Usia vs Komik
“Wis kewut ngono kok sik seneng mocoi komik ae...”
Paham maksudnya? Sudah tua kok masih suka membaca komik. Sering mendengar kalimat tersebut? Apa memang membaca komik itu kegiatan khusus untuk anak-anak? Padahal kan juga ada komik yang isinya justru khusus untuk orang dewasa.
Kalimat diatas juga sering terdengar ditujukan pada saya. Ya, salah satu kesukaan saya -sejak dulu sampai sekarang- adalah membaca komik. Tidak semua jenis komik memang. Saya hanya tertarik untuk membaca komik detektive (itu pun tertentu), kungfu (tertentu juga), dan serial cantik. Sebenarnya saya bisa saja membaca semua jenis komik tanpa kecuali. Tapi tetap saja, rasa dan pilihan yang menentukan komik mana yang saya baca.
Saya ingat dulu saat sekolah-kuliah. Setiap malam minggu, kegiatan wajib yang dilakukan adalah pergi ke rental (perpustakaan penyewaan) bersama dengan saudara saya. Dia juga penggemar berat membaca komik. Kami menyewa setumpuk komik dan beberapa novel. Sesampai dirumah, kami langsung menenggelamkan diri di dalam kamar, asyik membaca komik-komik tersebut hingga larut malam. Kami benar-benar tak tahu waktu. Sampai-sampai penghuni rumah yang lain sempat berteriak, “Woiiii.. Metu kono lho.. ndekem ae, koyok pitik angkrem..”
Sebenarnya kalau saya ditanya, apa sih menariknya membaca komik, saya juga agak sedikit berpikir untuk menjawabnya. Namanya juga suka, seringkali tanpa ada alasan tertentu. Betul kan? Tapi setelah saya pikir-pikir, kesukaan saya mungkin karena komik itu easy reading. Cepat selesai membacanya. Bergambar juga, tidak melulu membaca tulisan yang sering melelahkan mata dan pikiran. Mungkin orang lain berpikiran kalau saya ini aneh. But, hey, it’s me. Ini gue, dan ini kesukaan saya. Ada masalah dengan Anda?
Saya yakin banget kalau saya tidak sendirian. Di luar sana pasti banyak juga adults yang suka membaca komik. Karena menurut saya, komik itu lintas usia. Bisa dibaca siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa (tapi tetap saja tergantung konten, lah. Konten dewasa jangan sampai dibaca oleh anak-anak). Di tempat kerja pun saya jumpai rekan-rekan yang juga suka membaca komik. Kadang kami malah bertukar pikiran dan pendapat tentang komik tertentu. Bagi saya, itu sangat menyenangkan.
Sekarang, saya mulai mengkoleksi 2 macam komik: Detektif Conan, dan Kungfu Boy. Sebenarnya saya agak menyesal, mengapa ndak dari dulu-dulu saya melakukannya. But, better late than never, orang bijak bilang. Alasannya, selain untuk bacaan saya pribadi, juga untuk anak-anak saya. Setidaknya, mereka ketularan kebiasaan suka membaca, walaupun hanya membaca komik. So, what’s wrong with reading comics?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Supeeer sekali bun...
Kalau komik Kho Ping Hoo ? Gak koleksi ?