LK 3.1 BEST PRACTICE
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
SMK AL KHOIRIYAH, SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG
Lingkup Pendidikan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Tujuan yang ingin dicapaiKesulitan belajar peserta didik dalam pemanfaatan teknologi proses pembelajaran pecah pola busana tunik dan busana gamis dengan skala 1:4 sesuai desain melalui model pembelajaran PBL dan PJBL
Penulis
Lia Devi Novita, S.Pd
Tanggal
20 Januari 2023
1. SITUASI
Masa depan anak didik adalah tanggung jawab besar tugas seorang guru yaitu untuk menjadikan anak didiknya cerdas serta menjadi pribadi yang baik, memiliki daya saing tinggi, mandiri, mempunyai jiwa kepemimpinan dan interpenuer yang siap berdaya saing didunia industri yang sekarang menjadi dasar visi sekolah kami. Salah satu cara untuk mencerdasakan generasi penerus bangsa yaitu melalui pendidikan yang mana proses pendidikan mengubah seseorang dari sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, sehingga pendidikan itu sangat penting.
Pendidikan disekolah kami berbasis pondok atau pesantren dalam pendidikan mereka tidak hanya diajarkan ilmu pendidikan saja melainkan ilmu agama juga yang mereka dapatkan. Dalam ilmu pendidikan yang ada dipondok pesantren kami salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik dan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja di bidang tertentu atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang sesuai dengan kekhususannya (kejuruannya). Kaitannya dengan hal tersebut SMK Al Khoiriyah terbagi menjadi 3 jurusan salah satunya adalah jurusan tata busana yang terdiri kurang lebih ada 34 siswa, serta disekolah kami masih memiliki fasilitas yang masih belum lengkap tetapi dalam proses pembelajarannya masih tetap bisa berjalan dengan lancar dan bisa menunjang proses kegiatan belajar mengajar.
Akan tetapi dalam proses belajar mengajar peserta didik masih mengalami kesulitan salah satu faktornya adalah kurangnya media dan sarana prasarana sekolah, kurangnya siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, kurangnya perhatian dari keluarga tentang dukungan kepada peserta didik dalam belajar. Sehingga dalam permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa “Kesulitan belajar peserta didik dalam pemanfaatan teknologi proses pembelajaran pecah pola busana tunik dan busana gamis dengan skala 1:4 sesuai desain melalui model pembelajaran PBL dan PJBL, adapun akar masalah yang mendasarinya adalah
· Penyampaian materi yang disampaikan guru kurang inovatif dalam proses pembelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru masih monoton dan peserta didik bosan terhadap materi yang diajarkan.
· Peserta didik kurang membiasakan diri untuk berlatih tentang membuat pecah pola pada busana salah satunya adalah pembuatan buasana gamis dan tunik.
· Peserta didik cenderung pasif dalam proses pembelajaran, yaitu mereka masih kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan kurangnya kerjasama serta interaksi, dengan teman.
Dari ketiga permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa selama ini guru dalam proses mengajar masih menggunakan metode ceramah/ teacher center sehingga proses pembelajarannya masih monoton serta saya jumpai masih ada beberapa peserta didik yang kurang paham dan bosan dari materi yang sudah disampaikan oleh guru, sehingga saya harus mengulangi kembali pemahaman tersebut kepada peserta didik, serta saya masih mendapati dari peserta didik masih ada yang kurang membiasakan diri untuk berlatih dalam membuat pecah pola busana dalam suatu desain secara mandiri dan peserta didik cenderung pasif dalam proses pembelajaran.
Akibat lain dari permasalahan ini peserta didik cenderung belajar secara mandiri/individual, juga kurangnya kerjasama dengan teman dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga peserta didik kurang aktif. Hal ini kurang sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang prinsip dari abad 21 itu sendiri adalah peserta didik harus kreatif, bisa berkerjasama, berlatih dalam komunikasi yang baik, serta berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah.
Dalam model pembelajaran yang sudah saya terapkan selama ini masih belum sesuai karena hal tersebut dilihat dari hasil belajar peserta didik saya belum maksilmal pada tahun pelajaran 2021/2022 dari hasil pengamatan tersebut diketahui peserta didik Tata Busana kelas XII dari 24 siswa, hanya 13 siswa yang mendapatkan diatas KKM, sedangkan 11 Siswa lainnya tidak sampai KKM, dengan rata-rata kelas 75. Dari hasil tersebut tentu masih dibawah ketentuan ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 78 terkait dengan hasil belajar diatas bahwa materi tentang pembuatan pecah pola suatu desain busana belum tuntas sehingga guru harus melakukan remidial dan metode cara mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang akan diajarkan.
Melihat kondisi hasil belajar peserta didik tersebut, saya merasa ada yang perlu diperbaiki pada diri saya, yaitu apakah metode pembelajaran yang saya gunakan tidak tepat, apakah dalam penyampaian materi saya terlalu cepat sehingga pembelajaran yang sudah saya terapkan tidak optimal atau belum berhasil, saya berperan sebagai guru mempunyai tanggung jawab penuh kepada anak didik saya untuk menjadikannya bisa dan mampu dalam pembelajaran tersebut. Karena tugas guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi dalam segala aspek serta guru bisa menjadi tauladan yang baik untuk anak didiknya dimasa depan.
Dari permasalahan tersebut saya membaca tentang beberapa model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa, dari hasil literatur yang sudah saya dapatkan ada model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yang mana peserta didik dibimbing untuk bisa menyelesaikan suatu masalah yanag diberikan oleh guru, dalam model pembelajaran ini peserta didik mampu mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan dalam berkomunikasi serta memungkinkan mereka untuk belajar dan bekerja dalam tim maupun kelompok, serta mengembangakan keterampilan berpikir ilmiah dalam tingkat tinggi atau berfikir kritis, serta saya juga manemukan salah satu model pembelajaran yaitu PjBL (Projek Based Learning) yang mana peserta sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitik beratkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk dalam model pembelajaran ini peserta didik mampu mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan komunikasi, membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang komplek, Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran abad 21 dengan tujuan, dan materi pembelajaran untuk mendukung dalam pendekatan secara TPACK dan literasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dalam proses pembelajaran ini saya menerapkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yang saya terapkan di PPL 1 pada tanggal 9 Desember 2022 dan PPL ke 2 saya menggunakan model pembelajaran PJBL (Projek Based Learning) dalam pelaksanakan pembelajaran tersebut pada tanggal 7 Januari 2023. Model pembelajaran tersebut saya pilih karena model tersebut mengarahkan peserta didik saya untuk biasa berfikir kritis, mandiri, dan terampil.
Dalam menerapkan model pembelajaran tersebut saya juga mencermati terlebih dahulu karakteristik materi ajar yang akan saya ambil serta disesuaikan dengan alur model pembelajaran PBL dan PJBL
Dari pengalaman yang sudah saya terapkan untuk permasalahan yang saya hadapi dalam pengelolaan model pembelajaran tersebut menurut saya memberikan makna yang luar biasa untuk saya dan anak didik saya karena dalam materi pembuatan pecah pola suatu desain. menurut saya praktek pembelajaran ini penting untuk saya bagikan kepada orang lain terutama kepada rekan guru ditempat saya mengajar karena guru juga mengalami permasalahan yang sama seperti yang saya alami, sehingga praktik ini diharapakan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga bisa memotivasi rekan guru yang lain untuk menerapkan metode pembelajaran yang sama dalam proses mengajar serta bisa membuat peserta didik lebih produktif dan aktif dalam proses pembelajaran, juga pengalaman ini bisa saya informasikan kepada semua pelaku pendidikan yang ada diseluruh Indonesia untuk kemajuan bangsa.
2. TANTANGAN
Pada PPL 1 saya menggunakan model pembelajaran PBL dan PPL 2 saya menggunakan model pembelajaran PJBL dalam materi tentang pembuatan pecah pola tunik dan pola gamis dengan skala 1:4 sesuai desain, adalah terjadi pada saya sendiri karena saya harus belajar tentang karakteristik dan sintak yang terdapat pada model pembelajaran yang akan saya terapkan kepada peserta didik, kedua tantangan yang saya hadapi adalah saya harus memastikan kembali materi yang saya ajarkan mereka apakah sesuai dengan model pembelajaran PBL dan PJBL, ke tiga saya juga harus memastikan apakah anak didik saya mampu dalam model pembelajaran tersebut karena saya akan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Tantangan keempat bagi saya peserta didik saya belum terbiasa untuk bekerjasama dengan kelompok dan mempresentasikan hasil pekerjaan atau tugasnya didepan kelas, karena peserta didik saya kurang percaya diri dalam mengemukkan pendapat dan kurang aktif dalam proses pembelajaran, selanjutnya tantangan kelima untuk saya adalah sarana prasarana yang ada ditempat saya masih terbatas dan kurang sehingga dalam proses belajar mengajar tidak bisa maksimal, tantangan keenam yaitu saya membutuhkan kesiapan pada diri saya sendiri karena saya belum menerapakan dipembelajaran sebelumnya saya harus bisa memahami langkah demi langkah setiap fase sesuai dengan model pembelajaran tersebut karena saya belum mampu berinovasi dalam menerapkan suatu model pembelajaran. Tantangan ke tujuh yang saya hadapi adalah meyiapkan segala konsep, strategi dalam pengelolaan kelas, media, bahan ajar, dan mempersiapkan peserta didik saya dalam mengawali pembelajaran yang baru bagi mereka.
Tantangan ke delapan yang saya hadapi yaitu dalam proses pengambilan video dan proses editing video di PPL 1 dan PPL 2
Adapun pihak yang terlibat dalam PPL 1 dan PPL 2 adalah
Kepala Sekolah : Supriyadi, S.Pd,. M.PdBeliau telah memberikan izin menggunakan fasilitas sekolah
selama pelaksanaan proses PPL berlangsung
2. Dosen Pembimbing : Dr. Lutfiyah Hidayati, S.Pd., M.Pd. dan Octaverina K. Pritasari, S.Pd., M.farm
Beliau selaku dosen pembimbing yang segala rendah hati ditengah-tengah kesibukan masih berkenan membimbing, memberi masukan, dan nasehat selama PPG dan PPL berlangsung
Guru Pamong : RA. Sari Ratna W., S.Pd.dan Mariana YuliPratiwi, S.Pd., M.M.
Beliau selaku guru pamong yang segala rendah hati ditengah-tengah kesibukan masih berkenan membimbing, memberi masukan, dan nasehat selama PPG dan PPL berlangsung
Waka Kurikulum : Diah Ayu Widi Astuti, S.E., MMBeliau telah memberikan dukungan dan support
dalam melaksanakan PPL
Kepala Jurusan : Risma Zanuarni, S.PdBeliau telah memberikan dukungan dan support
Dalam melaksanakan PPL dan juga membantu
dalam pengambilan video
Guru Produktif : Silvia Yesi Ayuningtias, S.PdTata Busana Beliau telah memberikan dukungan dan support
dalam melaksanakan PPL dan juga membantu dalam
menyiapkan segala aspek dan kebutuhan saya dalam
pengambilan video
Guru SMK :Memberikan semangat dan dukungan dalam proses PPL Peserta PPG atau teman sejawat PPG : yang selalu mensuport dan sebagai observer selama kegiatan pembelajaran PPG. Siswa Kelas XII Tata Busana : Memberikan semangat, dan dukungan dalam proses pembelajaran berlangsung.
3. AKSI
PPL SIKLUS 1
Pada PPL 1 saya menerapkan model pembelajara PBL dengan materi pembuatan pecah pola tunik suatu desain dengan menggunakan skala 1:4 yang mana saya akan memberikan permasalahan kepada peserta didik saya dengan sebuah gambar desain yang mana nanti mereka bisa mencari solusi dari permasalah tersebut. Pertama-tama peserta didik saya dalam pelaksanaannya masih sangat canggung karena sebelumnya mereka belum pernah menerima tugas yang diberikan oleh guru dengan cara diminta untuk bisa meselesaikan permasalahan tersebut dengan cara berkelompok. Materi pembelajaran kali ini saya menggunakan model pembelajaran yang berbeda yang ingin saya terapkan kepada peserta didik saya.
Sebelum saya memulai pembelajaran saya mempersiapkan terlebih dahulu perangkat ajar saya berupa RPP, LKPD untuk memandu peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan media penunjang dalam praktek mengajar saya yaitu media power poin, handout/ bahan ajar, link video dan whatsapp grup sebagai penunjang proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran peserta didik bisa tercapai sesuai yang diharapkan setelah perangkat ajar lengkap, saya memulai pembelajaran di kelas serta memastikan peserta didik saya sudah siap untuk menerima pembelajaran dari saya.
Fase 1. Orientasi peserta didik pada masalah saya menayangkan beberapa gambar tunik, dan saya menetapkan desain tunik tersebut sebagai masalah dan saya melakukan apersepsi yang mana saya bertanya kepada peserta didik apa yang mereka ketahui dari gambar yang sudah ditampilkan didepan. Kemudian saya mengajak peserta didik saya untuk menganalisis bersama-sama desain tunik tersebut. Peserta didik saya memberikan umpan balik dari pertanyaan saya. Kemudian masuk fase berikutnya yaitu fase 2.
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Dalam proses pembelajaran mereka saya bagi kelompok kelas yang terdiri 5 siswa, kemudian mereka saya beri sebuah permasalahan yaitu dimana mereka bisa memecahkan suatu masalah tersebut yaitu tentang suatu desain dengan cara menganalisis dan membuat pecah pola dengan skla 1:4 desuai desain. Dengan arahan guru sesuai sintak PBL mereka menjadi sangat antusias dan semangat karena membuat mereka lebih tertantang bahwa pembelajaran kali ini berbeda dari sebelumnya. Serta saya memberi pengarahan arahan pada kelompok peserta didik, untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam LKPD kemudian mereka didskusi dengan kelompoknya masing-masing, dalam diskusi tersebut anak-anak masih mengalami kesulitan dalam membuat pecah pola tersebut tetapi guru memberikan referensi untuk peserta didik berupa, link video, handout yang bisa mereka jadikan bahan ajar untuk membantu permasalahan yang mereka selesaikan. Dalam fase selanjutnya fase ketiga
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Peserta didik bekerja kelompok untuk memecahkan masalah tersebut, dan guru memantau membuat pola tunik sesuai desain,
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (komunikasi)
Dari hasil diskusi kelompok, mereka diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan bisa menunjukkan hasil tugasnya lewat media whatsapp grup kelas yang mana kelompok lain bisa melihat hasil tugas tersebut, untuk saling berbagi ilmu kelompok lain karena guru memberikan model desain yang berbeda pada setiap kelompoknya. Serta peserta didik saling bisa memberikan pendapat dari hasil pekerjaan temannya.
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Diakhir pembelajaran saya dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama serta guru mengevaluasi terhadap penampilan masing-masing kelompok, serta mengakhiri pembelajaran dengan doa dengan penuh semangat. Alhamdulillah peserta didik saya senang dalam pembelajaran hari itu mereka menjadi lebih mengerti dan memahami setiap proses dalam membuat pecah pola suatu busana.
PPL SIKLUS 2
Pada PPL 2 saya menerapkan model pembelajara PJBL dengan materi pembuatan pecah pola gamis suatu desain dengan menggunakan skala 1:4 Materi pembelajaran kali ini saya menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari PPL 1 yang ingin saya terapkan kepada peserta didik saya untuk lebih aktif dalam berkelompok untuk menyelesaikan seuatu proyek yang akan saya berikan kepada mereka.
Sebelum saya memulai pembelajaran saya mempersiapkan terlebih dahulu perangkat ajar saya berupa modul ajar karena dalam pembelajaran ini saya menggunakan kurikulum merdeka (KURMER), kemudian menyiapkan LKPD untuk memandu peserta didik dalam mengerjakan tugas, dan media penunjang dalam praktek mengajar saya yaitu media power poin, handout/ bahan ajar, link video dan whatsapp grup sebagai penunjang proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran peserta didik bisa tercapai sesuai yang diharapkan setelah perangkat ajar lengkap, saya memulai pembelajaran di kelas serta memastikan peserta didik saya sudah siap untuk menerima pembelajaran dari saya.
Langkah pertama dalam pembelajaran saya doa bersama agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar dan ilmu yang didapatkan barokah, mengaecek kehadiran peserta didik, menyampaikan capaian tujuan pembelajaran kemudian langsung msuk ke fase pertama yaitu:
Fase 1: Pertanyaan Mendasar
Saya menayangkan media belajar berupa PPT tentang macam-macam pecah pola gamis seuai desain sebagai inspirasi untuk peserta didik, serta guru memberikan pertanyaan pemantik yang berkaitan dengan pola, serta saya menyampaikan tentang tugas proyek yang akan dilakukan peserta didik dalam “Pembuatan pecah pola gamis sesuai desain dengan skala 1:4
Fase 2 : Mendesain Perencanaan Produk
Dalam proses pembelajaran saya membagi kelas menjadi 3 kelompok dan saya membimbing peserta didik tentang tugas proyek yang akan dikerjakan oleh setiap kelompok, kemudian peserta didik membaca dan mempelajari lebih dalam materi pembuatan pola dasar dari berbagai sumber buku, handout maupun dari Internet, serta saya membimbing dan menginformasikan langkah-langkah pengerjaan proyek yang harus dikerjakan team kelompok dalam menyusun rencana proyek yang akan dilakukan sesuai petunjuk LKPD masuk di fase 3.
Fase 3 : Menyusun Jadwal Pembuatan
Team kelompok menyusun jadwal proyek dan Setiap team kelompok membagi kelompoknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Fase 4 : Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek
Peserta didik melakukan tugas proyek sesuai dengan rancangan kegiatan serta guru memonitoring aktivitas yang penting dari peserta, serta proses penyelesaian proyek menggunakan rubrik yang telah disiapkan dalam LKPD
Fase 5 : Menguji Hasil/Penilaian Hasil Kerja Proyek
Guru berdiskusi dari hasil pekerjaan kelompok serta guru menilai rancangan tugas proyek yang dilakukan team kelompok, kemudian peserta menampilkan hasil tugasnya didepan kelas dengan bentuk presentasi, serta peserta lain menanggapi hasil presentasi masing-masing kelompok
Fase 6 : Evaluasi Pengalaman Belajar
Saya dan peserta didik melakukan refleksi terkait kegiatan pembelajaran praktek yang dilaksanakan serta menyimpulkan hasil pembelajaran kali ini kemudian saya mengakhiri pembelajaran dengan “Doa” dan salam penutup.
4. REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK
Dalam penerapaan model pembelajaran yang sudah saya terapkan di PPL 1 dan PPL 2, dari hasil observasi yang saya mendapatkan saran dari waka kurikulum dan rekan guru sebagai berikut beliau menyatakan bahwa saya sudah menerapkan pembelajaran yang inovasi kemudian guru mampu menerapkan semua sintak model pembelajaran yaitu PBL dan PJBL, serta guru sudah membimbing secara khusus kepada peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Respon peserta didik saya terhadap pembelajaran ini yaitu mereka sangat senang karena model pembelajaran yang saya diterapkan menarik dalam penyampaian materi yang ada dalam PPL 1 dan PPL 2 serta media yang digunakan guru sangat menarik juga mudah dipahami oleh peserta didik dengan cara guru menampilkan media power poin, video pecah pola suatu desain, tetapi diluar proses penilaian hasil observasi tersebut masih banyak kekurangan yang saya lakukan yaitu dalam proses pembelajaran di PPL 1 masih ada beberapa peserta didik yang belum aktif dalam diskusi dan waktu presentasi, serta pada PPL 2 waktu yang digunakan oleh guru melebihi batas waktu yang sudah direncanakan sehingga pada waktu peserta didik diskusi, membuat peserta didik tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas.
Dalam permasalahan tersebut guru memperbaiki pembelajaran tersebut dengan cara
· Guru harus bisa memenajemen waktu dengan baik dengan cara menerapkan jadwal sesuai tahapan
· Guru mengajak peserta didik untuk membuat kasepakatan bersama, agar melatih peserta didik untuk bertanggung jawab
· Guru bisa memberikan kepercayaan dan membimbing peserta didik, bahwa mereka mampu dan percaya diri dengan tugas yang diberikan
· Guru memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada peserta didik dalam berinteraksi
Dengan melihat hasil refleksi yang diketahui PPL siklus 1 bahwa dalam pembelajaran dapat disimpulkan bahwa dalam model pembelajaran PBL 50% peserta didik saya senang dan 50% sangat senang dengan pembelajaran tersebut, serta dalam pengutan materi 87% mereka sangat senang dan 13% mereka senang, dan hasil observasi kemahiran dalam mengajar guru 73% mereka sangat senang dan 27% mereka senang. Serta hasil nilai peserta didik meningkat dilihat hasil belajar siswa yang mana nilai tertingginya siswa 95 dan nilai terendah siswa 85 berdasarkan hasil tersebut kamampuan peserta didik dalam praktik membuat pecah pola tunik sesuai desain dengan skala 1:4 dengan menggunakan model pembelajaran (PBL) Problem Based Learning dapat disimpulkan berhasil karena nilai yang diperoleh peserta didik berada diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sekolah.
Dalam PPL siklus 2 dapat disimpulkan bahwa dalam model pembelajaran PJBL 83% peserta didik saya merasa sangat senang dan 17 % menyatakan senang , hasil observasi penguatan materi oleh guru 83%, penguatan materi guru 81% sangat senang dan 19% mereka senang, dan hasil observasi kemahiran dalam mengajar guru 85% mereka sangat senang dan 15% mereka senang. Serta hasil nilai peserta didik meningkat, dilihat hasil belajar siswa yang mana nilai tertingginya siswa 95 dan nilai terendah siswa 84 serta hasil pengayaan oleh peserta didik juga baik yaitu tertinggi 96 dan nilai terendah 85 berdasarkan hasil tersebut kamampuan peserta didik dalam praktik membuat pecah pola gamis sesuai desain dengan skala 1:4 dengan menggunakan model pembelajaran (PJBL) Projek Based Learning dapat disimpulkan berhasil karena nilai yang diperoleh peserta didik berada diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sekolah dengan jumlah peserta didik sebanyak 16 siswa.
Melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor keberhasilan dalam pembelajaran ini sangat ditentukan oleh penguasaan guru untuk membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran inovatif dan guru mampu menerapakan setiap fase-fase dalam model pembelajaran tersebut serta media yang digunakan harus tepat dan mudah dipahami peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik dan factor ketidak berhasilan dalam pembelajaran yang saya terapkan adalah peserta didik masih memerlukan bimbingan pada saat diskusi dan presentasi.
Pembelajaran yang diperoleh medapatkan siswa menjadi lebih aktif dan pembelajaran ini bisa diterapkan guru yang lain atau teman sejawat bahwa pembelajaran ini bisa untuk menerapkan metode pembelajaran yang sama dalam proses mengajar sehingga bisa membuat peserta didik lebih produktif dan dari hasil pembelajaran ini nilai peserta didik menjadi meningkat dan peserta didik tidak megalami lagi kesulitan dalam membuat pecah pola.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar