Bisa jadi hari ini Rabu, 17 Juni 2020, keberuntungan belum berpihak kepada Rejeki. Setelah 7 tahun menghabiskan waktu di Jurusan Ilmu Keolahragaan. Satu jam lagi pukul 10.00 wib ujian meja hijau akan dilaksanakan. Datang kabar bahwa ujian ditunda selama 5 hari. Tentunya hal ini membuat Rejeki sangat terkejut dan sedih. Apalagi di masa pandemi ini ujian meja hijau yang diselenggrakan secara online menambah beban baginya. Simulasi yang harusnya dilakukan sehari sebelumnya diganti menjadi satu jam sebelum ujian.

Rejeki merupakan mahasiswa tingkat akhir tahun ini. Seharusnya hari ini adalah hari bersejarah baginya. Bagaimana tidak, undangan ujian meja hijau sudah di sebar ke panitia ujian. Ada sekretaris sidang, pembimbing skripsi dan penguji yang mendapat undangan itu. Pembimbing skripsi Bu Rima telah berulangkali mengingatkan Rejeki agar tidak teledor. Mulai dari mengajukan ujian meja hijau ke jurusan, membagi undangan dan skripsi dalam bentuk softcopy ke semua panitia ujian.

Dugaan Bu Rima benar. Ternyata Rejeki teledor tidak membagi skripsi ke sekretaris sidang. Bukannya hal ini disengaja melainkan atas ketidaktahuan. Tapi hal ini menjadi pelajaran berharga bagi Rejeki karena tidak mau bertanya sebelumnya. Dan sudah menjadi kesepakatan bahwa skripsi harus sudah diterima minimal tiga hari sebelum hari ujian. Satu jam sebelum ujian dimulai panitia ujian meja hijau mengambil keputusan bahwa ujian ditunda. Rejeki diberi waktu selama 5 hari untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan ujian. Dengan memohon maaf sebesar-besarnya Rejeki mengakui kesalahannya. Tapi ini merupakan pukulan berat baginya. “Ibu pasti paham sebagai orang tua ketika anaknya sudah semester akhir dan sekarang baru bisa buat terharu” begitu isi wa nya kepada saya. “Kamu tidak gagal Rejeki hanya ditunda saja dan semoga ini bisa menjadi pelajaran buat kamu akan pentingnya birokrasi”, balas saya. Semoga kamu tidak patah semangat Rejeki.

#PejuangToga, 17 Juni 2020