Lailla NQ

Seorang pengajar di SD N 1 Kranji Purwokerto. Senang berteman dan belajar banyak hal. Sedang berproses mematangkan kemampuan menulis di gurusiana. Berbagi manfa...

Selengkapnya
Navigasi Web

Perihal Rasa Hari ke-84

"Mas, aku ulang tahun!," kata Juminten

"Lha, terus?," tanya Mas Bejo.

"Mas enggak pingin, gituh, ngucapin aku happy birthday?," Juminten nanya balik.

"Oalah, Yo, wess. Selamat Ulang Tahun, dik Jumku sayanggg," ucap Mas Bejo.

"Udah, gitu doang?," Tukas Juminten.

"Hmmp, memangnya apa lagiiiii?," Mas Bejo mulai sensi.

"Hadiahnya, manaaaa?," Nah. Mulai berani.

Lalu mas Bejo berdiri dari duduknya seraya berkata,

"Prei! Ada Corona, ga musim hadiah-hadiahan!,"

Mendengar jawaban itu, Jumintenpun berlalu dengan perasaan yang mbuh banget.

Mbuh banget itu bisa diartikan : perasaan yang "entahlah sekali"😂😂😂.

*******

Sayapun membayangkan betapa sakitnya berharap lebih pada orang yang yang tidak memiliki rasa yang sama dengan kita. Merawat rindu untuk sebuah hati yang tak memiliki keinginan untuk menghampiri. Itu sama saja kita membangun rumah, tapi tidak untuk ditempati.

Terlebih lagi jika lama-lama kitapun lelah untuk berpura-pura bahagia. Merasa letih karena terlalu lama menyembunyikan luka. Lalu di sisa waktu dan tenaga diam-diam berharap akan datangnya sebuah keajaiban. Perihal rasa sayang yang sebenar, dan peduli yang tak pernah mati.

Sayangnya, kita hidup di dunia nyata, bukan di dunia movie. Kita tidak memiliki kekasih seperti Egdward Cullen yang punya kekuatan untuk membaca pikiran. Tentu tak memerlukan kode absurd apapun untuk bisa membuatnya mengerti. Sebab ia sudah tahu bagaimana seharusnya ia memberi tanpa diminta lebih dulu.

Dan lagi, perihal peka tidak peka, terkadang hanyalah tentang perbedaan persepsi dalam mendudukan satu hal. Ada pandangan mata dan pemikiran dua insan yang berbeda. Mungkin Bagi dia ini bukan hal penting lagi prinsipil, padahal bagimu ini hal fundamental lagi sakral. Tidak akan pernah bisa ketemu.

Barangkali, talk in depth adalah satu pilihan baik dan bisa disetujui. Perlahan beranikan diri mengungkapkan apa yang aku mau, aku tak suka, aku kurang setuju. Tentu, dengan cara yang baik lagi tak memicu konflik. Tidak mudah memang untuk sedemikian bisa terbuka memulai. Tapi jika tidak diungkapkan, bisa jadi akan semakin berlarut. Letupan-letupan kecil itu pada akhirnya akan meledak sewaktu-waktu.

Selamat siang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post