Idul Fitri dan Idul Futur
Masih dalam suasana Idul fitri, meskipun dalam suasana pandemi namun kegemberiaan menyambut Idul fitri tetep kita rasakan. Walaupun Idul fitri kali ini rasanya berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Sebagai umat Islam tentu Idul Fitri adalah momen kebahagiaan dan kegembiaraan karena kita sudah melaksanakan ibadah yang penuh dengan perjuangan puasa Ramadhan. Kita menyambut gembira Idul fitri ini karena sesuai dengan janji Allah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh abu Hurairah RA.
Artinya : Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena Iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa dosa yang telah berlalu ( HR bukhari Muslim dari Abu Hurairah RA).
Maka berakhirnya bulan Ramadhan dan datangnya Idul Fitri adalah kesedihan karena kita meninggalkan bulan ibadah, bulan berkah namun bisa juga dimaknai kegembiraan karena kita kembali kepada kefitirian kita.
Kita sudah sangat sering mendengar, membaca dan memperbincangkan apa yang sebenarnya yang perlu kita maknai dari Idul fitri, bahwa pertama Idul fitri dapat kita artikan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt atas kemenangan yang telah diperoleh setelah menjalankan puasa Ramadhan. Kedua Idul Fitri dapat digambarkan sebagai kembalinya seseorang kepada keadaan suci, atau keterbebasan dari segala dosa, kesalahan, kejelekan dan keburukan sehingga berada dalam kesucian atau fitrah.
Namun ada dua makna Fitri yang berbeda Fitri bisa juga diartikan dengan berbuka dari kata Afthara, Yuftiru maka Idul Fitri kita maknai sebagai kembali kepada kesucian dan kembali berbuka.
Maka dalam memaknai Idul Fitri sebagai kembali kepada kesucian maka kita harus menjaga kesucian itu supaya jiwa-jiwa yang suci dan tidak kembali tercemar oleh nafsu duniawi, dan lembaran bersih dan suci ini akan selalu kita jaga sampai Ramadhan tahun depan ,dan pada Ramadhan tahun depan kita tidak berat untuk menghapus lembaran putih kita yang sudah banyak kotoran dosa-dosa kita begitu seterusnya akhirnya akan semakin sedikit kotoran dan bahkan nyaris bersih pada lembaran putih kita. Bukan sebaliknya kita tetep bersemangat untuk tetap menorehkan lembaran putih kita dengan nafsu duniawi karena pada waktu Ramadhan kita akan putihkan kembali pada waktu Idul Fitri.
Memaknai Idul Fitri sebagai kembali berbuka berarti kita diperbolehkan kembali berbuka setelah sebulan berpuasa. Tetapi kita harus mengendalikan nafsu makan kita dalam arti sempit. Dalam makna yang lebih luas kita harus mengendalikan nafsu komsumtif kita jiwa hubbuddunya kita harus terkendali. Jangan Idul fitri kita jadikan balas dendam nafsu nafsu kita karena kita sudah terkendali danddan terkekang selama Ramadhan. Apalagi dengan memaknai Idul Fitri dengan Idul Futur yang berarti kembali makan pagi kembali kita liarkan nafsu makan, nafsu komsumtif terhadap materi tanpa kendali.
Maka alangkah indahnya jika kita mampu mengkondisikan bulan bulan diluar Ramadhan sebagai bulan Ramadhan, bahwa tiada hari tanpa taqarrub Ilallah, tiada hari tanpa tadarrus Qur'an,tiada waktu tanpa dzikir, niscaya pada saat datangnya bulan Ramadhan yang sesungguhnya kita akan laksanakan dengan penuh kegembiraan dan pada saatnya Idul Fitri kemenangan dan kesucian akan menjadi milik kita...Amib..Wallahu A'lam bisshowab
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yg keren Bu, sukses selalu
Ulasan yg keren Bu, sukses selalu
Ulasan yg keren Bu, sukses selalu
Terimakasih sudah follow pak,. Salam literasi juga
Terimakasih sudah follow pak,. Salam literasi juga
Terima kasih Ibu atas ulasannya yang bermanfaat. Salam literasi. Izin follow