Semarang, 17 Februari 2019. Sore ini terpana ku di bibir pantai. Memandang deburan ombak yang saling bekejaran.Tatapanku tertuju pada satu titik dimana di nun jauh di sana seolah-olah batas cakrawala tak nampak lagi,langit dan laut seolah bertemu tanpa sekat diantara keduanya.

Meskipun cuaca mendung, tak nampak indahnya mentari yang hendak pergi menuju ke peraduannya namun hal itu tak menyurutkan langkahku dan pengunjung di sini untuk bertahan di pantai ini. Terasa damai, mensyukuri nikmat anugerah-Mu ya Allah sang maha pencipta.

Masih dengan harapan bahwa suatu saat nanti saya akan kembali di tempat ini. Merasakan damaimu, indahmu, pesonamu. Ombak yang sesekali menghampiri pantai dan kemudian hilang karena benturan batu pemecahnya. Luar biasa, Subhanallah.

Fokus pandangan ini terkadang harus terganggu karena hilir mudik pengunjung lain yang selfie-selfie di depanku. Terkadang rasa jengkel juga menghampiriku tatkala melihat para pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Pemandangan bibir pantai nan elok harus terdzolimi oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab.Perlunya kesadaran dan pendewasaan karakter untuk bisa berkomitmen agar pantai ini tak kehilangan pesona sejatinya.

Alam nan elok warna terang di langit pertemuan laut dan langit perlahan mulai berubah keabu-abuan mempertegas pertanda akan datangnya gelap. Esok akan tiba, mentari akan lebih indah dari hari ini. Good bye Marina (lailatussaadah)