"Dan sesungguhnya kamu benar- benar berbudi pekerti yang yang agung."(QS. Al Qalam ayat 4)

Kenaziran masjid Pahlawan Muslimin menggelar tabligh Akbar yang sangat spektakuler. mengapa penulis katakan spektakuler? Karena kanaziran masjid Pahlawan Muslimin telah berhasil mengajak badan kenaziran masjid lain yang ada di Kecamatan Medan Kota, untuk bergabung memeriahkan acara tersebut.

Oleh badan kenaziran, kepanitiaan diserahkan kepada remaja masjid. Tentu saja mereka menyambutnya dengan penuh semangat. Disadari atau tidak, saat ini gairah para remaja menekuni ajaran Islam sangat menggembirakan. Mungkin mereka telah menyadari bahwa agama Islam adalah agama yang paling tinggi dan yang diakui di sisi Allah.

Ini terbukti seribuan masyarakat berbondong-bondong memadati masjid yang biasanya hanya menampung sekitar 400 jamaah. Namun ketika acara tabligh Akbar bisa menampung 1000 jamaah, dengan cara duduk merapat. Belum lagi yang duduk di luar di atas latar lebar yang disiapkan panitia.

KH. Tengku Zulkarnain wakil sekjen MUI Pusat, pada tausiyahnya mengingatkan betapa pengaruh lingkungan saat ini tidak kepalang tanggung.

Benar-benar generasi muda itu diibaratkan seperti hidangan yang diletakkan di tengah kerumunan orang banyak, semua mereka ingin merasakan hidangan yang ada di hadapan mereka.

Yang penulis maksudkan, generasi muda saat ini tengah dihadapkan pada ancaman yang membahayakan. Ancaman itu datang dari berbagai penjuru yang bisa menghancurkan masa depan mereka.

Penulis mencoba mengklasifikasikan isi ceramah wakil sekjen MUI pusat tersebut sebagai berikut:

Pertama: Besarnya pengaruh dari pornoaksi dan pornografi. Yang kehadirannya saat ini tidak mengenal waktu maupun tempat. Dari gawai yang ada di genggamannya, itu situs porno itu bisa muncul sewaktu-waktu. Bisa kita bayangkan ketika sendirian di dalam kamarnya ditambah dengan tingkat libido yang sedang memuncak apa yang akan terjadi kepada mereka.

Kedua, di tempat-tempat obyek wisata syahwat yang saat ini tumbuh bak cendawan di musim hujan. Yang dulu tempat itu kita kenal sebagai tempat hiburan keluarga, saat ini telah berubah menjadi tempat esek-esek bagi kawula muda yang sedang mengalami dekadensi moral.

Ketiga: Saat ini begitu terbuka transaksi narkoba di kalangan pelajar. Mula-mula mereka mencoba menghisap rokok dengan cara bergantian dengan istilah satu batang ramai-ramai. Lama kelamaan keinginan mereka meningkat, membeli daun ganja mereka meraciknya dengan sebatang rokok lalu mereka menghisapnya dengan cara bergantian pula.

Hari-hari berikutnya mereka membolos dari sekolah. Begitu dilakukan pengintaian ternyata mereka berkelompok dengan pemuda yang putus sekolah. Mereka berjanji setia menjadi satu komunitas.

Mereka pun menentukan tempat mangkal untuk melakukan pertemuan, yang biasanya mereka mencari tempat- tempat yang sunyi dari lalu lalangnya orang banyak. Bahkan ada yang memilih tempat di semak-semak untuk bertransaksi dan pesta barang haram tersebut.

Keempat: Masalah korupsi yang sudah sangat terbuka dan para pejabat publik seolah-olah sudah tercabut rasa malunya. Mereka tidak menyadari bahwa hasil korupsi yang mereka berikan kepada istri anak-anak, keluarga, dan siapa saja yang menikmatinya akan berakibat perangai mereka bisa lebih buruk dari yang melakukan korupsi. Nau'dzu billahi min dzalik.

Acara tabligh Akbar ditutup dengan gelora infak untuk membangun Rumah Sakit Islam. Kemudian acara diakhiri dengan doa. Semoga cita-cita mulia itu segera terwujud. Aamiin.

Wallahu a'lam bisshawabwailallahi turjaul umur

Kantor MUI Kota Medan, 26 Desember 2019