Nasehat ialah memberikan pembekalan kepada kedua mempelai yang baru saja melaksanakan ijab dan qabul dalam menempuh kehidupan yang baru. Di mana sebelumnya mereka masing-masing tinggal bersama keluarganya.

Setelah wali menyatakan, "Saya nikahkan kepadamu anak kandungku Maya Sari maharnya seperangkat alat shalat tunai," sambil menggoyakan tangannya sebagai tanda pelimpahan wewenang seorang ayah kepada seorang laki-laki yang menjadi menantunya. Sang menantu pun menjawab dengan ucapan, "Saya terima nikah Maya Sari maharnya seperangkat alat shalat tunai."

Setelah para saksi menyatakan pernikahan itu sah, resmilah keduanya menjadi suami istri. Masing-masing terikat dengan hak dan kewajiban yang harus mereka tunaikan.

Dalam menjalani mahligai kehidupan rumah tangga, seorang suami diposisikan sebagai pemimpin. Diharapkan sebagai nakhoda yang dapat menyelamatkan biduk rumah tangga yang diibaratkan bahtera yang sedang berlayar menuju pulau idaman.

Seorang suami adalah pemimpin di dalam rumah tangga yang harus dihormati, ditaati, bahkan dihargai. Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar terhadap yang dipimpinnya yaitu istri yang harus dilindungi, diberikan nasihat, dan pengayoman agar mereka tidak melakukan kekufuran dan kedurhakaan.

Mengapa harus laki-laki yang menjadi pemimpin? Tentunya kita sebagai seorang muslim tidak boleh memikirkan hanya mengandalkan akal atau logika semata. Kita harus kembali kapada sumber utama yaitu Al quran mengingat saat ini banyak kaum hawa yang menuntut kesetaraan atau emansipasi.

Allah berfirman, : "laki_laki (suami) itu pelindung bagi perempuan(istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar." QS.An Nisa' ayat 34)

Bagi para suami ayat di atas menjadi sangat penting untuk dikaji secara mendalam. Karena ayat tersebut mengingatkan kedudukan seorang suami dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan jika seorang istri melakukan nusyuz, yaitu meninggalakan kewajiban selaku istri, seperti meninggalkan rumah tanpa seizinnya.

Bagi mempelai wanita yang perlu diperhatikan bahwa perempuan itu tiang negara. Jika perempuan itu baik maka selamatlah sebuah negara jika rusak wanitanya maka rusaklah negara itu.

Pengertian ini kita sederhanakan bukan lagi sebuah negara tapi sebuah rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri. Bahwa seorang istri itu tiangnya rumah tangga apabila istri baik maka baiklah rumah tangga itu.

Bahkan sering kita mendengar ucapan bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Seorang bayi yang lahir dari seorang ibu yang salihah akan tumbuh menjadi generasi yang akhlaknya mulia.

Suami memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarganya, dan seorang istri yang amanah terhadap kewajibannya, bisa diyakini akan melahirkan anak-anak yang berkualitas, generasi penerus agama, calon pemimpin yang adil, dan jujur.

"Allah memberkati kalian berdua mengumpulkan sebagai suami istri dalam kebaikan sampai akhir hayat."

Wallahu a'lam bisshawab wailallahi turjaul umur

Baity jannati, 17 Desember 2019