Banjir Terus Berulang, Mengapa ini Bisa Terjadi?
Banjir merupakan bencana alam yang kerap melanda berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi dan mencegahnya, banjir tetap menjadi masalah yang berulang setiap tahunnya. Mengapa banjir terus terjadi? Untuk menjawabnya, kita perlu melihat akar permasalahan yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga sistemis.
Faktor Penyebab Banjir Berulang
1. Kerusakan Lingkungan dan Deforestasi
Salah satu penyebab utama banjir adalah kerusakan lingkungan akibat deforestasi atau penggundulan hutan. Hutan berfungsi sebagai daerah resapan air alami yang mampu menahan laju air hujan dan mencegah erosi tanah. Namun, pembukaan lahan hutan untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, pemukiman, dan industri, telah mengurangi kapasitas resapan air. Sebagai contoh, proyek pembukaan 20 juta hektar hutan untuk pangan, energi, dan air dituding sebagai pemicu terjadinya banjir di Jabodetabek. Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menyatakan bahwa pembukaan hutan di Puncak Bogor membuat kawasan hijau menjadi gundul, sehingga air hujan tak bisa diserap dengan baik.
2. Perubahan Iklim dan Curah Hujan Ekstrem
Perubahan iklim global telah menyebabkan pola cuaca yang tidak menentu, termasuk peningkatan curah hujan ekstrem. Tren curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi singkat semakin sering terjadi, yang berdampak pada peningkatan risiko banjir di berbagai daerah.
3. Buruknya Sistem Drainase dan Tata Kelola Lingkungan
Sistem drainase yang tidak memadai dan buruknya tata kelola lingkungan turut berkontribusi terhadap terjadinya banjir. Sampah yang menyumbat saluran air, kurangnya area resapan air, serta pembangunan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar, sehingga terjadi genangan dan banjir.
4. Kebijakan Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan
Kebijakan pembangunan yang berorientasi pada keuntungan ekonomi tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan menjadi salah satu akar masalah banjir. Paradigma kapitalistik yang mengejar pertumbuhan ekonomi seringkali mengabaikan aspek lingkungan dan keselamatan manusia. Akibatnya, pembangunan yang tidak berkelanjutan justru meningkatkan risiko bencana alam, termasuk banjir.
Mitigasi Banjir dalam Perspektif Islam
Islam memberikan arahan yang jelas mengenai bagaimana manusia seharusnya berinteraksi dengan alam. Konsep khalifah fil ardhi (pemimpin di bumi) menekankan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara alam. Dalam konteks mitigasi bencana, pendekatan nilai pendidikan Islam dapat meningkatkan partisipasi generasi muda dalam kegiatan mitigasi dengan pemahaman yang lebih baik tentang langkah-langkah yang dapat diambil dalam menghadapi pra bencana, bencana, dan pasca bencana.
Selain itu, Al-Qur'an memberikan panduan mengenai pentingnya menjaga keseimbangan alam dan tidak melakukan kerusakan di muka bumi. Sebagai contoh, dalam QS. Al-A'raf ayat 31, Allah berfirman: "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya." Ayat ini mengingatkan manusia untuk tidak merusak alam yang telah diciptakan dengan seimbang.
Peran Penguasa sebagai Raa'in
Dalam Islam, penguasa memiliki peran sebagai raa'in (penggembala) yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Hal ini mencakup upaya untuk mencegah terjadinya bencana melalui kebijakan yang berpihak pada kelestarian lingkungan dan keselamatan manusia. Penguasa yang menjalankan perannya dengan baik akan memastikan bahwa pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga rakyat dapat hidup sejahtera, aman, dan terhindar dari bencana seperti banjir.
Kesimpulan
Banjir yang terus berulang bukanlah sekadar masalah teknis, tetapi mencerminkan permasalahan sistemis yang memerlukan pendekatan holistik dalam penanganannya. Kerusakan lingkungan, perubahan iklim, buruknya sistem drainase, dan kebijakan pembangunan yang tidak berkelanjutan adalah beberapa faktor utama penyebab banjir. Pendekatan Islam dalam mitigasi bencana menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan tanggung jawab penguasa sebagai raa'in. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan upaya mitigasi banjir dapat lebih efektif, sehingga masyarakat dapat hidup dengan aman dan sejahtera.
Wallahua’alam Bish Showab
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar