Lili Arliza

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Bu Guru Dicintai

Ketika Bu Guru Dicintai

❤Ketika Bu Guru Dicintai❤

(Tantangan hari ke-2)

#Tantangan Gurusiana

Cinta ....

Lima huruf yang mampu melumpuhkan logika seorang anak manusia. Cinta memberi kekuatan sekaligus kelemahan bagi pejuangnya. Hari ini, aku mendapat laporan dari seorang teman guru yang merupakan single parent. Dia teman sejawat yang mengampu mata pelajaran IPS terpadu. Biasanya temanku ini, sebut saja Bu Niken namanya, jarang mau bicara serius karena dia orangnya memang humoris.

Tapi kali ini, begitu aku parkir kendaraan, dia langsung nyamperin sambil bertanya, "Kak, Niken mau curhat, nih. Boleh?"

Aku menoleh, tersenyum dan mengangguk. Tampak wajahnya yang dipenuhi kerisauan itu menunjukkan kelegaan.

Kami berjalan bersisian dan menuju ruang majelis guru. Niken menarik sebuah kursi dan duduk di sebelahku sambil memainkan ujung jilbab lebarnya.

"Mau curhat apaan, sih, Ken?" Aku meliriknya dengan senyuman.

"Kakak kan wali kelasnya Si Riki. Dia sering ngirimin saya WA yang gimanaaa gituuu ...."

Aku mengerutkan kening, minta penjelasan lebih lanjut.

"Si Riki bilang dia jatuh cinta pada saya, Kak."

Aku kaget. Riki, siswa kelas IX yang pendiam dan terkesan cuek itu jatuh cinta pada Bu Guru yang usianya hampir kepala empat dan punya dua orang puteri? Oh Em Ji.

"Serius, nih, Ken?"

"Iya, Kak." Niken mengeluarkan ponsel dan menunjukkan isi percakapannya dengan Riki.

Kubaca isi pesannya. Aku merasa kaget, betapa lugas dan tegasnya Si Riki menyatakan cinta pada Bu Niken. Bu Niken menunggu responku dengan wajah tak menentu.

Untuk mencairkan kerisauannya, aku menoleh sambil tersenyum menggoda.

"Wajarlah, Ken. Wajahmu itu kayak anak gadis. Baby Face. Makanya dia tak percaya kalau Bu Gurunya udah kepala empat."

"Iya, Kak. Ndak percaya dia, Kak. Dibilangnya belum sampai 30 tahunan. Katanya walaupun saya ketuaan buat dia, that's no problem. Toh, Nabi Muhammad dengan Khadijah saja lebih tuaan Khadijah."

"Kamu mau, Ken?" godaku lagi.

"Ih, amit-amit, Kakak."

"Jadi, apa yang bisa kakak bantu?" tanyaku sembari menatap Bu Niken, yang berparas cantik dengan pipi yang mulus bak porselin.

"Tolong nasehatin dia agar jangan menghubungi saya lagi," pinta Bu Niken dengan wajah memelas.

"Oke, siiip,"

"Makasi ya, Kakak."

Aku mengangguk dan tersenyum tipis.

_________

Bersambung ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut, Bunda.

17 Jan
Balas

InsyaAllah, Bapak. Terimakasih ... semoga sehat selalu ....

17 Jan

Amin. Alhamdulillah.

17 Jan
Balas



search

New Post