Leni Cahya Pertiwi

Leni Cahya Pertiwi, S.Pd adalah seorang guru di MTs Lempur Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci, Jambi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mendidik Siswa Tanpa Amarah, Bisakah?
Sumber: Depositphotos.com

Mendidik Siswa Tanpa Amarah, Bisakah?

Peristiwa murid dipaksa makan sampah di Buton menjadi viral di media massa. Sang guru akhirnya dibebastugaskan alias tidak diberi jam mengajar. Tentu hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi pelaku dan bagi guru-guru lainnya, agar tak melakukan hal serupa.

Dari Vidio yang beredar terlihat sang pelaku membela diri dengan mengatakan bahwa dia telah memperingatkan murid-murid itu sebelumnya. Namun, bukan berarti dia lantas boleh menghukum mereka sesukanya.

Menjadi guru adalah profesi yang mulia. Mendidik anak-anak menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Mereka adalah generasi yang kelak akan menjadi penerus bangsa ini. Mereka membutuhkan teladan yang baik dari gurunya. Bukan yang memaksa mereka makan sampah. Bukan pula yang mendidik penuh amarah.

Tapi mereka bandel. Demikian biasanya kita berkilah. Tak sudi dianggap bersalah. Selalu murid yang menjadi biang masalah. Namun, benarkah demikian? 

Menjadi pendidik bukan hanya mentransfer ilmu. Namun kita juga dituntut untuk menjadi orangtua yang penuh kasih sayang. Menegur kesalahan dengan cara yang wajar. Boleh memberikan hukuman, tapi dengan kadar yang sesuai takaran. 

Di madrasah kami, karena kurangnya ruangan, satu ruang disekat menjadi dua rombel. Sekat yang tipis, terbuat dari tripleks. Bisa dibayangkan betapa terganggunya proses KBM jika salah satu ada jam kosong. Apa hal itu membuat kami naik tensi? 

Saya biasanya mengakali dengan memberikan mereka tugas. Tak peduli mereka ada jam matematika atau tidak. Daripada saya teriak-teriak sampai suara serak. Lebih baik membuat mereka sibuk, walau sebagian besar hanya menjiplak. Toh, saya hanya ingin mengajar tanpa suara berisik. 

 

Loged, 29012022

 

#Tantangan Gurusiana 365, hari 18

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Uni.. Sepakat dan sepaket... Kekerasan dalam bentuk apapun, adalah pelanggaran.. Apalagi sampai seperti kejadian tersebut.. Disinilah kebijaksanaan dan keluasan hati menjadi sangat penting.. Sukses selalu

29 Jan
Balas

Iya Pak Bur, meski sebenarnya kadang sakit hati juga gegara kelakuan siswa. Mesti sabar. Sukses juga buat guru GAUL.

30 Jan

Ulasannya bagus

29 Jan
Balas

Terima kasih Pak Sali. Salam literasi.

29 Jan

Ulasan yang sangat bermanfaat. Salam sukses selalu, Bu.

30 Jan
Balas

Terima kasih sudah mampir Bu Yuria. Salam sukses buat Ibu juga.

30 Jan

Saya setuju dengan Bunda. Ada cara lain yang lebih baik saat anak bertingkah.

31 Jan
Balas

Benar Bu Rosma. Terima kasih sudah mampir.

04 Feb

Mantap Bu Leni, guru harus dapat menyelesaikan masalah siswa tanpa masalah. UPS, kayak pegadaian ya, hehe. Salam literasi Bu..

30 Jan
Balas

Hehehe, terima kasih sudah mampir Bu. Salam sukses buat ibu.

30 Jan

Ulasan yang sangat inspiratif ibu. Salam sukses selalu.

29 Jan
Balas

Terima kasih Pak Fadlin. Salam literasi

29 Jan



search

New Post