Edisi muhasabah (20) Kasihan Ahli Musibah
Edisi muhasabah (20) Kasihan Ahli Musibah
Rasulullah bersabda:" Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Orang mati syahid ada lima macam, yaitu orang yang kena tha'un (wabah), orang yang mati karena sakit perut, korban tenggelam, korban yang tertimpa reruntuhan, dan orang yang syahid di jalan Allah" (HR. Bukhari dan Muslim).
Setiap ada yang berpulang ke rahmatullah ada yang berteriak "awas corona" padahal meninggal karena sakit jantung, kecelakaan dan lain-lain. Nyaris masyarakat ketakutan, mereka menganggap setiap yang berpulang karena covid-19.
Tidak ada yang mau berta'ziah apalagi tahlilan, ditambah adanya peraturan pembatasan jumlah masyarakat yang berkumpul. Suasana duka jadi mencekam.
Padahal jamaah itu memberikan kekuatan kepada setiap individu. Merasakan musibah bersama itu meringankan.
Bagi jiran tetangga kaum kerabat bisa melakukan ta'ziah bergantian, supaya tidak terjadi pengumpulan warga dengan jumlah banyak.
Ada juga cara lain yang bisa dilakukan oleh keluarga dan jiran tetangga. Yaitu dengan cara mensalatkan jenazah tidak secara langsung atau ghaib.
Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ketika Raja Najasyi. Raja Ethofia berpulang ke rahmatullah. Rasul tidak bisa secara langsung berta'ziah. Beliau mensalatkannya dari Madinah.
Begitu pula sewaktu berpulangnya ke rahmatullah petugas kebersihan Masjid Nabawi. Ketika pulang kampung tidak kembali lagi ke Madinah.
Berselang beberapa waktu Rasul teringat dengan petugas kebersihan tersebut. Beliau menanyakan kemana si Fulan?. Sahabat menjawab " pulang kampung ya Rasulallah" ia tidak kembali lagi ke Madinah disebabkan telah berpulang ke haribaan Ilahi Rabbi.
Beliau bergegas mengunjungi kampungnya dan menanyakan kepada keluarganya. Ternyata benar sudah meninggal. Lantas Rasul menziarahi kuburnya dan mengangkat tangannya mensalatkan almarhum.
Begitu pula ketika kita mengunjungi Madinah untuk berziarah ke Raudhah, makam Nabi, dan sahabatnya. Setiap waktu salat tiba kita diajak untuk salat ghaib kepada jamaah yang berpulang, sedangkan jenazahnya telah di kuburkan di Baqi'.
Kepada keluarga atau ahli musibah janganlah bersedih, jika benar penyebab berpulangnya karena wabah corona maka keluarga kita tersebut adalah mati syahid. Yang disebut syahid akhirat.
Meskipun tidak disalatkan orang banyak dan sedikit yang mengantarkan ke kubur, jika mati syahid, Allah telah menyiapkan surga untuknya.
Wallahu 'alam bisshawab wailallahi turjaul umur.
Baity jannaty, 18 April 2020/24 Sya'ban 1441
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang mengingatkan dan membuat hati jadi lebih tenang,khususnya para ahli musibah yang ditinggalkan. Teruntai doa untuk Abah semoga Rahmat Allah terlimpah untuk kesehatan Abah dan barakallahu fiik
Selama covid-19, itulah pemandangan yang kita saksikan ketika. Semoga meningkat kesabarannya. Sehat selalu Ibu Siti barakallah
mantap
Alhamdulillah, barakallah Ibu