Senin pagi menjadi hari yang cukup membuat banyak orang tak bersemangat karena harus kembali beraktivitas setelah liburan di hari sebelumnya. Ada yang harus segera bersiap-siap berangkat kerja, sekolah, dan kuliah. Hiruk-pikuk di Kompleks Mulya Indah pagi hari ini sudah tampak. Kang Amin telah parkir di tempat biasa sejak pukul 06.00 WIB. "Yurrrr, sayure bu ditumbasi" teriak Kang Amin memanggil ibu-ibu pelanggan setianya. Tak berselang lama muncullah Bu Yati diikuti Bu Rasti di sebelahnya.

"Wah Bu Yati kok sudah cantik jam segini Bu, mau jalan-jalan ya Bu?" kata Kang Amin menyapa Bu Yati pelanggan yang terlihat sudah memakai baju rapi.

"Saya mau ke Bank BCD, takutnya antre jadi siap-siap lebih awal Kang Amin," jawab Bu Yati sambil memilih sayuran berwarna hijau.

"Tumben ke Bank, paling mau ambil uang bantuan tho?" kata Bu Rasti yang ikut nimbrung percakapan antara Bu Yati dan Kang Amin.

"Bukan Bu, kemarin Andika dapat juara pencak silat Bu. Alhamdulillah hadiahnya lumayan, lalu Andika minta uangnya ditabung di Bank untuk biaya kuliah nanti," jawab Bu Yati dengan tenang.

"Halah, gegayan uang ditabung di bank. Berapa tho hadiah silat tingkat kecamatan, palingan juga ga lebih dari lima ratus ribu. Lagian hidupmu itukan pahit ini kayak pare, sudah punya banyak anak, ditinggal suami yang ga jelas sampai mana berlayarnya. Akhirnya juga jadi tukang cuci setrika kan, masih mikirin Andika mau kuliah. Mending uangnya buat makan sehari-hari. Ga usah gaya kayak orang kompleks yang lain!" katanya nyerocos sambil memilih pare.

"Terima kasih nasihatnya Bu Rasti, alhamdulillah usaha laundry saya cukup untuk makan sehari hari." jawab Bu Yati lalu beranjak kembali ke rumahnya setelah membayar bayam yang dipilihnya.

******Sebulan kemudian*******

Lanjut ke Pahit 2