Lestari Tri Hastuti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-1

MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Lestari Tri Hastuti, S.Pd. SD

Guru SD Negeri 2 Punduhsari

Alamat : Jatibedug, Punduhsari, Manyaran

Email: [email protected]

Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan dunia, termasuk di Indonesia. Banyak sektor yang mengalami perubahan baik dari segi pelayanan maupun cara dalam melayani. Sektor yang terdampak dari wabah ini tidak hanya pada bidang ekonomi. Melainkan semua turunan dari bagian sektor ekonimi ini menjadi terdampak sangat luas. Diantarannya adalah sektor ekonomi, manufaktur, transportasi, sosial, pangan, dan pendidikan. Sektor pendidikan merupakan bagian yang sangat esensial karena berhadapan langsung dengan bagaimana cara mempertahankan pendidikan agar tetap berjalan sebagaimana biasnanya agar mempersiapkan genarasi yang tetap belajar walau bagaimanapun kondisinya.

Terhitung sejak Maret 2019, Indonesia menetapkan sebagai negara yang juga terdampak dalam wabah Covid-19 ini, tentunya mengharuskan banyak bidang untuk melakukan pembatasan dalam pelayanan yang diberikan. Karena persebaran virus ini yang sabgat cepat, mengharuskan banyak pihak untuk melakukan pelayanan dilakukan dalam bantuk daring atau online. Diantara bentuk layanan yang diberikan adalah dalam bentuk layanan pendidikan kepada peserta didik.

Bentuk pendidikan yang berubah derastis ini tentu memerlukan adaptasi yang tidak mudah. Karena biasanya pendidikan dilakukan dengan cara tatap muka. Di mana guru berhadapan langsung dengan peserta didik. Guru dan peserta bisa saling berkomunikasi di dalam kelas atau sekolah untuk saling berbagi informasi seperti biasa. Namun setelah munculnya wabah virus ini, banyak tata cara yang harus diubah dengan menerapkan protokol kesehatan. Sehingga apa yag dilakukan harus dengan mengedepankan faktor kesehatan dan keselamatan bersama.

Di tengah situasi pandemi COVID-19, tentu mengharuskan seluruh kegiatan yang melibatkan bersinggungan dengan banyak orang harus dibatasi. Baik kegiatan yang dilakukan dari tingkat pusat sampai daerah harus memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Hal ini tentu membatasi gerak guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) pada tanggal 24 Maret 2020. Prinsip yang dipegang dalam pelaksanaan pendidikan selama pandemi covid-19 adalah menekankan kepada kesehatan seluruh warga negara, termasuk guru dan peserta didik. Sehingga kegiatan pembelajaran harus dilakukan dengan model jarak jauh agar proses transfer informasi kepada peserta didik tetap dapat dilakukan.

Proses pendidikan yang semula dilakukan dengan cara tatap muka ini,kemudian memaksa agar pendidikan diaplikasikan dengan strategi online atau sering dikelan dengan istilah Pembelajaran Jarak jauh (PJJ). Beragam model pembelajaran yang dapat diterapkan selama masa pandemi Covid-19 pada prinsipnya pemerintah sudah memberikan bantuan media yang dapat diakses melalui siaran televisi pemerintah (TVRI) maupun siaran radio. Di mana tayangan sudah disetting sedemikian rupa sesuai dengan jenjang kelas dan jenjang pendidikan masing-masing. Jadwal tayanganpun sudah disampaikan jauh-jauh hari, sehingga dapat dilakukan di rumah peserta didik dengan didampingi oleh orang tua. Sehingga guru tinggal memberikan umpan balik berupa apa yang sudah dipelajari pada saat itu.

Sejalan dengan pendapat Arsyad (2011) bahwa media pembejaran online atau e-learning merupakan media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan. Sehingga dengen pengertian ini tentu peran guru memang tidak dapat secara langsung diubah oleh alat bantu pembelajaran. Hal ini menjadikan peran guru memang tidak dapat serta merta diubah secara langsung. Karena guru memang bukan sekedar memberikan informasi yang dibutuhkan, melainkan peran psikologis, emosional dan kedekatan dengan peserta didik tidak dapat diganti walau dengan teknlogi yang canggih sekalipun.

Tentunya inovasi dari guru dalam memberikan pelayanan bentuk pendidikan yang baik perlu untuk dilakukan. Bentuk pelatihan dalam mempersiapkan guru memngasah kemampuan memang perlu dilakukan. Terlebih bagi guru yang memang belum memiliki bekal TIK yang baik, maka harus diberikan pelatihan agar mampu menggunakan media daring yang tersedia, seperti YouTube, Google meet, Zoom, peyusuna video pebelajaran, pemanfaatan google clasroom dan platform lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Hal ini karena semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh guru, maka akan semakin mudah guru dalam memilih metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Bisa dengan singkron atau asingkron sesuai degan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.

Dengan demikian,ketika guru memiliki bekal kemampuan yang cukup, maka akan mampu menghadapi pembelajaran di masa pandemi ini sesuai dengan arahan Menteri Pendidian dan Kebudayaan agar tetap melaksanakan pembelajaran walau di rumah atau belajar dari rumah. Sehingga materi tetap dapat tersampaikan dan pola penerapan protokol kesehatanpu dapat terlaksana dengan baik.

Pembeajaran yang dilakukan di masa pandemi tentu ada kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi oleh guru yang pertama adalah kondisi guru dan peserta didik yang belum siap dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Ketika guru biasanya melaksanakan pembelajaran dengan mudah melalui tatap muka, kemudian secara instan merubah seratus delapan puluh derajad menjadi daring tentu memerlukan adaptasi yang tidak mudah. Guru harus menguasa aplikasi agar pembelajaran tetap dapat berjalan, selain itu peserta didik juga perlu beradaptasi agar mampu menerima pelajaran yang diberikan melalui media daring. Kedua dalam pembelajaran menggunakan aplikasi WhatsApps yang digunakan dalam pembelajaran tentu tidak bisa menjamin seratus persen pembelajaran dapat berjalan baik, tetapi minimal guru bisa menyampaikan informasi yang harus dipelajari dan peserta didik mampu merespon apa yang akan dipelajari selama di ruhah. Namun keterbaasan ini tentunya menjadikan orientasi guru hanya sebatas menyampaikan pesan informasi saja tanpa ada refleksi yang bisa dilakukan. Ketiga, smartphone atau ponsel yang dimiliki terbatas. Ada sebagian peserta didik yang memiliki ponsel, tetapi ada juga yang tidak memiliki ponsel. Hal ini tentu menyulitkan peserta didik dan guru dalam berkomunikasi selama pembelajaran daring. Karena secara otomatis guru dengan peserta didik tidak bisa berintraksi walau melalui WhatsApps. Keempat, ponsel dibawa oleh orang tua bekerja, sehigga anak tida bisa mendapatkan informasi ketika ponsel dibawa bekerja. Kelima kesulitan jaringan menjadikan pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik. Keenam kondisi ekonomi orang tua menengah kebawah sehingga menyulitkan ketika harus memaksa orang tua untuk memfasilitasi kebutuhan dalam belajar. Keenam, kondisi orang tua dengan tingkat pendidikan yang tidak merata menjadikan sebagian peserta didik tidak dapat mendampingi dalam pembelajaran daring menggunakan Google meet. Ketujuh tingkat ekonomi yang menjadikan ketimpangan ada peserta didik yang memiliki ponsel sudah memadai dan ada peserta didik yang memiliki ponsel terbatas. Pembalajaran secara daring pada prinsipnya memudahkan banyak pihak termasuk guru dan peserta didik. Karena guru tidak harus bertatap muka secara langsung, sehingga bisa dilakukan dari rumah. Di antara kelebihan dari pembelajaran daring ini adalah pertama pembelajaran daring dilakukan lebih parktis dan santai. Hal ini karena guru dapat memberikan tugas setiap saat tanpa harus terikat oleh waktu. Waktu mengirimkan tugaspun bisa dilakukan dari rumah asal ada jaringan yang memadai.

Selain itu peserta didik diberi kelonggaran dalam mengerjakan tugas sehingga tidak harus dikerjakan tergesa-gesa. Kedua, bagi orng tua yang bekerja sampai sore mereka masih bisa mendampingi peserta didik dalm belajar pada malah hari. Sehingga perhatian orang tua terhadap anak bisa lebih intens. Ketiga, menghemat waktu dan dapat dilakukan kapan saja. Semua peserta didik dapat mengaksesnya dengan mudah, artinya dapat dilakukan dimana saja. Penyampaian informasi lebih cepat dan bisa menjangkau banyak peserta didik lewat WhattApp Group. Keempat, lebih praktis dan memudahkan dalam pengambilan nilai pengetahuan terutama bila memakai Google meet.

Jika menggunakan Google meet, nilai bisa langsung diketahui sehingga peserta didik lebih tertarik dalam mengerjakan tugas. Selain itu peserta didik juga dimudahkan dalam mengerjakannya. Peserta didik tinggal memilih pilihan jawaban yang dianggap benar dengan meng-klik pilihan jawaban yang dimaksud. Kelebihan kelima adalah peserta didik bisa dipantau dan didampingi oleh orang tua masing-masing. Kelebihan keenam, guru dan peserta didik memperoleh pengalaman baru terkait pembelajaran daring. Peran orang tua dalam mendampingi peserta didik lebih banyak.

Selain kelebihan di atas, yang tidak kalah penting adalah pengalaman yang diberikan kepada peserta didik menjadi bekal yang sangat baik. Karena yang biasanya peserta didik belajar hanya dengan buku paket atau lembar kerja di rumah. Kemudian disuguhi degan teknologi baru tentu menjadi kesan dan pengalaman yang baik bagi peserta didik.

Pemanfaatan teknologi dan informasi merupakan suaru keniscayaan yang harus dikuaai oleh siapun. Guru sebagai tenaga pendidik sudah semestinya menguasai teknologi informasi minimal adalah perangkat komputer yang setiap hari digunakan dalam bekerja. Kemampuan ini tentu akan menjadi sesuatu yang sangat penting agar pengelolaan pembelajaran kepada peserta didik dapat dilaksanakan dengan baik. Diantara bentuk peningkata keampuan dalam bidang TIK adalah dengan mewadahi guru supaya dialatih dan ditingkatkan kompetensinya agar mampu menguasai teknologi yang mampu memudahkan dalam pembelajaran dimasa pandemi seperti saat ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yesss..sekarang menjadi sebuah keharusan guru menguasai TIK dalam pembelajaran daring,,yookk lanjutkan mengup grade ilmu terus

11 Aug
Balas

Lanjutkan daringnya bu joss

11 Aug
Balas



search

New Post