Putriku Sayang .... Perempuan itu lembut. Perempuan itu indah. Perempuan itu pintar. Lembut bersikap dan bertata krama. Tidak berteriak jika berbicara. Tenang saja, Putriku. Tanpa berteriak semua tahu kok kamu bisa berbicara. Satu hal lagi Putriku, tidak berkata-kata kasar semarah apa pun dirimu. Apalagi sampai tercetuskan di media sosial. Dengan kelembutanmu Putriku, kamu bisa menaklukkan kerasnya hidup. Kamu juga indah, Putriku. Tutupilah keindahanmu itu dengan pakaian yang sopan. Jangan kau perlihatkan lekuk liku tubuhmu pada setiap orang. Sabar Putriku, suatu hari nanti kamu bisa perlihatkan keindahanmu itu pada sosok laki-laki yang bernama suami. Jangan terjerumus dengan hal-hal yang bisa membuatmu hancur. Kalau mobil ditabrak, penyoknya ke dalam, tetapi kalau dirimu yang ditabrak sudah pasti penyoknya keluar. Mobil bisa di ketok magis. Lah kalau kamu ...? Hati-hati dengan keindahanmu, Putriku. Kamu pun harus pintar. Guru pertama anakmu nanti adalah dirimu. Dari ibu yang pintar akan muncul anak-anak yang hebat. Perempuan pintar itu bukan berarti nilai pelajarannya harus seratus. Pintar di sini adalah kamu harus bisa menghadapi segala situasi yang terjadi di sekitarmu. Kamu harus bisa mengatasinya dengan bekal agama yang kamu miliki. Kamu juga harus pintar meladeni suamimu. Jika kamu tidak pintar, di luar sana akan banyak sekali pengganggu yang akan melakukan berbagai macam cara untuk menyenangkan hati suamimu. Ibumu ini tidak bermaksud cerewet. Ibumu ini hanya ingin kamu menjadi sosok perempuan hebat. Hebat di mata Tuhan dan hebat di mata keluarga juga hebat di mata orang-orang sekitar. Berjuanglah Putriku untuk menjadi perempuan hebat itu. Doaku selalu bersamamu.