Di penghujung tahun 2019 yang baru lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan merajut ukhuwah bersama pengurus dan keluarga. Beranjang sana ke Pantai Pondok Indah Permai, untuk melepaskan penat rutinitas keseharian dalam balutan silaturrahmi.

Pantai Pondok Permai terletak di jajaran Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang lebih dulu terkenal sebagai daerah wisata. Jarak tempuh dari Kota Medan sekitar satu jam.

Tempat pertemuan sudah dipesan jauh- jauh hari. Alhamdulillah mendapat tempat yang strategis, posisinya di atas pantai seperti layaknya restoran terapung.

Untuk menghindari padatnya pengunjung, sengaja dipilih waktu pada saat hari kerja, Senin 30 Desember 2019.

Sesuai kesepakatan, titik kumpul keberangkatan di Kantor MUI Kota Medan. Namun sebagian ada juga yang berangkat dari rumah masing-masing.

Keharmonisan berpakaian terlihat dari keluarga besar MUI Kota Medan ini. Bagi kaum ibu dan anak-anak perempuan mengenakan busana muslimah yang syar'i. Sementara bagi pengurus (kaum bapak) memakai kaus lengan panjang sesuai dengan warna sesuai komisinya masing-masing yang berlogo MUI tahun tinggi.

Sesampainya di tempat tujuan langsung menempati posisi meja yang telah disiapkan, sesuai dengan komisi dan lembaga masing-masing.

Kata sambutan dan nasehat disampaikan oleh Bapak Prof. DR. H. Mohd Hatta sebagai ketua umum dewan pimpinan MUI Kota Medan.

Beliau menyampaikan rasa syukur dan kegembiraan kepada semua pengurus yang sudah meluangkan waktunya untuk kebersamaan, walaupun banyak kesibukan pribadi masing-masing. "Kebersamaan itu Indah," begitu kata beliau.

Selesai kata sambutan ditutup dengan doa yang dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Asyiknya bertukar menu yang dibawa masing-masing bagaikan kenduri punggahan menjelang bulan puasa. Betul- betul asyik dan membahagiakan.

Waktu Zuhur pun tiba. Setelah selesai ruku' dan sujud kepada-Nya, masing-masing pengurus diberi kebebasan membuat kegiatan bersama keluarga yang ikut serta.

Penulis bersama keluarga mengikuti keinginan cucu yang dari rumah sudah terobsesi untuk bermain pasir di tepi pantai. Kami biarkan mereka bermain pasir seperti keinginannya. Memberi kesempatan agar imajinasi dan kreativitasnya berkembang.

Begitu ada kapal bot yang berputar- putar menurunkan penumpang di dekat kami , kesempatan ini tidak kami lewatkan. Bersama beberapa pengurus dan keluarga kami melaju mengharungi lautan.

Dengan ombak yang cukup menantang dan bot yang berkecepatan tinggi, membuat percikan air membasahi tubuh penumpang dan sesekali memerciki wajah. Saat itulah kesempatan penulis merasakan asinnya air laut. Betapa besar karunia-Mu.., ya..Allah.

Para penumpang pun beberapa kali meluapkan jeritannya memecah ombak. Teriakan pun tidak bisa dihindarkan, karena kapal yang sesekali oleng seakan mau terbalik. Sehingga membuat suasana semakin seru. Suara deruan ombak yang memecah pantai dan suara mesit bot meningkahi keseruan perjalanan ini.

Pengemudi kapal pun tersenyum. Ternyata aksi ini disengaja olehnya, agar keseruan perjalanan menjadi kenangan tersendiri bagi penumpang.

Alhamdulillah, seluruh pengurus dan keluarga sangat menikmati acara kebersamaan ini. Tujuan agar pengurus dan keluarga dapat menghilangkan kepenatan rutinitas dalam rajutan tali silaturrahmi, kiranya tercapai.

Wallahu a'lam bishowab wa ilallahiturjaul umur

Baity jannati, 3 Januari 2020

.