Melihat Mading sekolah yang kosong melompong, rasanya ada sedih yang menganggu. Sudah satu tahun Mading ini kosong, tak ada berita atau artikel bahkan juga sekedar pengumuman di tempel disana.

Dulu ketika masih sibuk menjadi pembina Mading betapa banyak kegiatan anak-anak ekskul Mading. Keseharian mencari berita, membuat artikel sains, mengumpulkan berbagai puisi, cerpen dan juga mengisi pojok humor. Membuat buletin per 3 bulan dan banyak lagi kegiatan lainya.

Sekarang Mading seperti mati suri. Ini harus di bangkitkan kembali. Mading sekolah harus tetap ada hanya saja bentuk dan sajiannya yang berbeda. Karena siswa semua ada di rumah maka sebaiknya Mading sekolah dibuat online. Dalam bentuk koran dan digital serta meninggalkan kolom komentar. Seluruh kelas di berikan akses untuk bisa membaca dan juga membuat komentar, saran dan masukan yang membangun bagi Mading Online tersebut.

Siswa kita yang sangat kreatif dapat berkreasi dengan indahnya di dunia digital dirasa mampu untuk mengembangkan program Mading Online secara digital ini.

Aplikasi yang dipakai bisa berupa Canva, Photoshop, dan lain sebagainya. Bisa juga di buat jadi video atau juga Mading elektronik berupa buku elektronik menggunakan pdf. Di Mading sekolah kita bisa pasang QR code yang bisa mengakses laman onlinenya.Intinya kita mengusahakan agar literasi siswa tetap ada, kreativitas dan inovasi harus berjalan bersinergi dengan kegiatan ekskul lainnya.

Semoga para siswa dapat memahami dan juga mencoba untuk membuat Mading Online/Mading Elektronik ini.