Latifatul Qolbiyyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
1.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI-KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1
Salam dan bahagia

1.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI-KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

 

DASAR-DASAR PENDIDIKAN MENURUT KI HAJAR DEWANTARA

 1.  Menuntun

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Dalam menuntun, pendidik harus menerapkan tiga prinsip yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Yang artinya di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberikan dorongan. Pendidikan dimaksudkan agar anak mendapatkan tuntunan yang dari guru agar anak-anak dapat memperbaiki lakunya untuk menghidupkan dan menumbuhkan kekuatan kodrat yang ada pada dirinya.

 

 2.  Kodrat anak untuk merdeka dan bermain

     a. Kodrat anak untuk merasakan kemerdekaan

Setiap manusia berhak untuk mendapatkan kemerdekaan baik lahir maupun batin. Begitu juga dengan anak-anak, mereka berhak untuk mendapatkan kemerdekaan agar mereka kelak bisa hidup mandiri dan bersandar atas kekuatan sendiri serta tidak tergantung kepada orang lain. Untuk meraih itu semua maka pengajaran dan pendidikan harus bisa memerdekakan manusia.

 

      b. Kodrat anak untuk bermain

Bermain adalah salah satu kodrat anak. Permainan dapat dijadikan sebagai bagian dari pembelajaran yang ada di sekolah. Melalui permainan, anak-anak dapat mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan pekerti yang ada pada diri mereka. Permainan juga dapat meningkatkan kecerdasan mereka. Berbagai permainan yang dapat meningkatkan kecerdasan antara lain : congklak, gobak sodor, bola bekel, tapak gunung, bentengan, dan berbagai macam permainan tradisional lainnya.

 

 3.  Pendidikan yang berpihak pada anak

Pendidikan yang berpihak pada anak dapat diartikan bahwa anak memiliki kebebasan yang terikat. Artinya anak diberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak mereka namun tetap mendapatkan bimbingan dari seorang guru. Guru harus memiliki kesucian dan kemurnian hati untuk bisa berhamba kepada anak. Mendidik anak dengan penuh kasih sayang dari hati ke hati dan tidak untuk meminta hak.

 

 4.  Anak bukanlah kertas kosong

Teori tabularasa menganggap bahwa anak adalah kertas kosong yang bisa dengan mudah diisi sesuai dengan kehendak orang tua maupun orang dewasa yang ada di sekitarnya. Di dalam memberikan pendidikan, seorang guru harus memiliki prinsip bahwa anak bukanlah Tabula rasa. Peran guru adalah menebalkan laku anak sesuai dengan kekuatan kodrat yang ada, baik kodrat alam maupun kodrat zaman.

 

 5.  Pendidikan budi pekerti

Menurut Ki Hajar Dewantara budi pekerti adalah bersatunya antara gerak, pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga atau semangat. Pendidikan berperan sebagai upaya dalam memperbaiki budi pekerti anak. Pendidikan harus dilaksanakan secara holistik dan seimbang antara olah cipta, olah rasa,olah karsa, dan olahraga. Hal ini dimaksudkan agar melalui pendidikan bisa meraih kesempurnaan budi pekerti yang pada akhirnya akan menciptakan manusia-manusia yang penuh dengan kebijaksanaan.

 

 6.  Pendidik diibaratkan seperti petani

Tugas pendidik sama seperti tugas seorang petani. Di mana seorang petani harus mampu menuntun tumbuhnya tanaman mereka. Petani harus bisa memperbaiki kondisi tanah, memberi pupuk dan menyiram, membasmi ulat dan jamur yang mengganggu tanaman mereka. Pendidik juga harus bisa menuntun tumbuh kembang anak, memperbaiki lakunya, dan menyelesaikan segala permasalahan-permasalahan yang timbul ketika melaksanakan tugas mendidik.

 

KESIMPULAN :

 1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

a. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered).

b. Lebih menekankan kepada penguasaan kognitif saja (cenderung hafalan)

c. Kegiatan pembelajaran bersifat monoton (ceramah)

d. Memberikan tugas yang cukup banyak kepada siswa

e. Tidak pernah meminta umpan balik dari siswa tentang pembelajaran kita

 

 2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

a. Selama ini saya beranggapan bahwa siswa adalah sebuah objek pembelajaran dan bukanlah subjek pembelajaran. Seharusnya pembelajaran berpusat kepada siswa, peran guru adalah sebagai fasilitator (student centered) .

b. Mengembangkan aspek afektif dan psikomotor

c. Metode ceramah dijadikan sebagai selingan saja

d. Memberikan tugas dengan sewajarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing anak

e. Selalu melakukan refleksi dan meminta umpan balik dari siswa

 

 3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

a. Menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered)

b. Mengembangkan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan

c. Memberikan tugas sesuai dengan bakat, minat, serta karakteristik belajar siswa, baik visual, auditorial, maupun kinestetik

d. Penanaman budi pekerti melalui gerakan penumbuhan karakter profil pelajar Pancasila

e. Memberikan keteladanan kepada siswa serta melakukan refleksi secara berkesinambungan dalam rangka untuk perbaikan pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap keren

06 Nov
Balas

Terima kasih bunda.. Masih belajar... Semangaatt...

06 Nov
Balas



search

New Post