PERUBAHAN PERILAKU ANAK PADA MASA PANDEMI COVID 19 (CATATAN SELAMA PELAKSANAAN PJJ BDR)
Sampai dengan saat ini Pandemi covid 19 sudah berlangsung hampir satu tahun masih belum juga berakhir. Pandemi covid 19 yang dialami oleh seluruh negara didunia ,sungguh sebuah peristiwa yang betul- betul mempengaruhi semua segi kehidupan, tak kecuali dunia pendidikan.
Dunia pendidikan sangat berpengaruh karena pemerintah menutup aktifitas belajar mengajar diskolah dan memberlakukan sistem pembelajaranjarak jauh (PJJ) dan dengan belajar dirumah (BDR). Tidak ada lagi aktifitas anak berangkat sekolah . yang ada hanyalah anak-anak yang kadang berseragam dirumah, Guru tidak hadir secara fisik tetapi dari aplikasi tatap muka online. Situasi yang belum jelas akan sampai kapan berlangsung ini tentu membawa ekses negatif pada dunia pendidikan . Pendidik, orang tua dan siswa dihadapkan pada tantangan baru, salah satunya perubahan perilaku anak.
1. Rasa Bosan
Anak yang lama belajar secara daring mulai banyak yang stress karena merasa bosan dan jenuh . Tiap hari hanya menatap layar dan dibebani tugas yang menumpuk. Kondisi ini semakin parah mana kala orang tua kurang bisa mendampingi, mengontrol putra putrinya belajar daring, dan pihak sekolah kurang berkomunikasi dengan orang tua terkait pendampingan siswa selama BDR. Awal-awal pelaksanaan daring masih enak tapi lama kelamaan mulai jenuh. Karena pada kenyataannya belajar dengan orang tua anak cenderung malas-malasan dan kurang bersemangat ini terjadi pada anak- anak usia TK, SD. Demikian juga terjadi anak-anak pada usia SMP/SMA juga mengalami hal yang sama pada tingkatan usia ini mungkin ketergantungan dengan orang tua sudah mulai berkurang pendampingan orang tua sudah hampir tidak ada, karna anak sudah danggap bisa memecahkan masalah belajarnya sendiri.Tapi kenyataannya anak tetap anak yang masih perlu suport, kontrol dan pendampingan baik dari guru maupun orang tua. Banyak keluhan dari para guru pada pelaksanaan pembelajaran daring yang tidak mendapatkan respon dari siswa bahkan para guru menyampaikan bahwa BDR daringnya setiap hari diikuti oleh kurang dari 50% siswanya, tentunya hal ini menjadi tantangan bagi para guru dan sekolah yang harus segera dicarikan solusinya. Salah satunya alasan dari tidak responya siswa adalah karena rasa bosan dan jenuh.
Para guru dan pihak sekolah hendaknya mencari solusi dari permasalahan ini salah satunya adalah dengan meyajikan pembelajaran yang bervariasi, baik media maupun platform pembelajaran yang menarik, yang menyaajikan hal-hal yang baru, dan dengan menggunakan materi yang disesuaikan dengan realiatas kehidupan sehari- hari. Maka pihak sekolah/guru perlu juga berkomunikasi dengan orangtua dan keluarga supaya tetap mendampingi dan memotivasi putra-putrinya tetap aktif dan semangat mengikuti BDR daring/luring.
2. Kurang Disiplin.
Akibat dari berkurangnya pembelajaran tatap muka mengakibatkan pelaksanaan disiplin menjadi berkurang. Kontrol terhadap perilaku siswa pasti berkurang. Kenyataannya banyak dari siswa kita menjadi kurang disiplin hal ini terjadi karena pola rutinitas kegiatan sehari-hari berubah. Pada waktu kondisi sebelum pandemi covid 19 mereka sudah terbiasa hidup teratur bangun pagi melaksanakan sholat subuh persiapan berangkat sekolah dan sebagainya, pada saat ini pola hidup mereka berubah total. Kebiasaan bangun pagi dan melaksanakan kegiatan dan mengerjakan tugas tepat waktu berubah menjadi kegiatannya dilakukan dengan santai, dan cenderung tugas-tugas tidak dilaksanakan tepat waktu.
3. Kurang Rapi
Akibat tidak ada aktifitas sekolah anak-anak cenderung kurang merawat diri. Biasanya yang setiap hari harus mandi pagi dan menjaga kebersihan sekarang tidak, rambut dibiarkan panjang bagi anak laki-laki, kebiasaan-kebiasaan dahulu berpenampilan rapi, dan bersih ketika sekolah sekarang tidak ada. Tidak ada lagi guru yang mengingatkan untuk memebrsihkan kuku,meotong rambut berpakaian rapi hal ini sekarang melekat pada perilaku siswa selama masa pandemi. Bahkan beberapa anak yang lepas dari perhatian orangtua berambut merah tampil seperti anak punk hal ini biasanya tidak terjadi karena selalu ada gru yang mengingatkan dan membimbing mereka.
4. Hidup tidak teratur.
Pada tingkatan SD sd SMA banyak kita jumpai anak-anak tidak mengikuti pembelajaran daring karena masih terlelap tidur, hal ini karena melakukan kegiatan-kegiatan bermain dan begadang sampai larut malam. Perubahan ini karena ketika mereka melaksanakan sekolah tatap muka dilakukan disiang hari, pada saat ini mereka bebas tidak melakukan aktifitas disiang hari, sehingga cenderung sebebas-bebasnya melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat dan merugikan diri sendiri. Hal ini kalau orang tua tidak melakukan kontrol terhadap putra-putrinya pasti akan terjerumus pada hal-hal negatif yang merugikan siswa.
5. Tidak Peduli
Karena pembelajaran daring ini selalu menuntut siswa untuk standby dengan gadget atau HP, ini menjadikan anak kurang peduli dengan lingkungan sekitar, ketika orang tua atau teman mengajak komunikasi cenderung tidak merespon. Hal ini kalau dibiarkan lama kelamaan anak-anak kita akan menjadi anak yang cuek adan tanpa peduli dengan apa yang terjadi dilingkungannya, baik yang berhubungan dengan kepentingan dirinya maupun tidak. Sebagai orang tua dan pendidik kita perlu mewaspadai gejala ini.
6. Malas melakukan aktifitas fisik
Pada masa pandemi ini kita tidak jumpai tawa dan canda anak-anak sambil bersepeda ataupun jalan kaki pagi-pagi berangkat sekolah dengan semangat. Anak-anak kita mungkin saja masih terlelap dengan tidurnya ketika jam-jam yang biasanya mereka berangkat sekolah. Kebiasaan seperti ini yang terus menerus nyaris hampir satu tahun berjalan ini tentu mengakibatkan anak-anak kita menjadi malas, karena tidak ada keharusan mereka bangun pagi seperti biasannya. Kebanyakan dari mereka hanya aktifitas duduk didepan hp/ gadjet mereka, hal ini berakibat mereka kurang melakukan gerak motoriknya,banyak dari mereka cenderung lebih gemuk dari pada biasannya karena kurang gerak termasuk berolahraga. Peran orang tua dan guru sangatlah penting bagi anak-anak agar memotivasi mereka terus bergerak motoriknya melalui olahraga dan kegiatan lainnya, meskipun masa pandemi covid 19 ini masih berlangsnug.
7. Mencari tempat dan kawan yang kurang baik
Pembelajaran daring BDR sering dimanfaatkan anak-anak kita untuk mencari tempat yang mereka dengan bebas mengakses internet di tempat ini mereka merasa nyaman, maka tak jarang warkop dan cafe dikunjungi anak-anak sekolah, maka ini harus menjadi kewaspadaan orang tua kadang mereka sampai tidak kenal waktu bahkan sampai larut malam dan bahkan pagi hari, dan mereka melaikan tugas belajar daringnya dipagi hari..
7. Mengeksplorasi skill
Masa pandemi ini banyak juga dari anak-anak kita yang mampu mengambil sisi positif dari waktu mereka belajar daring. Sebagian dari mereka ada yang memanfaatkan waktunya dengan bekerja mencari tambahan rizki membantu orang tua sesuai profesinya masing-masing, ada yang menjalankan mesin traktor disawah, ada yang berjualan sembako ada yang kerja dibengkel, bahkan dari mereka ada yang mengexplore skill IT nya dengan banyak belajar aplikasi dan pemograman berbasis internet , hal ini tentu sisi positif dari mereka dan bisa mengenalkan mereka pada relitas kehidupan, selain untuk melatih mereka secara fisik dan mental dan tentunya akan berdampak positif bagi perkembanagn mereka.
8. Lebih dekat dengan keluarga
Belajar Dari rumah dan daring yang sudah sekian lama dilalui menjadikan anak-anak lebih dekat dengan keluarga dan orang tua, hal ini kerena sebagian aktifitas mereka dilakukan dirumah, bagi orangtua yang memperhatikan perkembanganputra-putrinya ini adalah kesempatan untuk mengikuti dan memantau secara langsung kegiatan pembelajaran putra-putrinya. Anak-anak akan lebih sering berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga( saudara dan orangtua). Kesempatan ini hendakny digunakan orang tua untuk selalu mencurahkan kasih sayang kepada putra-putrinya mengikuti perkembangan fisik dan kejiwaannya dan lebih sabar menghadapi putra-putrinya karena periode perkembangan anak yang sangat sensitif yaitu usia 15 tahun, disebut periode emas pada masa ini seluruh aspekperkembangan kecerdasan intelektual,emosi, dan spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa, sehingga akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
Mudah-mudahan pandemi covid 19 ini tidak hanya sebagai ujian tetapi membawa hikmah dan dengan tetap mengobarkan semangat kepada anak-anak, orang tua dan guru-guru kita untuk kehidupan kita selanjutnya...., Amin....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin , semangat . Salam literasi
Aamiin,semoga anak- anak kita tetap semangat dan jauh dari prilaku tidak baik.
Terimakasih bunda...suportnya