Leni Cahya Pertiwi

Leni Cahya Pertiwi, S.Pd adalah seorang guru di MTs Lempur Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci, Jambi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rem Pakem vs Rem Blong
Foto ilustrasi kecelakaan mobil (carro.id)

Rem Pakem vs Rem Blong

Kecelakaan di Balikpapan sungguh mengiris hati. Empat nyawa melayang tanpa sempat bertanya apa salahnya kok tiba-tiba ditabrak dari belakang. Belasan lainnya luka berat dan ringan. Diduga rem blong jadi penyebabnya.

Truk tronton yang akan membawa muatan seberat 20 ton seharusnya berangkat dalam kondisi prima. Sopir pasti paham betul akibat yang akan terjadi jika nekad berkendara dengan kondisi rem yang tidak berfungsi.

Saat akan menjemput anak-anak di pondok pesantren, saya selalu memastikan bahwa suami sudah mengecek kondisi kendaraan. Memastikan semua lampu berfungsi dengan baik, air radiator dalam kondisi cukup, rem bisa berfungsi dengan baik, dan lain sebagainya. Semua saya lakukan sebagai upaya pencegahan dini kecelakaan di jalan.

Mengutip dari Gardaoto.com, pengemudi masih merupakan penyebab utama kecelakaan di jalan raya. Namun faktor kendaraan tak dapat diabaikan.

Disfungsi kendaraan seperti rem blong dan pecah ban adalah contoh disfungsi yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Lalu bagaimana jika rem blong ini dialami oleh para Gurusianer? Di sini terjadi hukum yang berbeda. Rem yang terlalu pakem akan membuat mereka mengalami kecelakaan yang tidak diinginkan.Ide-ide yang tadinya bebas berkeliaran di dunia imajinasi akan menjadi macet manakala terlalu banyak pertimbangan sehingga tulisan tak jadi-jadi.

Ingin menulis opini, takut tak dihargai. Terbesit keinginan menulis cerpen, merasa temanya kurang pas. Mau buat resensi, kok rasanya tak pantas. Dan segala macam rem yang ujung-ujungnya tak menghasilkan satu tulisan pun.

Para Gurusianer justru butuh rem blong agar bisa menulis bebas tanpa hambatan, sehingga tak mengalami kecelakaan jatuh ke jurang remedi yang menyakitkan.

Salam semangat. Ini upaya saya agar tak celaka di jalan raya, eh di Gurusiana.

#Gurusiana 365, hari 10

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Perumpamaan yg keren bu

21 Jan
Balas

Terima kasih Bu Ramarni. Salam sukses.

25 Jan

Keren sekali bunda

21 Jan
Balas

Keren sekali bunda

21 Jan
Balas

Terima kasih Bun. Salam literasi

25 Jan

Yup, betul bu kadang kita terlalu mengerem ide-ide karena banyak kekhawatiran terhadap pembaca. Tapi di sini sepertinya memang harus kita blongkan rem agar ide2 tidak mampet

22 Jan
Balas

Hehehe iya Bun. Saya mengalami sendiri macetnya ide karena terlalu banyak pertimbangan. Akibatnya jadi sering remedi. Hihihi. Target sementara tuntas menulis 30 hari dulu. Mohon dukungannya Bun.

25 Jan



search

New Post