Menyemai Mimpi
Kita boleh iri dalam dua hal. Orang berilmu berhikmah, lalu menerapkannya dan mengajarkannya. Serta iri kepada orang berharta yang banyak sedekah. Pun denganku. Merasa iri karena ada salah satu sahabat efbe @Ali Yuniar yang posting buku solonya. Terbetik pertanyaan dalam diri,”Bisa gak ya aku menulis?”
Dimulailah perburuan mencari ilmu. Minta diajari ke Bu Yuniar Ali. Beliau merekomendasikan ikut fikmin dulu. Karena kelas KMA OP SGSI sudah selesai. Di kelas fikmin 11 -lah pertama kenal sosok Master Eka Wardana. Yang super displin dan tegas. Grogi, minder dan buntu ide. Bagaimana tidak? Ibaratkan baru lahir langsung kenal dengan fikmin Si mungil yang sarat makna. Membutuhkan kreatifitas ide dalam membuatnya. Akhirnya menyerah. Tujuh hari hanya dua yang tersemat.
10 Juni 2020, kelas perdana KMA OP-22 yang kuikuti. Duduk dipojokan kelas. Sambil menikmati interaksi sahabat super dengan Master Eka. Kelas yang unik. Kami tak boleh mengirimkan satupun simbol ketika di kelas. Baik ketika praktik menulis pun menjawab pertanyaan. Bahkan ketika kami saling bercanda. Semua harus dituliskan. Namun sangat asyik dan menyenangkan. Tak ada yang”baperan”. Setiap peserta saling menghargai dan berbagi motivasi. Satu jam serasa satu menit. Terima kasih dan Maaf, Master. Saya “mencuri” cara mengajar Master Eka di grup. Dan hasilnya luar biasa.
Yang pertama selalu menggoda. Selanjutnya ketagihan. Ini aku, semoga kamu juga, kan? Materi malam itu tentang sikap seorang penulis ketika belajar. Ikut langsung atau tunda? Kalau saya lebih senang ikut langsung di grup kelas. Rasanya sedih kala ketiduranKarena ada ikatan emosi saat berinteraksi langsung. Saya mendapatkan energi positif yang tersalurkan lewat tulisan. Ini juga bentuk adab murid terhadap guru. Supaya ilmunya berkah. Master Eka sudah menyempatkan waktu untuk berbagi ilmu ditengah padat agenda Beliau. Lha kita diminta hadir di kelaspun tak mau. Kala ada halangan, tak ijin pula.
15 Juli 2020, Kelas KMA OP-23. Belajar menulis dari peraih Nobel Sastra 1954, Ernest Hamingway. Menjadi penulis yang jujur untuk mengikat makna dan meninggalkan kesan. Diiringi kemampuan teknis menulis. Yang harus dipelajari seumur hidup. Agar tulisan kita tak dilupakan. Bukan mengedepankan epik minim kualitas.
12 Agustus 2020, Menaklukkan lembaran kosong dengan “free writing” di KMA OP 24. Terkadang ide seperti kutu loncat. Menari-nari di kepala. Namun lama di depan laptop tak kunjung menghasilkan satu kata pun. “ Free writing” solusi mendekatkan pikiran dengan jemari. Agar lincah menari di atas tuts, kapanpun dan dimanapun. Tulis saja apa yang terlintas di kepala. Tak usah diedit dan apalagi dibaca ulang. Tulis semau kita. Rasanya plong. Sambil putar nasyid kesukaan.
Kelas Menulis Antologi Opini ke 25, awal September. Ini yang membuat aku rindu dengan kelas KMA OP. Setiap angkatan tersaji materi lezat menggoda. Di suguhkan dengan keren oleh Master Eka. Dibimbing dengan Kasih, diingatkan dengan sayang. Ditegur dengan cinta. Layaknya cahaya menerangi jalan gelap.
Masih terngiang nasehat Master Eka di kelas. Agar kami ikhlas belajar. Berbahagia dengan kesibukan. Karena dengan kesibukan menandakan hidup kita bermakna. Kami diminta refleksi diri. Andai sudah mendedikasikan menjadi seorang penulis. Sesibuk apapun harus meluangkan waktu setiap hari untuk menulis. Dimulai 10 menit, 20 menit dan seterusnya. Sampai menghasilkan sebuah artikel. Pun dengan memilih waktu utama menulis. Jika menulis sudah menjadi panggilan jiwa, terasa menggelitik kala tak menulis. Kita memiliki 24 waktu yang sama. Yang membedakan adalah karya. Akankah kita melewatkan tanpa menggores sejarah apapun di sepanjang hidup kita? Karena sejarah adalah sesuatu yang tertulis. Tidak ada yang Mustahil. Harus menang dan bahagia dengan kesibukan.
Alhamdulillah nasehat Master Saya praktikkan. Setiap hari menulis. 35 hari sudah terlewati. Semoga bisa istiqomah 365 hari menulis tanpa jeda. Aamiin. Keiklasan Master membimbing di kelas berbuah manis. Bulan Mei mendapatkan apresiasi literasi dari CSR Sinar Mas Land dalam rangka hari pendidikan. Dan bulan Oktober ini Alhamdulillah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kab.Tangerang. Belum menjadi terbaik. Namun terus tumbuh menjadi lebih baik. Terima kasih Master Eka telah membersamai kami, menyemai mimpi menjadi guru penulis di kelas KMA OP SGSI. Hanya Allah SWT yang bisa membalasnya. Rasanya tak cukup ucapan terima kasih ini. Maafkan kami jika belum menjadi penulis berkarakter seperti harapan Master. Selalu mengharap ridho Master, agar berkah untuk kami.
Lasmi Ningsih
Tangerang, 5 Desember 2020
#Tantangan_60Hari_Menulis_ke_35
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan kegiatan yang luar biass bu.