Edisi Muhasabah 17 Allah Sedang Menegur Hamba-Nya
Allah sedang menegur hamba-Nya dengan teguran keras secara langsung melalui satu virus yang membinasakan bernama corona ( covid-19 ). Teguran ini sudah pernah dialami oleh umat terdahulu.
Hanya peristiwanya yang berbeda. Virusnya juga tidak sama, namun musibahnya sama. Sama-sama menakutkan dan membibasakan.
Di zaman Nabi Nuh terjadi banjir bah yang menyapu gunung yang tinggi, sehingga orang durhaka kepada Allah dan Nabi Nuh mereka mencoba lari ke bukit untuk menyelamatkan diri termasuk istrin dan anaknya.
Ternyata gunung pun dilanda bah sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan dirinya. Sedangkan orang yang beriman selamat ikut berlayar bersama bahtera yang disiapkan oleh Nabi Nuh 'alaihissalam dan para pengikutnya.
Semua mereka binasa tidak kembali ke dunia lagi. Allah berfirman" Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah kami binasakan. Orang-orang ( yang telah kami binasakan) itu tidak ada lagi yang kembali kepada mereka".( QS. Yasin 31).
Walaupun musibah itu kejadiannya berulang disetiap Nabi dan Rasul tapi manusia tetap mengulangi kedudurhakaan terhadap Allah dan Nabinya.
Bahkan lebih sadis lagi padahal Nabinya sudah wafat 15 Abad yang lalu yaitu Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi wasallam. Namanya mengolok-olok dan penghinaan tidak pernah ada henti-hentinya.
Allah mengingatkan di dalam firman-Nya surah "Sajadah" yang artinya" Tidakkah menjadikan petunjuk bagi mereka, betapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah kami binasakan, sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat- tempat kediaman mereka . Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda ( kekuasaan Allah). Apakah mereka tidak mendengarkan (memperhatikan)".(QS. Assajadah 26).
Jika ada umat Nabi Muhamnad Shallahu 'alaihi wasallam tidak suka bahkan tidak mengakui kerasulannya. Akhirnya dimasukkan Allah ke dalam Neraka Jahim, itu bukan menjadi tanggung jawabnya.
Bukankah semua Kalam Allah sudah dusampaikan? Tidak satu ayat pun yang disembinyikan dari Al Fatihah sampsi An Nas, karena telah menjadi tugasnya dan sekalugus sebagai sipat Rasul yaitu "Tablihg" (menyampaikan). Mustahil Rasul memiliki sipat "kitman" (menyembunyikan).
Rasul tugasnya hanya menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Allah berfirman " Sungguh, Kami telah mengutusmu ( Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan prmberi peringatan. Dan engkau tidak akan dimintai (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka".(QS. Al Baqarah 119).
Wallahu 'alam bisshawab wailalkahi turjaul umur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang sangat mengingatkan. Teruntai doa untuk Abah semoga Rahmat Allah terlimpah untuk kesehatan Abah dan barakallahu fiik
Sekedar untuk mengingatkan diri. Sehat selalu Ibu Siti