Parikan Buyutku (8)
Tantangan hari ke-6
#TantanganGurusiana
Seperti biasa, jika aku galau atau bosan, maka aku ke hutan, biasa kami menyebutnya dengan tegal. Tegal tempatku menyepi ada dua tempat. Pertama adalah Tegal Keteg, dan kedua Tegal Gunung Batang.
Keteg itu nama sebuah desa yang ada di dekat tegal itu. Tegal Keteg berada sekitar 1 km dari Desaku, Gembyang. Keteg itu sebenarnya adalah cairan hitam yang keluar sendiri dari dalam tanah, dan mengandung minyak bumi. Biasanya para pengusaha minyak bumi harus mengebor ratusan bahkan ribuan meter ke dalam tanah untuk mendapatkannya. Tapi di daerahku, ada beberapa titik yang menyemburkan minyak bumi dengan sendirinya. Wujudnya air bercampur minyak bumi berwarna hitam. Karena itulah desa ini disebut Desa Keteg.
Sebagian besar penduduk memanfaatkan air keteg ini untuk merebus ketupat atau kupat, yang terkenal dengan nama Kupat Giri. Kupat Giri terkenal khas rasanya, dan tidak cepat busuk. Ternyata ini rahasinya, direbus menggunakan air yang keluar bersamaan dengan minyak bumi. Lazimnya disebut banyu keteg atau air keteg.
Tegal Gunung Batang, berada sekitar 500 meter dari desaku, Gembyang. Disitu juga tempat pertapaan Sunan Giri. Dinamakan Gunung Batang, karena pada masa itu banyak pertapa yang menyendiri untuk bertapa. Dan diantaranya yang bisa berhasil adalah mereka yang sampai batang/bau. Dalam proses bertapa tentu mereka tidak mandi, sehingga bau dan dekil. Jika kuat, maka mereka berhasil. Itu hanya istilah saja. Sebenarnya ya tidak bau atau tidak batang beneran, karena para pertapa itu sejatinya adalah mereka sedang mendekatkan diri pada Tuhan, pada Allah. Walaupun jasadnya tidak mandi, tapi mereka juga tidak bau. Justru orang-orang yang gagallah yang akhirnya bau atau batang. Aku sangat merasa nyaman di sini, walaupun tempatnya lebih angker dibandingkan Tegal Keteg.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar