Lies muhshonati

Navigasi Web
HEALING DI SEKOLAH, MENGAPA TIDAK?

HEALING DI SEKOLAH, MENGAPA TIDAK?

Healing di Sekolah, mengapa tidak?

Kata healing akhir-akhir ini menjadi populer, terutama di kalangan kaum muda. Banyak cara mereka lakukan untuk healing, baik sendiri ataupun beramai-ramai. Pergi ke sana-kemari, berwisata, nongki bareng teman, membuat acara dengan komunitas, dan lain sebagainya.

Kata healing sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyembuhan atau pengobatan diri. Jadi, ini lebih menjurus ke pengobatan suasana hati, begitu, ya? Dari kepopuleran aktivitas healing ini, kesimpulan saya, anak-anak muda tampaknya juga banyak merasakan beban dan punya banyak masalah, layaknya orang-orang dewasa. A-Z tantangan yang dihadapi. Jadi, ini bisa dijadikan masukan bagi kita, orang dewasa, untuk lebih bijaksana memahami dan memperlakukan mereka.

Jadi, healing ini dilakukan oleh mereka-mereka yang ingin menenangkan diri, diharapkan setelah melakukan healing, akan muncul pemecahan masalah, setidaknya jernih menyikapi permasalahan mereka. Dan perlu diingat bahwa healing itu bukan aktivitas untuk lari dari masalah.

Pertanyaan berikutnya adalah tempat untuk healing. Kebanyakan orang memikirkan hanya tempat rekreasi sebagai satu-satunya tempat melepas kepenatan. Dan tentunya seringkali berbayar. Belum lagi kita juga harus mengeluarkan biaya transportasi, biaya makan-minum, dan lain-lain untuk keperluan healing di tempat wisata.

Nah, masa sih healing hanya untuk yang berduit saja? Justru yang berkekurangan biasanya lebih membutuhkan healing gak, sih? Terlebih lagi bagi anak muda, tempat healing sepatutnya bisa dimana saja dan kapan saja. Mari memikirkan suatu tempat yang murah dan meriah!

Nah, salah satu tempat yang saya maksudkan tersebut adalah balai kambang yang terletak di sekolah saya. Bersyukur, tempat ini adalah lokasi tercantik di sekolah saya, SMAN 1 Puri Mojokerto.

Balai kambang cantik itu dulunya difungsikan sebagai kolam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dari air buangan kantin sekolah dan air wudu masjid sekolah. Jadi, ini adalah sebuah kolam kira-kira berdiameter sepuluh meter, dengan bentuk sedikit melengkung dan tidak beraturan. Desain ini membuat balai kambang menjadi unik. Di atasnya terdapat dua joglo berlantai dan berdinding terbuka dari kayu. Masing-masing joglo berkapasitas 10-15 orang saja. Menariknya lagi, di tempat ini juga ada sudut baca yang berisi buku-buku, sehingga siapapun bisa membaca sambil bersantai di sini. Tempat ini sering juga digunakan sebagai tempat rapat terbatas oleh anak-anak OSIS, MPK, maupun ekstrakurikuler. Bahkan, tak jarang beberapa guru tampak menggunakannya untuk berbagai kegiatan seperti remidial teaching, rapat kecil, dan lain-lain.

Joglo ini disebut juga sebagai “bale-bale” yang dalam bahasa Jawa berarti ruang tamu atau ruang depan untuk menjamu tamu. Balai atau joglo itu tampak mengapung di atas kolam yang di dalamnya terdapat berbagai jenis ikan dan sepasang kura-kura kecil. Ikan-ikan itu jika masa panen menjadi ajang suka cita semua warga untuk memancing dan bertransaksi hasil panen. Dan sepasang kura-kura itu, sangat lucu. Anak-anak menamai mereka Mimi dan Mumu. Mimi dan Mumu memiliki kebiasaan yang banyak ditunggu, yakni saat mereka berdua berjemur. Mereka berdua akan berjalan tertatih, perlahan naik di atas sebongkah batu yang disediakan khusus untuk mereka. Dan saat mereka kadang gagal mencapai ujung batu, kemudian tergelincir, merupakan hiburan menggemaskan bagi anak-anak.

Itulah tempat healing termurah dan termeriah bagi anak-anak dan semua warga sekolah. Saling memanggil beberapa ikan yang mereka namai, seperti Giant Lele, Manis, Cupu dan lain-lain.

Balai kambang ini selain nyaman, juga layak untuk spot foto. Pengunjung selain dari warga sekolah dan tamu-tamu dari luar sekolah sering berswafoto di sana. Apalagi di atas dua jembatan kecil nan cantik yang menghubungkan dua balai tersebut. Itu adalah lokasi yang bagus sebagai latar untuk berfoto.

Itulah balai kambang di sekolah kami, tempat terindah sebagai destinasi healing termurah bagi kami, guru, murid, dan semua warga sekolah. Dan kini, kami undang Anda semua untuk berwisata di balai kambang SMAN 1 Puri Mojokerto. Sepertinya tidak akan ada petugas penarik tiket masuk saat memasuki lokasi. Saya janjikan senyum saya menyambut Anda semua.

Biodata Penulis:

Penulis bernama lengkap Lies Muhshonati, lahir pada 15 Juni 1969 di Kota Gresik. Saat ini, Penulis memiliki kesibukan sebagai seorang Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Puri Mojokerto. Penulis bisa dihubungi melalui email: [email protected] atau pada nomor WhatsApp: 081297441969.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post