Lia Nurmala

Seorang ibu yang memiliki 2 pasang putra/i, memiliki cita - cita menuliskan perjalanan hidup dan karirnya tentang menggapai cita yang bukan cita - citanya. Bela...

Selengkapnya
Navigasi Web
Raden Adelia Salsabila Cahyadewi
Putri Pertamaku

Raden Adelia Salsabila Cahyadewi

13 tahun yang lalu, tanpa merasakan mulas dan tanda - tanda akan melahirkan. Masih segar di benak dan ingatan kami apa yang dikatakan dokter pada saat itu, "walaupun keluar anak bapak akan mati!!!" Vonis itu keluar dari mulut salah satu dokter ternama di sebuah rumah sakit besar di kota kami. Memang aku tak mendengar apa yang dikatakan dokter, suami dan keluarga yang saat itu mengantar mendengar langsung vonis dokter yang keluar dari mulutnya. Jika saja keegoisan ada pada diri, ingin rasanya berkata pada dokter itu, "dok, ini adalah anak yang dokter vonis mati itu lho... Dan ia sudah beranjak remaja dengan mewarisi kecantikan ibunya, yaitu aku". Mudah - mudahan dokter itu tidak merasa mual ketika aku mengatakannya, karna memang kenyataannya seperti itu, eeeaaa...😁

Memang, memasuki trimester kedua posisimu selalu menunjukkan kepala berada di atas. Sungsang jika diibaratkan dalam dunia kedokteran, dan posisi itu tetap bertahan sampai trimester ketiga kehamilan. Akhirnya dokter memutuskan untuk proses caesar dalam melahirkanmu.

Tetapi tekad dan semangat yang kuat untuk melahirkan secara normal, kami memutuskan untuk mencari second opinion dengan berpindah dokter ke tempat lain. Hasilnya tetap sama, sungsang dan akan diupayakan untuk memposisikan mu agar masuk ke jalan lahir dengan normal.

Hari itu, Senin ada rasa aneh yang dirasakan. Rasa antara ingin ke belakang untuk BAK atau BAB. Cuti pun belum diambil, karna perkiraan dokter kau akan dilahirkan di Minggu pertama bulan Juni. Ku telpon Ummy, diceitakan apa yang dirasa. Ummy berkata, " itu katanya mau lahiran, udah neng di rumah aja! Beresin persiapan buat lahiran..." Dan ketika aku menyampaikannya pada ibu mertua, ia pun mengatakan hal yang sama. Aku sempat berpikir, " seperti inikah rasanya akan melahirkan ???" Dan Masya Allah tidak ada rasa mulas yang kurasa. Masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa, memasak, bebenah bahasa kerennya , tidur siang dan lainnya.

Malam, pukul 21.30...

Mulas melandaku, berlari-lari kecil ke kamar mandi dan ternyata aku memang melahirkan. Mengeluarkan sisa - sisa makanan yang aku konsumsi seharian🤭🤣. Pikirku, "ternyata yang aku rasa karna ada sesuatu yang akan keluar dari perutku. Dan yang keluar adalah benda itu" tiiittt, sensor 🤭.

Tak lama berselang, ada rembesan air yang membasahi celana tanpa disadari. "A, neng qo celananya basah?" Tutur ku pada suami yang berada disamping kanan, dan disamping kiri ada ibu mertuaku. Jadi kami seperti team cerdas cermat yang lengkap saat itu, hihihi... Suamiku hanya bisa terperanjat kaget dan ibu mengatakan, " itu air ketuban!!! Cepat ke dokter sekarang juga!", " Ganti celana dulu yaa Bu, basah celana nengnya" kelakku. Tapi ibu menyuruh kami langsung berangkat ke klinik persalinan terdekat setelah mengabarkan pada keluarga yang tinggal dekat rumah.

Dengan berjalan kaki, akhirnya sampailah di klinik persalinan . Langsung dibawa masuk ke ruang pemeriksaan, "periksa dalam aja yaa teh, biar tau pembukaannya" tak lama ia terperanjat, "Teteh, emang gak mules??? Ini sudah bukaan delapan! Tapi karna ini anak pertama dan keadaannya sungsang, teteh ke rumah sakit aja ya..." Tutur bidan yang memang masih ada kekerabatan.

Pulanglah suamiku untuk mengambil kendaraan, selama menunggu para perawat disitu berkali - kalo menanyakan padaku, "Bu, emang beneran gak mules? Ibu dan bukaan delapan lho. Kemarin ada yang baru bukaan satu, teriak - teriak heboh kayak apa aja", sambil mereka cekikikan. "sus, saya bikinnya diem - diem, mas mau launching hasilnya saya teriak - teriak? Gak enak lah, bikinnya aja enak" tuturku disambut gelak tawa mereka.

Tak lama kemudian, suami datang dan langsung membawa ke rumah sakit terdekat yang dokternya sudah membuatkan jadwal operasi Caesar untuk proses kelahiranku. Tiba di rumah sakit, aku ingat pukul 22.30 dan langsung dibawa keruang persalinan. Diperiksa oleh dokter dan setelah itu keluar, ternyata ketika keluar itulah dokter mengeluarkan vonis itu. Suami hanya bisa pasrah, menyerahkan semuanya pada dokter untuk melakukan tindakan yang terbaik. Dokter kembali keruangan, aku merasakan ada yang akan keluar dari perutku. Dokter memerintahkan untuk mengejan, dengan dua kali mengejan akhirnya pukul 11.40 bayi mungil pun keluar dari rahimku dengan sehat, selamat dan sempurna!!! Memang aku melihat yang keluar pertama kali adalah bagian belakang, *maaf bagian pantat. Kerennya anakku, lahir ke dunia langsung memantati dokter yang menanganinya 😁.

Dengan tergesa - gesa, dokter keluar. "Selamat pak, ini mu'jizat!!! Anak dan istri bapak sehat dan selamat..."

Suami dan keluarga pun mengucapkan rasa syukur tak terhingga. Tak lama datanglah ummy, ketika diceritakan kronologi nya beliau langsung ingin menemui dokter dan menanyakan vonis uang yang disampaikannya. " Sembarangan aja ngomongnya, kaya Allah aja " tutur ummy saat itu. Tapi karna rasa bahagia yang dirasakan saat itu, dilupakanlah semua rasa kesal yang ada . Bukan rasa yang dulu pernah ada yaa, eeeaaa...

Dokter berkilah bahwa kelahiranku bisa melalui proses normal dikarnakan bayi yang ku kandung kecil, neng dilahirkan dengan berat badan 2,6 kg dan tinggi badan 46 cm. Tidak sebanding dengan kenaikan berat badanku yang mencapai 22 kg. Entah bagaimana bentuk tubuhku saat itu, tapi tetap semok katanya. Seksi dan montok ledek suamiku saat itu.

13 tahun sudah kisah itu berlalu.

Dan sekarang putriku beranjak remaja, tumbuh menjadi anak yang cantik, cerdas dan Sholehah. Yang dituruni dariku, eits... Jangan protes , karna memang aku ibunya😁... Dan tidak dipungkiri banyak yang mengatakan ia merupakan copyan dari ibunya, termasuk kemalasannya untuk membantu beres - beres di rumah. Yaa, seperti ku persis! Tapi seiring waktu berjalan , semua itu akan berlalu. Sama sepertiku saat ini, semua kemalasan akan sirna. Karna kalo bukan aku, siapa lagi???🤭🤭🤭

Terus tumbuh dan berkembang lah sayang, doa terbaik kami terus menyertaimu. Suatu saat jika kita bertemu dokter itu, kita sapa dengan ramah dan mengucapkan terimakasih atas pertolongannya. Melalui tangannya lah gadis cantik ini lahir dari rahimku, walau sempat keluar vonis yang tidak mengenakkan. Yang terutama adalah pertolongan Allah Subhanawataala🤲🤲🤲

Tigaraksa, 15/05/2019

04.35

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tidak ada yang dapat menghalangi kehendaknya, dan mendahului takdirnya... Semoga ananda sehat selalu

13 Mar
Balas



search

New Post