#1

.

Braaaaak... Terdengar bunyi yang keras dari jalan raya. Aku yang sedang antrian membeli lontong sayur terkejut. Pun orang-orang yang juga antrian bersamaku dan penjual lontong. Sontak kami berlari menuju asal suara. Orang-orang sudah ramai berkerumun.

Dari jauh terlihat ada dua orang berseragam sekolah. Lamat-lamat ku perhatikan. Ternyata benar mereka anak sekolah. Ku dekati mereka lalu bertanya apa yang terjadi.

Salah satu dari mereka menceritakan kronologi kejadiannya. Ringkasnya tabrakan terjadi saat mereka sudah mendapat jalan untuk menyalip. Tiba-tiba ada motor melaju dari arah kiri. Tabrakan tak dapat dihindari. Body motor lawan pecah-pecah dan lepas di beberapa bagian. Motor yang mereka berdua pakai pun pecah-pecah dan satu spionnya patah. Salah satu dari mereka mengalami patah gigi, mulutnya berdarah. Sementara satu orang lagi mengalami sakit pada bahu bagian kiri. Untungnya bagian kepala mereka tidak luka-luka. Saat dicek, mereka tidak memakai helm. Begitu juga dengan lawan mereka. Umur mereka pun belum mencukupi untuk memiliki SIM.

Sangat disayangkan, usia SMP diizinkan oleh orang tuanya membawa kendaraan sendiri. Padahal mereka belum memiliki SIM. Mereka juga tidak memakai helm dan ngebut di jalan. Alangkah baiknya jika mereka diantar jemput ke sekolah untuk mengurangi resiko selama perjalanan.

.

Padang, 21 Mei 2022