TIDAK PERNAH PUNYA MANTAN????
Mantan? Kata yang tidak asing untuk didengar, yah... Bagi yang pernah merasakan pacaran, lalu putus, maka dia akan secara otomatis menyandang predikat mantan. Bagi sebagian orang mungkin kata mantan begitu terasa menyakitkan, karna banyak kenangan pahit yang tersimpan semasa pacaran.
Namun, bagi saya, kata mantan itu tak pernah ada. Bukan karena awetnya hubungan pacaran sehingga tak pernah merasakan putus lalu menyandang predikat mantan.. Tapi.. Karena saya memang tidak pernah merasakan yang namanya pacaran, dan tidak ingin juga untuk merasakan pacaran sebelum halal..
Entah kenapa, sedari awal remaja semasa SLTP (MTsN), saya punya prinsip tidak ingin pacaran jika belum sukses, jika belum menbahagiakan ortu saya. Tak jarang saya di ledek oleh teman, dg kata cupu, sok alim, digelari ustadzah (yah tentu saja itu bukan pujian ya, tapi berupa cemoohan) dsb. Namun itu smua tetap tidak menggoyahkan prinsip saya. Karna saat itu saya berpikiran, jika saya pacaran, maka prestasi saya akan turun dan menghabis-habiskan waktu secara sia-sia, belum lagi nanti kita akan jadi royal karna sering traktir pacar atau belikan kado untuk pacar, maklum lah saat itu saya SLTP jauh dari orang tua, dan uang jajan harus dihemat supaya cukup untuk sebulan, bukan karna ortu pelit ngasih uang jajan, tapi karna saya tidak mau merepotkan mereka hanya karna menghambur-hamburkan uang utk hal-hal yang tidak penting.
Bahkan saya pernah menolak laki-laki, dengan mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin membuang waktu sia-sia, saya ingin fokus belajar, tujuan saya bersekolah disini bukan untuk pacaran, dan tidak ingin merusak kepercayaan ortu kepada saya...Wkwk😁😁 terdengar mengada-ngada sih alasannya untuk anak ABG seusia saya waktu itu, tapi itu adalah jawaban yg benar-benar tulus dari hati. Wkwkwk🤭
Semasa SLTA (MAN) , saya juga masih teguh pendirian untuk tidak pacaran. Namun alasan saya untuk tidak pacaran agak sedikit berbeda dari yang dulu, mgkin karna saya sudah agak mulai berfikiran dewasa, dan saya juga sudah mulai ikut rohis, serta sering baca-baca buku islami, maka saat itu saya berpikiran utk tidak pacaran sebelum menikah, karna pacaran itu hanya aktifitas yang boleh dilakukan oleh orang yang telah menikah, sebab Allah berfirman supaya manusia menjauhi yang namanya zina, dan pacaran adalah salah satu jalan menuju zina, naudzubillah...
Lalu bagaimana dengan kehidupan percintaan saya semasa remaja? Mungkin orang lain akan berpikiran bahwa hidup saya ini membosankan. Namun tidak bagi saya, karna ini adalah pilihan hidup saya, saya merasa tentram menjalani nya... Hidup saya terasa tenang-tenang saja dan happy-happy saja...
Apakah saya pernah merasakan suka pada seseorang? Sebagai manusia normal, tentu saya pernah merasakan rasa suka terhadap lawan jenis... Cuman bagi saya, rasa itu jika tidak dipupuk, maka ia tidak akan berlanjut menjadi cinta, maka nya semasa remaja dahulu, saya berusaha menjaga jarak dengan lawan jenis. Agar rasa suka tersebut tidak terpupuk dan tidak tumbuh menjadi cinta.
Pernah semasa SLTA, saya menolak laki-laki yang saya sukai, hanya karena tidak ingin memupuk rasa suka, agar tidak berubah menjadi cinta, yah.. Cinta yang belum halal, pastinya.
Jangan tanya cara saya menolaknya, hmm..Saya paling tidak bisa melihat orang lain bersedih, selalu saja ada rasa tidak enakan-lah, kasihan-lah, apalah...😅 Apalagi ketika itu, sekolah akan menghadapi ujian kelulusan. Tentu semakin membuat saya tak enak hati menolak secara tegas, karna takut akan berpengaruh ke konsentrasi ujiannya. Dan pada saat itu, satu-satunya usaha yang saya lakukan adalah, menolaknya secara halus. ya..saya mengatakan kepadanya mengenai prinsip saya dan berusaha untuk tidak berkomunikasi secara intens dengannya. jikapun dia yang menghubungi duluan, maka saya jawab seadanya saja, sebagai basa basi. Atau mungkin saya akan cari-cari alasan supaya tidak mengangkat telponnya. Lalu setelah itu saya perbanyak berdoa kepada Allah SWT agar menguatkan hati saya untuk tidak goyah dan selalu istiqomah, supaya tidak terjerumus ke lembah pacaran.
Apakah saat itu saya merasakan sedih karena menolak dan menjauh dari orang yang saya suka? Ya..Mungkin bisa dikatakan, sesaat saya sempat "goyah" dengan perasaan ini, dan sesaat pula saya sempat merasakan kegalauan😅 bahkan menangis tersedu-sedu mengadu kepada Allah dalam sujud, disatu sisi saya ingin sekali rasanya memperturutkan kata hati, tapi disisi lain teringat bahwa pacaran itu dilarang oleh Allah. Selalu saya meminta kepada Allah untuk menguatkan hati saya.
Satu yang selalu saya ingat ketika hati ini goyah, yaitu sebuah prinsip yang ingin saya pegang sampai kata halal terucap; SAY NO TO RELATIONSHIP BEFORE MARRIED.
Dan alhamdulillah.. Ada saja cara Allah untuk menjauhkan saya darinya. Qadarullah, sebuah peristiwa terjadi, yang membuat dia tak lagi menghubungi saya. Dan Saya sangat bersyukur saat itu, Allah telah memberikan jalan untuk saya tetap istiqomah pada prinsip saya, yaitu tidak pacaran.
Ini adalah suatu godaan yang sangat berat bagi saya yang pada masa itu masih diusia remaja. Dimana kita tau masa remaja adalah masa pubertas dan lazimnya muda-mudi berpacaran. Namun Alhamdulillah, dengan meminta perlindungan Allah SWT, saya bisa melalui masa-masa remaja saya dengan tidak terjerumus ke lembah pacaran.
Mungkin bagi sebagian orang akan menganggap saya aneh dan bodoh, karena menolak laki-laki yang di sukai, kan sudah sama-sama suka toh? Kenapa harus di tolak? namun bagi saya, ini adalah tindakan terbaik untuk menjaga dirinya dan diri saya dari hal-hal yang dilarang Allah..
Bagi saya, cinta yang suci dan halal itu hanya cinta yang tumbuh ketika terucap kata SAHH setelah ijab qabul.
Lalu apakah saya menyesal telah melalui masa-masa remaja yang menurut sebagian orang membosankan, dan seharus nya dilalui dengan bahagia "seperti pacaran, hura-hura, dsb?"
InsyaAllah tidak menyesal sama sekali... Malah saya sangat bersyukur, dengan tidak ada nya title mantan yang melekat pada diri saya.
Semoga Allah selalu istiqomah kan hati ini... 🤲🤲Aaminn
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
tulisan yang apik, sukses selalu
Terimakasih bu... .Aaminn sukses juga buat ibu. .
Keren Bun. Tulisan Keren. Salam literasi, sukses selalu.
Terimakasih pak... Salamm literasi..
Aamiin Yaa Rabb, keteguhan prinsip yg luar biasa. Sukses selalu bunda
Aamiiinnn trmksh doanya buu...,
Masya Allah Bu, semoga ibu selalu Istiqomah. Dua jempol buat ibu.
Aamiiinnn ya Rabb... Terimakasii doanya buu...
Masya Allah. Semoga tetap terpelihara dalam jalinan sakinah mawaddah watohmah.Tulisan yang menginspirasi bunda. Sukses selalu
Aamiiinnn... Terimakasii doa nya buu... Semoga nanti suatu saat bisa terpelihara dalam jalinan yg sakinah mawaddah wa rahmah...
Saya, folow ta bunda.
Terima kasii ibuu... Saya folback ya..
Keren na. Semoga secepatnya dipertemukan dengan jodoh dunia akhirat oleh Allah SWT... Aamiin..
Aamiiinnn trimksih doanya mamakeeku.. semoga diijabah Allah Swt.. Aaminn amiinn ya rabbal 'alaminn..
Aamiin...Keren bunda ...salam sehat...sukses selalu
Keren Bun saya follow ya..
Trmksh bu... Sy folback jg ya
Serasa hanyut sendiri, sukses selalu bu
Jangan sampai hanyutt pak.. Hehe. bahaya.. . Salam sukses juga pak..