Mbok Ndewor (3)
Malam harinya sekitar pukul 21.00 Rugimin pulang dengan raut wajah ketakutan.
“Heh habis ngilang kemana kamu,” sambutan sinis dari Mak Zainab membuat laki-laki bertubuh cungkring itu semakin kecut. Rupanya kejadian siang tadi sudah menyebar kemana-mana.
“Ah. Sudahlah. Aku mau tidur, pusing.” Kata Rugimin. Ia mencoba menampilkan mimik muka marah, namun ia gagal melakukannya.
“Tidur di luar jangan di dalam, aku tak sudi menampung orang yang tak berani bertanggung jawab.” Bentak Mak Zainab.
Rugimin tak mempedulikan ucapan mertuanya, ia segera masuk ke kamar dan membaringkan tubuhnya. Menghadapi hal tersebut, Tinah merasa serba salah. Ia tak tau harus berbuat apa, bagaimanapun juga Rugimin adalah suaminya, dan saat ini kondisi jiwa suaminya pasti sangat terpuruk.
“Kamu hendak membuat keluarga ini semakin miskin ya?, hah.” Kata Mak Zainab sambil pergi meninggalkan ruang tamu yang tadinya ia gunakan untuk menyambut menantunya.
Wanita yang sudah nyaris tak ada rambut hitamnyapun pergi tidur, ia merasa omongannya tak didengar oleh menantunya. Jadi mau ngomel kayak apapun, Rugimin tetap saja tidur di dalam rumah
Diam-diam Tinah menghampiri suaminya di kamar. Ia mencoba menghiburnya dan mengajak bicara
“Mas, apa tidak sebaiknya sampeyan menghadap Pak Kmpung dulu. Tadi sampeyan di cari lho sama Pak Kampung. Katanya mau dilaporkan Polisi.” Kata Tinah dengan suara lembut dan penuh hati-hati
Belum sempat Rugimin menjawabnya, suara pintu diketuk dengan sangat keras.
“Min, Min. Buka pintu.” Tak ayal lagi itu adalah suara Pak Kampung. Rumah ini sudah dikepung Polisi, tanggung jawab, atau tidur di sel jeruji. Teriak Pak Kampung.
“Jeruji, sahut Rugimin dengan marah. Kampung Gemblung, Nddak punya sopan santun malam malam meneriakin rumah orang,”tambahnya
“Buka pintu Min,” kata Pak Kampung dengan suaranya semakin keras.
Rugimin bergegas bangun, Mak Zainab dan Tinah hanya melongo. Tak ada yang menyadari bahwa rumah mereka sudah di intai setelah Pak Kampung tak mendapati keberadaan Rugimin di rumah.
Rugimin membuka pintu dan menjulurkan kedua lengannya dengan tanggan menggenggam artinya ia sudah siap digelandang Polisi.
Laki-laki yang tak sempat berpamitan kepada istri dan mertuanya kini jalan melenggang ia di masukkan kedalam mobil polisi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sosok Mbok Ndewornya memang sengaja belum diperlihatkan
Terus gimana Bu?? Kepo
Masalahnya apa ya ? Penasaran
Critanya bikin penasaran ..hehe