Larasati Huri Saputri

Bertugas di SMA Negeri 1 Bergas Kab. Semarang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tiktok dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Tik-Tok Tari Nusantara

Tiktok dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Akhir-akhir ini banyak bersliweran video tik-tok di media sosial. Ada yang menarik dan memiliki nilai edukasi, tetapi banyak juga yang hanya sekedar hiburan pelepas lelah. Pada mulanya saya kurang senang dengan media tersebut karena lebih banyak mengeksploitasi hal-hal yang kurang  baik dan lebay. banyak juga yang digunakan untuk ajang pamer seperti yang banyak dilakukan oleh para selegram. Rasanya tidak ada nilai positifnya, tetapi kemudian pikiran saya terbuka ketika suatu ketika saya mencari media pembelajaran yang sesuai untuk mata pelajaran seni tari, dan saya menemukan ribuan tik-tok tari-tarian Nusantara. Ahaaaa... dalam hati saya bersorak, ini yang saya cari selama ini. Media pembelajaran yang bisa saya gunakan untuk siswa selama pembelajaran daring maupun tidak.

Menemukan satu video tik-tok yang bagus, serasa menemukan harta karun. Dari video tersebut terbersit ide untuk menugaskan siswa untuk merangkai gerak dasar tari tradisional. Apalagi setelah penugasan tersebut, siswa sangat antusias untuk membuat tari dengan waktu yang singkat dan hasil yang bagus. Ternyata, sebagian besar siswa sudah mempunyai aplikasi tersebut, dan gurunya? Hahaha.. jangan tanyalah...

Pengaruh tik-tok sangat besar, bahkan mengalahkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru. Saya harus berbesar hati untuk menerima kenyataan bahwa saya kalah langkah dari siswa saya. Mereka lebih cepat mengadaptasi aplikasi yang modern dan mengikutinya. Tentu saja saya harus mengikuti irama mereka agar bisa sejalan dan tidak disebut guru gaptek, entah bagaimananpun caranya karena guru harus memberi materi pada siswa.

Guru dalam persepektif pemikiran KI Hajar Dewantara adalah seorang" pamong" yang akan memberi tuntunan dan arahan pada siswa agar tidak kehilangan arah dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.  Siswa belajar sesuai dengan kodrat alam ( potensi, bakat, dan minat) dan kodrat zaman ( kemajuan zaman). Ungkapan tadi mengandung arti bahwa guru akan mengarahkan siswa sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta mengikuti perkembangan zaman. Adanya video tik-tok menjadi bukti bahwa guru bisa menggunakannya dalam proses pendidikan siswa dan tentunya sudah sejalan dengan pemikiran dari Ki Hajar Dewantara.

Bisa dibayangkan betapa luasnya pemikiran Ki Hajar Dewantara saat itu, karena sudah memikirkan tentang kodrat zaman pada awal pendirian Taman Siswa tahun 1922. Saat itu kemajuan zaman baru sebatas angan-angan karena kita juga belum merdeka dari penjajahan. Bersyukurlah siswa masa sekarang yang mempunyai banyak media dalam pembelajaran dan mengekspresikan diri. Jadi, mari kita manfaatkan tik-tok dalam pembelajaran dengan semaksimal mungkin...

Bergas, 02 Juni 1922

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif dan kreatif mendidik menyesuaikan dengan kodrat zaman, dengan memilah yang sesuai dengan kodrat alam anak. Salam Literasi

02 Jun
Balas

Inspiratif dan kreatif mendidik menyesuaikan dengan kodrat zaman, dengan memilah yang sesuai dengan kodrat alam anak. Salam Literasi

02 Jun
Balas



search

New Post