Roda yang bergerak selalu berputar, posisi kedudukannya berubah-ubah. Kadang di atas, kadang di bawah. Perputaran itu sendiri sebagai bukti bahwa dia berfungsi.

Dalam hidup yang terus berjalan, keadaan juga berubah-ubah. Perubahan itu sendiri, menjadikan hidup menjadi bermakna. Kita dapat mengetahui arti dari kehidupan, bila kita sudah merasakan perubahan-perubahan itu. Kita dapat merasakan nikmatnya kesehatan saat sudah pernah berada dalam kondisi sakit. Kita dapat merasakan betapa rezeki yang kita miliki sangat berharga, saat kita dalam keadaan terjebak kesulitan.

Bila hidup yang kita jalani selalu konstan, semua akan menjadi membosankan. Terlepas dari semuanya, warna-warna hidup memberi kesempatan pada kita untuk lebih memaknai hidup dan mengetahui hakekat sebenarnya untuk apa hidup kita.

Saat kita berada di atas, rezeki yang kita miliki berlebih dan kemampuan kita di atas yang lain, sebaiknya kita tidak berpaling dari mereka yang membutuhkan. Karena di saat seperti ini, kita dapat berbuat atau melakukan sesuatu untuk membuktikan, bahwa kita berguna atau mampu memberikan sesuatu pada yang sedang membutuhkan. Dengan sendirinya kita dapat berarti dan memiliki nilai karena kita telah bermanfaat untuk sekeliling kita.

Saat kita berada di posisi bawah, kekurangan, dan tidak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, seharusnya kita terus berikhtiar, berusaha, berdoa, dan tetap sabar dalam menjalani hidup. Kita harus tetap bersyukur karena semua yang kita jalani pasti sudah digariskan Allah SWT. Semua yang terjadi pada kita pasti kehendak-Nya dan merupakan hal yang terbaik untuk kita.

Dalam menjalani hidup, hendaknya kita lebih banyak melihat ke bawah atau yang lebih dekat. Betapa keindahan itu sebenarnya, dapat kita lihat pada setetes embun di pucuk daun. Kedamaian hadir saat terdengar nyanyian jangkrik, suara katak di kubangan, atau cerecak cicak di dinding. Ketenangan akan hadir, saat kita pasrah dalam sujud, saat mampu mensyukuri apapun yang sudah kita miliki, saat kita tak memikirkan hal-hal yang membuat kita menjadi penghayal. Maka sebenarnya kita semua dapat merasakan keindahan, kedamaian dan ketenangan cukup di halaman atau dalam rumah saja.

Untuk apa kita mencari hal-hal tersebut, kalau yang dapat menciptakan dan merasakannya adalah kita sendiri. Semua tergantung pada hati kita masing-masing, Tak ada orang yang dapat mengatur suasana hati kita. Untuk apa kita membuat perencanaan-perencanaan, mulai dari waktu, biaya bahkan acara hanya untuk menemukan keindahan, kedamaian dan ketenangan. Sedangkan semua itu kadang justru menyita hati kita dan menyisakan problem baru yang sebenarnya kita buat sendiri.

Bila kita mampu menjalani hidup dengan bersahaja, kita akan lebih mudah untuk dapat mensyukuri semuanya. Kebahagiaan pun akan lebih sering kita rasakan. Kita tidak menjadi orang yang ambisius, banyak bermimpi, banyak berharap dan selalu mengeluh. Ingat ”Orang yang selalu mengeluh akan menjadi seorang pemeras lembut, dan ini jauh lebih berbahaya dari perampok yang kejam”

Sebaiknya kita juga bersikap “Andap asor” berikan tempat kepada orang-orang yang lebih baik. Dengan menempatkan diri kita di tempat yang lebih rendah, kita tidak akan direndahkan.

Selalulah melakukan sesuatu sesuai rencana, hindarkan menangguhkannya, atau menunggu ada kesempatan. “ Sesuatu yang ringan akan menjadi berat bila dilakukan dengan segan-segan.”

Memang adakalanya kita harus dapat menatap langit dan bintang-bintang agar dapat lebih mengagungkan kebesaran Sang Pencipta.

Bila hanya selalu melihat ke bawah, kita menjadi orang yang pesimis, malas berusaha, dan cenderung “nrimo.” Melihat ke bawah hanya untuk sesuatu yang berhubungan dengan bagaimana kita bersikap dan cara menjalani hidup ini. Adapun cara berpikir, menatap masa depan, dan berusaha meningkatkan kualitas hidup sebaiknya dilakukan dengan melihat ke atas.

Bila semua seimbang antara keduanya, hidup lebih bermakna dan bermartabat. Yang lebih penting lagi dalam menjalani hidup ini semua tetap konsisten sesuai dengan kemampuan kita.