Leni Cahya Pertiwi

Leni Cahya Pertiwi, S.Pd adalah seorang guru di MTs Lempur Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci, Jambi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Minyak Goreng Langka? Tenang Saja, Nyok Makan Pisang Rebus
Foto : dokumen pribadi

Minyak Goreng Langka? Tenang Saja, Nyok Makan Pisang Rebus

Beberapa teman sesama guru resah, katanya minyak goreng murah tapi dicari-cari kok susah. Bahkan yang curah pun ikut-ikutan langka. Imbasnya harga tak jadi turun, malah makin mahal. Kabarnya kemasan satu Iiter harganya ada yang mencapai 22 ribu.

Salah seorang teman yang punya usaha rumahan mencoba menelepon pedagang grosiran langganan. Yes, katanya ada yang jual murah. 20 ribu satu liter. Boleh beli satu dus isi 12 pouch. Dia menawarkan ke saya, mau ikutan beli ga? Saya ogah, harga segitu bagi saya mahal. Lagian buat apa nyetok banyak, konsumsi minyak goreng saya hanya satu liter sepekan. Kalo harga kembali turun dua atau tiga pekan lagi, saya rugi.

Panic buying, itu yang menyebabkan harga jadi melambung tinggi. Kalau tiap orang hanya membeli sesuai kebutuhan rasanya harga minyak goreng akan aman saja. Mungkin memang ada spekulan yang sedang bermain. Saya hanya bisa mendoakan semoga segera ketahuan, agar dia dapat ganjaran.

Bagi saya, tak ada minyak goreng tak masalah. Masak serba rebus saja. Seperti sore ini, ada pisang kepok nganggur. Biasanya akan saya jadikan pisang goreng sebagai teman ngopi paksu. Karena judulnya sedang hemat minyak goreng, maka jadilah pisang rebus. Mengolahnya pun tak susah, tinggal masukkan ke panci, tambahkan air, lalu jerang di api. Tunggu beberapa waktu, pisang siap dinikmati.

Sembari menikmati pisang rebus, pikiran saya melayang ke masa silam. Waktu masih menjadi anak-anak, kehidupan kami serba pas-pasan. Saya tak pernah dapat uang jajan, kecuali hanya sekali sepekan. Jumlahnya seratus rupiah. Makan pisang goreng menjadi suatu kemewahan.

Agar anak-anak tetap bisa makan penganan, bapak membawa setandan pisang dari ladang. Setelah diperam hingga matang, emak lalu merebus sesisir. Kami menikmatinya selagi panas. Rasanya? Tak bisa diceritakan, pokoknya wuenaknya poll, hehehe. Salam bahagia.

Loged, 18022022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Uni.. Banyak hikmah dari setiap peristiwa.. Merebus pisang lebih sehat dari menggorengnya.. hehe.. Sukses selalu

19 Feb
Balas

Ya Pak Bur. Tino dengan Nantan Kito sehat-sehat, jarang kena penyakit aneh. Makanan mereka kalau tidak direbus, dibakar, dikukus, dan dimpap. Pak Bur tahu apa arti dimpap?? Hehehe itu bahasa dusun kami yang sudah jarang dipakai dan jarang juga dilakukan .

21 Feb

salam sehat bunda

19 Feb
Balas

Salam sehat dan sukses Bun. Terima kasih sudah berkunjung

21 Feb

Menikmati pisang rebus selagi panas.. nanas . ....nanas. sehat selalu bun. Barokallah

19 Feb
Balas

Heheheh, terima kasih Bu Erwin. Salam sehat dan sukses buat ibu.

21 Feb

Mantab bunda, malah lebih sehat. Salam sehat bunda leni.

18 Feb
Balas

Terima kasih Bu Siti. Salam sehat dan bahagia.

18 Feb

Ulasan yang sangat inspiratif ibu

18 Feb
Balas

Terima kasih Pak Fadlin. Salam sukses selalu.

18 Feb

Ulasan yang keren, semoga selalu sehat dan sukses

18 Feb
Balas

Terima kasih Bu Anita. Oh ya nama ibu ada dalam peserta lomba bulan ini ya. Selamat Bu, semoga nanti lolos jadi pemenang.

18 Feb



search

New Post