Lasmiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Prinsip di Mana

Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir atau bertindak. Orang yang mempunyai prinsip, akan selalu menjadikan kebenaran menjadi dasar berpikirnya. Tentunya dengan melihat kebenaran dari berbagai sudut pandang dan cara berpikir. Mereka yang berpegang teguh pada prinsip akan selalu berusaha mempertahankan prinsipnya, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam lingkungan kerjanya, walaupun mungkin terkadang sangat sulit.

Untuk menjadi orang yang memegang prinsip ternyata banyak sekali sandungan yang harus ditemui. Kadang berupa batu kerikil dan cukup dilalui sebagai rintangan kecil untuk melaluinya. Namun kadang harus menghadapi sandungan batu tajam, yang justru tak disadari dapat melukai atau terlukai, karena prinsip sering sulit diterima oleh sudut pandang yang berseberangan.

Prinsip yang berseberangan, pada gilirannya akan menyebabkan retaknya kesepahaman dan bila semua ini dibiarkan, akan sangat besar pengaruhnya pada berlangsungnya suatu sistem itu sendiri. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan menjadi pusat sorotan masyarakat maupun lembaga lain. Bila ini terjadi pada lingkungan kerja kita, apakah ini akan terus dibiarkan? Nyamankah kita menjalaninya?

Ternyata untuk melihat sebuah prinsip, banyak sudut pandang yang sulit dipahami. Mungkin ini merupakan pengukur cara pandang maupun sikap seseorang. Seberapa jauh pemahamannya pada tanggung jawab? Seberapa kompeten terhadap bidangnya? Seberapa idealismenya dalam mengemban tugasnya? Dapatkah prinsip menjadi pengukur pengabdiannya?

Sebagai pendidik yang harus menanamkan prinsip pada anak didiknya, sebaiknya seorang guru memiliki prinsip yang kuat dan mampu memandang suatu masalah dengan cara yang benar. Hal ini tentunya memerlukan pola pikir yang sesuai dengan norma-norma yang berkembang dalam dunia pendidikan itu sendiri maupun norma masyarakat. Norma itu sendiri juga harus peka dalam melihat kebenaran. Hal ini, tidak bisa hanya melihat dari peraturan yang ada saja, tetapi harus lebih banyak menggunakan hati nurani. Yang jadi masalah sekarang adalah di mana bersembunyinya HATI NURANI di saat kebenaran terancam dan berdiri di ujung tanduk. Haruskan ia mati atau tergelincir dan dijadikan bulan-bulanan oleh mereka “yang merasa benar.”

Untuk menjunjung sebuah prinsip, hendaknya seseorang jangan hanya terpengaruh oleh sudut pandang seseorang maupun perasaan seseorang, dan telah menjadi kelaziman di masyarakat, namun tetap harus juga mencoba memahami sudut pandang orang lain. Sebab seperti kita sadari bahwa setiap orang pasti merasa paling benar, tanpa melihat “seberapa pantas kebenaran” itu. Apalagi bila seseorang itu merasa telah berbuat sesuai dengan keyakinannya.

Sebagai orang yang selalu ingin menjadi lebih baik, kita harus berusaha untuk tidak selalu melihat dari sudut pandang kita sendiri. Jagalah agar prinsip yang kita pegang tidak membuat kita melukai atau terlukai. Berusahalah untuk memahami dan menerima prinsip orang lain, bila itu memang benar. Kemampuan kita bertoleransi dapat mengukur tingkat kedewasaan kita. Dan kemauan kita untuk memahami orang lain dapat menunjukkan kepribadian kita. Dan yang lebih penting prinsip yang kita miliki dapat menunjukkan harga diri kita. Semoga kita dapat selalu berpegang teguh pada prinsip yang kita yakini kebenarannya dengan tetap menjunjung tinggi norma-norma yang ada di lingkungan masyarakat kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post