Laili Kartikasari, S.Pd.

Seorang guru yang masih belajar menorehkan kenangan dalam wujud tulisan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Pedas

Pedas

Pedas

Minggu pagi merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Begitu juga yang dirasakan oleh ibu-ibu di kompleks Perumahan Mulya Indah. Deretan perumahan yang didominasi oleh para pekerja kantoran atau pabrik ini seakan lebih ramai daripada hari biasanya.

“Yuuuurrrrr, sayuuuurrrrr, sayure buuuuuu ditumbasi,” teriak Kang Amin penjual sayur keliling yang selalu berjualan menggunakan mobil bak terbuka di kompleks.

Dalam hitungan detik para ibu sudah meluncur mengelilingi penjual sayur yang terkenal ramah dan humoris. Seperti biasa Bu Amirah selalu belanja menunggu ibu-ibu yang lain selesai belanja dan kembali ke rumahnya. Bukannya tidak ingin membaur belanja bersama, namun ia menghindari acara menggibah yang selalu dilakukan saat asyik memilih barang yang akan dibeli. Entah dari hal sepele hingga gosip yang tengah viral di kompleks sampai tentang para artis.

Setelah menengok pelanggan Kang Amin yang mulai sepi, Bu Amirah mendekat.

“Kang cabai rawit setengah kilo ya!” kata Bu Amirah pada Kang Amin yang tampak sedang menata sayuran.

“Wah tumben beli cabainya banyak bu, mau buat sambal ya?” kata Kang Amin sambil mencari cabai yang berwarna merah merona itu.

“Iya anak saya yang dari Surabaya baru pulang, minta dibuatkan sambal terasi yang ekstra pedas,” jawab Bu Amirah singkat.

Bu Amirah mengelilingi mobil lalu mengambil beberapa barang yang memang diperlukan untuk dimasak hari ini. Ada daging sapi, ayam, tempe, bayam, dan beberapa kue basah atau yang sering disebut jajanan pasar. Tak berselang lama, muncul Bu Rasti. Salah satu wanita penghuni kompleks yang terkenal akan kejulidannya.

“Eh tumben Bu Amirah belanjanya banyak, ada daging pula. Pasti dikasih uang banyak dari anaknya yang pegawai pajak itu ya?” katanya nyerocos dengan senyum dibuat-buat.

“Wah hati-hati loh bu, jangan-jangan itu uang rakyat yang dikorupsi. Iiiihhhh amit-amit. Lihat tuh berita di televisi, pegawai pajak banyak yang korupsi.”

Bu Amirah tampak masih tenang, sama sekali tak terpengaruh ucapan Bu Rasti yang sebenarnya membuat telinga memerah. Ia melihat ekspresi kekecewaan di raut wajah Bu Rasti karena tak mendapat respons.

“Bu Rasti yang baik hati, terima kasih telah mengingatkan. Alhamdulillah saya memang diberi uang untuk belanja oleh Ayu anak saya, tetapi insyaallah uangnya halal. Ayu bukan bekerja di bidang pajak Bu. Anak saya itu lulusan akuntansi dan sekarang di Surabaya mengajar di salah satu SMK negeri di sana. Dan satu lagi Bu, tidak semua pegawai pajak itu buruk hanya karena kasus yang sedang viral,” kata Bu Amirah menjelaskan.

“Loh..loh.., kata suami saya bulan kemarin cerita kalau bayar pajaknya sama Ayu,” kata Bu Rasti tak mau kalah.

“Oh itu, Pak Tarjo bertemu Ayu pas mau bayar pajak. Lalu dijelaskan kalau sekarang pembayaran pajak bisa dilakukan secara online. Lalu Ayu mengajari suami panjenengan itu membayar pajak cukup lewat hp.”

“Halahhhh, yo wis terserah. Min, aku beli cabainya seperempat saja.” Ucapnya kepada Kang Amin sambil melengos.

“Monggo Bu, ini cabainya. Tumben Bu beli cabainya cuma segitu?”

“Lah yo suka-suka aku tho Min,” jawabnya ketus.

“Oh mungkin omongan Bu Rasti sudah pedas ya, jadi ga perlu cabai yang banyak.” Kalimat balasan yang diucapkan Kang Amin sambil tertawa keras.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Omongan tetangga lebih pedas dari cabe/sambal, Bu.

24 Sep
Balas



search

New Post