MANAJEMEN BERBASIS MARDHATILLAH (Sebuah catatan wali santri Pondok Pesantren)
Pondok pesantren dan madrasah sangat berperan dalam pendidijan di Indonesia, bahkan merupakan pondok pesantren/madrasah merupakan cikal bakal dan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Jauh sebelum Negara ini merdeka pondok pesantren sudah berdiri kokoh dan ikut berjuang melawan penjajah. Pondok pesantren bisa berperan multi fungsi tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah dan jugalembaga sosial, dengan peran seperti ini menjadikan keberadaan pondok pesantren menjadi sangat melekat dalam kehidupan masyarakat.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang sanggup mencetak kader-kader pemimpin dengan berbasis pada pembelajaran ilmu-ilmu agama. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah adalah tempat menyebarkan nilai-nilai syariat Islam kepada seluruh lapisan masyarakat melalui kegiatan taklim. Pondok pesantren mampu juga berperan sebagai lembaga sosial yang memberikan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan berperan sebagai penyalur Zakat infaq dan Sodaqoh menyalurkan dan menasarufkan kepada yang berhak menerima.
Sungguh peran yg sangat mulia kontribusi pondok pesantren yang sudah diberikan kepada negeri ini, sebut saja KH. Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan,KH Agus Salim dan masih banyak lagi adalah tokoh-tokoh penting dalam perjuangan bangsa kita ini yang mempunyai basic pondok pesantren, mereka berjuang lewat pondok pesantren lewat pendidikan dan pengajaran.Pondok pesantren turut mengawal perjuagnan bangsa ini. Maka tidak heran kalau pondok pesantren susah sangat melekat dengan masyarakat Indonesia. Keberaan Ponpes saat ini pun mengalami perkembangan yang luar biasa baik dari peminatnya maupun dari pengaturan manajemennya.
Manajemen pondok pesantren mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman dan sudah beradaptasi dengan perkembangan era digital saat ini,namun ada satu ciri yang fondamental yang mendasari pendidikan dan pengajaran serta pengelolaan pondok pesantren adalah dengan dasar perjuangan, dan pengabdian Liilla Kalimatillah semata hanya ingin mardhatillah, inilah yang membuat para kyai, ustdaz/h pengelola pondok pesantren tak kenal lelah membina santri-santrinya 24 jam bersama santri. Seluruh kehidupan santri 24 jam menjadi tanggung jawab beliau. Konsep mardhatillah inilah yang menjadi rahasia pondok pesantren tetap eksis sepanjang zaman yang tak kalah dengan lembaga pendidikan modern, lembaga pendidikan umum milik pemerintah. Pondok pesantren menjadi lembaga yang mandiri, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah tetap eksis dan mendapat tempat dihati masyarakat.
Manajemen pondok pesantren yang jauh dari dasar mencari keuntungan apalagi untuk tujuan-tujuan materi, hal ini terbukti pondok pesantren mampu menyajikan pendidikan murah dan berkualitas, biaya pendidikan di pondok pesantren jauh lebih murah dari pada pendidikan di sekolah umum/neger milik pemerintah. Banyak pondok pesantren yang hanya memungut kurang dari Rp 700.000 perbulan biaya pendidikan dan biaya makan dan minum 3 kali sehari dan tentunya juga tempat tinggal/ asrama. Sungguh ini suatu perhitungan yang sangat murah/minim untuk ukuran biaya hidup saat ini . Dan tentunya akan sangat kontras dengan biaya pendidikan disekolah umum. Untuk menyekolahkan putra-putri di sekolah umum(tentunya tanpa biaya makan dan asrama) negeri milik pemerintah di Kota SMP/SMA/SMK orang tua harus merogoh koceknya minimal Rp 3000.000 per tahun bahkan ada yang lebih dengan model pembayaran tidak dibayar perbulan. Apa yang didapatkan dari pondok pesantren dengan biaya pendidikan sebesar itu?. tentunya para pengelola pondok tidak mengharap keuntungan materi tetapi hanya dasar perjuanagan dan pengabdian untuk mengharap mardhatillah.
Seharusnya konsep ini yang patut ditiru dan diteladani oleh pemerintah, dan disampaikan kepada para penegelola pendidikan. Sekolah - sekolah negeri dengan mendapat dana pemerintah secara penuh dengan alokasi dana yang luar biasa besarnya nyatanya masih seperti itu hasilnya. Seharusnya pemerintah banyak mengkaji pola manajemn pondok pesantren dengan memungut biaya yang yang tidak besar karena memang bertujuan untuk semata-mata membantu umat memperoleh pendidikan secara utuh pendidikan keagamaan, pendidikan umum, pendidikan kecakapan hidup, dan kemandirian untuk generasi anak-anak bangsa . Sebut saja pondok pesantren Gontor yang mempunyai 19 cabang diseluruh Indonesia dengan santri tidak kurang dari 25 ribu orang, ponpes Langitan Widang Tuban, pondok pesantren Lirboyo kediri, pondok pesantren Mambausholihin Suci Gresik, pondok pesantren Al Munawwir Sarang Rembang, pondok pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, ponpes Darul Ulum Jombang, ponpes Tebuireng Jombang, ponpes tersebut sudah berdiri puluhan tahun dan memiliki ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia dan ada juga santri dari luar negeri (pondok Gontor), dan masih ada ribuan pondok pesantren lain yang tersebar di seluruh Indonesia, tentunya ponpes-ponpes tersebut telah berkonstribusi untuk pendidikan Indonesia, untuk pembangunan akhlak bangsa.
Yang patut kita teladani adalah semangat kerja dari para pengelola pondok yang tidak kenal lelah, tidak kenal pensiun tetap mengabdi untuk mencari Ridho Allah sepanjang hayat masih dikandung badan. Dan seharusnya pemerintah menaruh perhatian besar terhadap perkembangan pondok pesantren dengan memberikan bantuan anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana pondok pesantren dan bantuan-bantuan lainnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Manajemen pesantren ini sangat baik diadaptasikan di pendidikan umum.
Pondok merupakan cikal bakal pendidikan karakter bangsa. Sukses bu, salam kenal
Keren sekali ulasannya, Bunda Latifatul Auniyah.Salam Literasi.
Inspiratif bu. Salam sukses dan sehat selalu
Ulasan yang mantab.
Setuju....ustdz
Salam literasi juga bunda Sri
Terimakasih suportnya