Pertama dan Terakhir (1)
Bi Uti sudah lima belas tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Pak Tono. Dari awal bekerja Bi Uti disayang keluarga Pak Tono. Selain karena Bi Uti yang rajin dan cekatan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya, Bi Uti dekat dengan kedua anak Pak Tono. Bi Uti juga pintar memasak berbagai menu, Ani paling senang dengan nasi goreng sosis sedangkan Reno senang dengan mie goreng buatan Bi Uti. Selama bekerja di rumah Pak Tono, Bi Uti tidak pernah ada masalah. Bi Uti bebas masuk ke semua ruangan rumah Pak Tono, sering kali barang-barang berharga Bu Dina milik istri Pak Tono terletak begitu saja tapi tidak pernah hilang. Keluarga Pak Tono sangat percaya kepada Bi Uti.
Malam ini Bu Dina ingin pergi ke resepsi pernikahan anak Pak Hendra, teman kantor Pak Tono di gedung. Jam enam Bu Dina sudah siap-siap berangkat. Bu Dina sibuk mencari kalung yang akan dipakai ke undangan. Sudah dicari ke mana-mana tetapi tidak ada. Bu Dina memanggil Bi Uti, menanyakan apakah melihat kalungnya karena Bi Uti yang membereskan kamar. Bi Uti menjelaskan bahwa tidak melihat.
Bu Dina marah “Jangan-jangan kamu yang ngambil kalung itu, ayo, ngaku aja. Sudah tidak bisa dipercaya lagi kamu sekarang!” ujar Bu Dina.
Bi Uti terdiam sejenak “Benar Bu, saya tidak melihat dan mengambil kalung ibu! Kalau Ibu tidak percaya boleh di periksa barang-barang saya! Jika tidak ada lebih baik saya berhenti bekerja” ucap Bi Uti dengan suara serak sambil menahan tangis, tidak terima dituduh mengambil barang yang bukan haknya.
“Ya, sudah bereskan barang-barangmu sekarang, saya tidak akan bayar gajimu, sana pergi! Ucap Bu Dina dengan suara semakin meninggi.
Bi Uti langsung memberekan barangnya dan memasukkan barang-barang ke dalam tas. Dengan berurai air mata Bi Uti pergi. Hari sudah gelap, Bi Uti bingung mau ke mana. Sambil berjalan Bi Uti memutuskan lebih baik pulang ke desa menemui anak dan ibunya yang dia biayai selama ini. Di tengah dinginnya angin malam menusuk tulangnya, Bi Uti naik ojek menuju terminal. Di perjalanan pulang ke desa di dalam bis, Bi Uti hanya terdiam merenungi nasibnya, dan tak sadar air matainya mengalir di pipinya. Tak pernah terpikirkan dia berhenti kerja bukan karena kesalahannya.
Malam itu, Pak Tono dan Bu Dina pergi keundangan. Pak Tono tidak tahu kejadian antara Bi Uti dan Istrinya karena masih di jalan, sedangkan Reno dan Ani tidak di rumah karena ada kegiatan camping dari sekolahnya. Pulang dari undangan, Pak Tono bingung mengapa Bi Uti tidak di rumah, ke mana perginya. Biasa senyum lebarnya menyambut majikannya pulang kantor. Bu Dina meceritakan semua yang terjadi sore itu, sekarang Bi Uti sudah tidak di rumah sudah pergi.
Bersambung Bjm, 250822
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Waduh, emosi bikin salah bertindak. Awal yang seru, Bun
Terima kasih Bunda Erna, salam sehat dan bahagia selalu
Cerita awalnya sudah menarik pasti kelanjutannya akan semakin oke Bu Libe, lanjutkan
Terima kasih Pak Ahmad, salam sehat dan sukses selalu
Cerpen yang keren bunda
Terimakasih Bunda Sofia, salam sehat dan bahagia selalu
Sukses berkarya Ibu Libe. Semakin berkarakter.
Terima kasih Bunda Sri, salam sehat dan bahagia selalu
Kalau benar Bi Uti tidak mengambi kalung itu, betapa kasihannya. cerita yg menarik, lanjut Bu Libe Mart
Terima kasih Pak Rochadi, salam sehat dan sukses selalu
Kasihan Bu Uti. Adakah itu ulah Bu Dina? Eh, Kepo. Salam sukses dan bahagia selalu, Bu.
Terima kasih Bunda Cicik, salam sehat dan bahagia selalu
Kok bisa begitu Bu Dina...main tuduh tanpa bukti. Lanjut bunda...keren
Terima kasih Bunda Musda salam sehat dan bahagia selalu
mantap keren cadas... cerita keren menewen, jangan asal tuduh... salam literasi sehat sukses selalu bunda Libe bersama keluarga tercinta
Terima kasih Pak Sugiharto, salam sehat dan sukses selalu