Di SDN Pinang, kegiatan ini rutin dilakukan setiap satu kali seminggu. Yaitu di setiap hari Kamis, siswa siswi dari kelas 1-6 ( kecuali kelas 3 karena masuk siang ) berkumpul dengan membawa buku bacaan. 

Tak terkecuali dewan guru pun ikut berkumpul untuk mengikutinya, dengan diberikan waktu 15 menit dilanjutkan salah satu perwakilan siswa menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya, diakhiri dengan kesimpulan dan tanya jawab oleh guru pendamping. Ini membuat suasana membaca menjadi menyenangkan, melatih konsentrasi para siswa. Apakah menyimak yang disampaikan temannya atau tidak😁. Ada saja memang yang tidak bisa menjawab pertanyaan karna tidak menyimak, ibarat telur tidak semuanya bisa menjadi anak ayam. Ada saja telur yang calang, istilahnya sehingga tidak menjadi anak ayam.

Kegiatan ini sendiri sudah berjalan selama 3 tahun kebelakang, tujuannya menumbuhkan kegemaran siswa dalam membaca. Berawal dari kegiatan USAID Prioritas dalam B3 ( Buku Bacaan Berjenjang ). Berlanjut dengan pembuatan program pojok baca dan literasi membaca, kegiatan ini pun berjalan hingga sekarang dan sudah menjadi kebiasaan tersendiri di sekolah ini.

Dalam menumbuhkembangkan kegiatan ini tidaklah mudah, diawal kegiatan terbentur dengan ketersediaan buku bacaan dan kesulitan dalam mengkondisikan siswa yang belum terbiasa dalam menjalankannya. Masih belum tertib dan belum bisa Tetapi seiring waktu berjalan kegiatan ini sudah kondusif, buku - buku bacaan yang berupa cerita anak dan cerita fiksi atau non fiksi mulai bertambah. Setiap anak membawa buku yang menjadi inventaris kelas masing - masing. Ditambah dengan alumni yang disarankan untuk menyumbangkan buku sebagai kenang - kenangan untuk sekolah menjadikan bank buku bertambah. Dengan catatan, tidak dipaksakan karna apa - apa uang dipaksakan berkurang manfaatnya.

Akhirnya kagiatan ini pun mendarah daging pada siswa, sehingga tidak ada lagi kesulitan dalam mengkondisikan mereka. Walau kadang ada beberapa siswa yang masih lupa membawa buku, tetapi dengan adanya inventaris buku di kelas masing-masing maka tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Memang belum ada jadwal tersendiri dimasing-masing kelas untuk pemanfaatan perpustakaan yang ada. Tapi kedepannya akan lebih dihidupkan kembali agar semangat literasi membaca tidak hanya dilakukan seminggu sekali saja. Dengan pemanfaatan pojok kelas yang dibuat pojok baca, diharapkan siswa lebih terpancing lagi untuk terus membaca. 

Dengan membaca kita bisa mengetahui apa yang tidak kita ketahui.

Dengan membaca bisa menambah wawasan.

Dan kedepannya diharapkan siswa tidak hanya membaca dan menceritakan kembali apa yang mereka baca. Tetapi bisa menuliskannya, atau bisa membuat cerita yang mereka alami. Jadi Literasi menulis pun bisa berkembang sebagai kelanjutan literasi membaca ini.

Literasi sendiri merupakan istilah yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan  keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Gerakan literasi sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud nomor 21 tahun 2015 tentang penumbuhan Budi pekerti.

Semoga dengan bertahap, kegiatan ini bisa berlanjut dan berkembang sehingga mencapai tujuan yang maksimal.

Semangat berliterasi💪💪💪

Tigaraksa, 12/05/2019

12.16