pada rasaku rasamu jua ya ibu ..mantap luar biasa
Terimakasih sudah berkenan membaca, bu Siiti Ropiah. Doakan semangat selalu
Bu dian pertiwi
Terimakasih telah berkenan hadir, pak Mulya. Benarlah kata orang, terkadang kita mendapati nama yang tertulis di buku nikah bukanlah nama yang tertulis dalam hati. Salam literasi.
Terimakasih telah berkenan hadir, bu Sri Ayu S. Memang rasa tak bisa dipaksakan. Di saat berjuang untuk sebuah rasa, si dia malah pergi dan tak akan kembali.
Ter8malasih atas apresiasinya bu Rita. I . Semoga keberkahan selalu menyertai. Amiin.
Terimakasih atas apresiasinya bu Rita. I . Semoga keberkahan selalu menyertai. Amiin.
Sangat puitis, tentang arti sebuah pilihan hidup, luka hati menyayat hati tidak berjodoh, wajar sebuah takdir kehidupan. Ditulis secara keren. Salam literasi. Sehat dan sukses selalu. Barakallah.
❤...
Wowwww keren sdh muncul tulisan kedua. Sukses selalu dan barakallah
Semangat bun..., Walau rasamu tak pernah bisa sama dengan rasaku. Barokallah.