Minggu (16/01) suami dan saya berniat untuk silaturahmi mengunjungi sepupu yang kebetulan baru saja memiliki bayi. Di dalam bahasa Jawa, silaturahmi tersebut dikenal dengan nama tilik bayi. Sebelumnya, saya menelepon adik untuk ke sana bersama-sama. Namun, ia tidak bisa. Ia sudah tilik bayi Jumat lalu langsung dari tempat kerja. Adik bekerja di Malang, sedangkan rumah sepupu di Sidoarjo.

Pagi harinya, kami bersiap-siap. Namun, ternyata suami mempunyai kegiatan yang mendadak. Saya pun memakluminya. Saya pun melanjutkan pekerjaan dengan meyelesaikan tugas sekolah yang menjadi PR saya. Sedang asyik-asyiknya mengetik, tiba-tiba suami datang dan langsung mengajak saya untuk tilik bayi. Saat itu hari sudah sore. Cepat-cepat saya mandi dan salat ashar. Kita pun berangkat berdua. Anak-anak tidak ikut.

Sampai di Sidoarjo, hujan pun turun dengan lebatnya. Suami mengendarai mobil agak lambat karena jalan di depan kurang jelas. Alhamdulillah, kami pun sampai di rumah sepupu dengan selamat. Kami kaget juga karena rumah sepupu cukup ramai. Ternyata ia mengadakan syukuran aqiqoh. Pulangnya, saya mendapatkan beberapa tusuk sate, gule, dan kue. Waduh, rezeki nompok, nih. Saya membatin. Alhamdulillah, besok tidak memasak hehe.

Rumahku, 18 Januari 2022