Mengenal cairan pekat ini sejak tahun 2015. Berawal dari penyesuaian jam kerja di tempat baru. Yang semula mengajar pagi, tiba-tiba mendapatkan tugas mengajar siang hari. Siklus baru membutuhkan adaptasi cukup lama.

Jika mengajar pagi, badan dan pikiran dalam keadan segar. Namun mengajar siang hari, saat badan membutuhkan istirahat, justru harus terjaga. Mengajar di depan kelas dengan godaan kantuk mneyerang. Mulailah berkenalan dengan minuman kopi.

Dengan minum kopi diharapkan dapat menjaga konsetrasi dari gangguan kantuk. Kafein yang terkandung dalam kopi merangsang saraf agar lebih terjaga dan kantuk menghilang.

Kopi jika dikonsumsi setiap hari secara berlebihan dapat mengganggu pencernaan. Mengakibatkan naiknya asam lambung atau justru insomnia/susah tidur. Yang lebih parah lagi dapat menganggu kerja jantung.

Mempunyai anak batita dan bekerja membuat ritme harian kurang teratur. Apalagi jika anak sedang sakit. Harus terjaga menemani buah hati hingga pagi. Kurang tidur membuat kopi sebagai alternatif utama menghilangkan kantuk. Apalagi stok kopi andalan habis. Berakhir mengkonsumsi kopi sachetan, Dan berujung asam lambung naik. Seperti saat ini.

Puji syukur ada stok obat herbal penurun asam lambung. Minum 3 butir. Ditunggu 1 sampai 3 jam, ternyata belum beraksi. Panas dan perih masih terasa. Alhasil minum obat generik 10 ml. Alhamdulillah dalam waktu 1 jam, perih dan panas di perut berkurang.

Teringat sunah Rasul Muhammad SAW. Kita dianjurkan tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan. Membagi perut untuk tiga bagian. Sepertiga untuk air, sepertiga kedua untuk makanan, dan sepertiga terakhir untuk udara. Pun di dalam Q.S Al A'raf ayat 31 yang artinya "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan".

sumber gambar : www.halodoc.com, https://muslim.or.id, https://www.cigna.co.id/

Lasmi Ningsih

Tangerang, 7 November 2020

#Tantangan Menulis Hari ke-7