Lili Arliza

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mantan Siswa.

Mantan Siswa.

Mantan Siswa.

(Tantangan Hari ke-4)

#Tantangan Gurusiana

#LA

Beberapa waktu yang lalu, saya sangat merindukan mantan siswa yang sungguh berkesan di hati. Namanya Irma Nurhayati. Anaknya pintar, baik, ramah, sopan dan manut sama guru. Saya pernah menjadi wali kelasnya, mengajar IPA terpadu selama 3 tahun dikelasnya. Suatu hari, dari sekolah saya diutus untuk membawa Irma ikut tes masuk SMA PLUS Pekanbaru. Waktu itu, tesnya dilaksanakan di Bengkalis dan kami menginap di rumah abang saya. Namun sayang, Irma gagal lulus saat itu.

Begitu menyelesaikan SMP, saya benar-benar kehilangan kontak dengan mantan siswa kesayangan saya itu. Suatu hari, di bulan puasa, saya membuka siaran radio SMK. Saat itu ada penyiar dari anak SMK yang mengaji dan berceramah. Suaranya lembut dan mendayu. Seketika saya teringat dengan Irma. Saya mencoba menghubungi radio, tetapi tidak tersambung.

Sampai saat ini, setiap saya masuk ke kelas dan melihat siswa susah diatur, saya langsung teringat Irma. Betapa banyak doa yang saya panjatkan untuknya.

Suatu hari, di pagi yang dingin. Saya buru-buru mau ngantar anak ke sekolah. Begitu membuka pintu, saya melihat ada undangan di bawah pintu rumah. Saya raih dan saya baca sejenak. Irma Nurhayati. Saya kaget, namun karena diburu waktu, saya tidak sempat membaca isi dalamnya.

Setiba di sekolah, saya bertanya dengan teman-teman sejawat. Rupanya ada beberapa guru yang mendapat undangan pernikahan Irma. Info yang saya dapatkan, Irma telah menyelesaikan studi S-1, Bekerja dan dilamar oleh seorang lelaki sholeh dan tampan asal Pekanbaru. Saya merasa tak sabar ingin bertemu dengannya.

Hari H yang ditunggupun tiba. Saya dan dua orang teman yang mendapat undangan pergi bersama. Setelah sholat zuhur, kami sampai di rumah pesta. Saat itu, sang mempelai wanita tidak ada di pelaminan, rupanya dia melaksanakan sholat zuhur. Kami menunggunya di dalam rumah. Begitu dia keluar, dan melihat kami, dia langsung teriak menyebut nama kami satu persatu dan menyalami kami dengan penuh hormat.

Saya tidak bisa menyembunyikan kerinduan dan keharuan di hati saya. Saya memeluk dan menciumnya dengan air mata yang tak bisa dibendung.

"Doakan Irma supaya bahagia, ya, Bu?" Bisiknya.

"Iya, Nak. Doa Ibu selalu untukmu."

Barakallah ... semoga sakinah mawadah warahmah buat ananda Irma Nurhayati dan suami. Aamiin .... 🌹🌹🌹

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post