Gurusianer terjun bebas. Kecewa teramat kecewa ketika signal salah satu operator gagal sambung. Tulisan yang sudah disiapkan pagi hari tidak bisa teruploap. Tidak seperti teman yang bijaksana, mereka segera mengganti kartu operator lain. Keberhasilan menjadi milik mereka. Berbeda dengan aku yang hanya pasrah di depan laptop dan gawaiku. Seperti petugas jaga malam, setiap menit aku melihat gawaiku. Berharap signal akan segera tersambung. Tanda kali ternyata tidak berubah. Pukul 00.00 tanggal di gawai dan laptop berganti signal tak kunjung nyambung. Selamat datang remedi.

Rasa di hati campur aduk saat merebahkan tubuh di peraduan. Ingin berteriak marah hari sudah larut malam. Semua orang sudah tidur. Nanti dianggap ada yang kemalingan atau bisa saja dianggap orang gila. Mata mendamaikan hati yang bergemuruh marah. Kutarik selimut menghangatkan tubuhku. Pasrah untuk ikut remedi tapi hati menolak. Kembali mentah.

Pagi hari, biasanya langsung menuju dapur. Tapi pagi ini, gawailah menjadi tujuan pertama. Segera kuambil gawaiku. Ternyata signal sdh kembali 4G. Aku buka kakek google, ternyata hilangnya sign akibat adanya kebakaran gedung server Telkomsel di Pekabaru. Aku menarik nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskannya sekuat mungkin sampai mengeluarkan bunyi. Tapi tidak ada yang perlu disesali. Mengeluh tinggal mengeluh. Waktu berjalan terus, remedi menanti. Mungkin ini namanya layu sebelum berkembang.

Ternyata Mas Komandan Bapak Ihsan merasakan kegalauan para Gurusianer. Beliau memberikan kesempatan agar Gurusianer tidak terjun bebas. Syaratnya mau mempubliksaikan buku teman yang diterbitkan media guru. Ada beberapa buku yang pernah aku beli, salah satunya buku Ibu Istiqomah. Tetapi buku ini ada di sekolah. Aku bawa sebagai bahan refrensi untuk pembelajaran di kelasku. Buku yang banyak memberi manfaat utnuk memahami pembelajaran berbasis HOTS. Segera aku ambil ke sekolah. Buku ini aku publikasikan dalam youtubeku.