Lailla NQ

Seorang pengajar di SD N 1 Kranji Purwokerto. Senang berteman dan belajar banyak hal. Sedang berproses mematangkan kemampuan menulis di gurusiana. Berbagi manfa...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kevin, Maafkan Mama Hari ke-87

Tiba - tiba dia masuk sembari membanting pintu. Brugggg. Suaranya memecah telinga. Aku susul ke kamarnya. Pintunya terkunci.

"Kevin!" Teriakku.

"Buka pintu, ini ibu!" Dia tetap diam. Tak bergeming.

"Kevin. Buka!" kali ini aku benar-benar marah.

Rasanya ingin kudobrak saja. Anak ini sudah keterlaluan. Darahku sudah sampai di ubun-ubun.

Ayah sepertinya tahu aku sangat emosi. Diletakkannya secangkir kopi yang sebelumnya sedang ia minum.

"Bu. Duduk dulu. Biarkan saja Kevin" kata Ayah.

"Biarkan saja gimana, Ayah?. Tidak seharusnya dia seperti itu pada Ibu!." aku menimpali.

"Sudah duduklah. Dengarkan ayah."

Akupun duduk di samping ayah. Dengan sisa perasaan yang masih kesal. Kesal pada anakku sendiri.

"Ibu ingat dulu pernah mengatakan pada Kevin, kalau Kevin tidak seperti anak teman Ibu yang sering juara kompetisi antar sekolah?. Siapa itu namanya?"

Aku mencoba mengingat-ingat. Semua anak temanku pintar-pintar. Tapi Kevin tidak, nilainya bahkan paling rendah di kelas.

"Apa Wildan?" aku coba menebak.

"Bukan, " kata ayah.

"Siapa sih, Ayah. Semuanya kan pintar!"

"Anak temannya Ibu loh, yang ibu sering ceritakan pada kami."

"Ohhh, Si Varo?"

"Ya, itu maksud ayah. Si Alvaro!".

"Lalu apa hubungannya dengan Kevin?" tanyaku lagi.

Aku masih saja belum tenang. Mataku melirik ke arah pintu kamar Kevin. Berharap tiba-tiba Kevin keluar dan menjelaskan semuanya.

"Bu. Anak itu tidak semuanya sama. Mereka punya keunikan masing-masing".

Ayah mulai menjelaskan. Kalau soal itu aku tahu, gumamku dalam hati.

"Kevin itu pendiam, Bu. Tapi perkataan Ibu, ia simpan dalam-dalam"

"Ibu ingat Kevin sering meminta Ibu membaca tulisannya yang ia kirimkan ke hp Ibu?"

"Ya. Ibu ingat. "

"Apa ibu sudah membacanya satu per satu?"

"Kadang ibu baca kok, Yah."

"Apa Ibu juga memberikan tanggapan sama Kevin setelah itu?"

Tidak pernah!. Jawabku dalam hati. Aku tidak pernah memberikan respon apapun. Setelah Kubaca. Kumengerti. Ya sudah. Karena itu banyak sekali dan Kevin selalu mengirimnya.

"Kevin sakit hati, Bu. Tapi anak itu hebat. Ia tetap berusaha."

"Berusaha gimana maksud ayah?" tanyaku penasaran.

" Sejak itu Kevin diam-diam menceritakannya pada ayah. Ia mau menulis buku. Kebetulan ada kompetisi menulis antar sekolah satu bulan lagi."

"Ayah. Aku ingin memberi ibu kejutan!. Kalau aku menang. Pasti Ibu senang!" kata Kevin pada saat itu.

Sampai di sini aku mulai bisa mengikuti cerita ayah. Apa ini alasan kemarahan Kevin padaku siang ini. Tapi kenapa dia bisa semarah itu?. Hatiku bergejolak.

" Kevin menang, Bu!. Ia tadi pagi menerima Thropy di pendopo Dinas Pendidikan" kalimat ayah mengejutkanku.

"Kevin ingin Ibu hadir di sana mendampinginya."

"Ia ingin ibulah orang pertama yang melihat kemenangannya"

Badanku tiba-tiba lemas. Tak mampu lagi bicara. Ibu macam apa aku ini. Sejak pagi pantas saja Kevin menelponku tapi aku abai. Pesannya pun aku hanya buka sepintas lalu. Aku sibuk dengan banyak orderan di rumah. Pesanan ini pesanan itu, semua menuntut di dahulukan.

"Sekarang Ibu harus gimana, Ayah?"

" Minta maaflah pada Kevin. Ia anak baik. Pasti mau memaafkan" ayah mencoba meyakinkan.

Ayah menuntunku berdiri. Kami berjalan menuju kamar Kevin. Tapi kamar masih terkunci. Kami lalu mencoba mengintip lewat jendela. Memastikan Kevin baik-baik saja.

Kevin tidur, Yah. Ibu gimana?" tanyaku.

"Kita bisa tunggu sampai ia bangun." jawab ayah.

"Baik, Yah." kataku.

Kevin sudah tertidur pulas. Kulihat tangannya menggenggam sebuah buku. Buku yang sampulnya sudah terkoyak. Anakku sudah berjuang membuktikan betapa ia ingin membuatku bangga. Tapi keteledoran ku telah menghancurkan mimpinya.

Semoga belum terlambat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAllah Kevin hebat...setiap anak butuh dukungan dan pujian apalagi dari ibunya orang yang paling berarti baginya...keren Bun

19 Jun
Balas

Cerpennya menarik bu, terbawa perasaan ketika membacanya.

14 Jun
Balas

Cerpennya menarik bu, terbawa perasaan ketika membacanya.

14 Jun
Balas

Terima kasih, Ibu

18 Jun

Kereeen...smg blm terlambat.

19 Jun
Balas



search

New Post