Nasionalisme adalah racun yang dihembuskan oleh kolonialisme Barat untuk memudahkan mereka menguasai negeri – negeri muslim. Nasionalisme telah memecah umat Islam menjadi banyak negara bangsa (nation state). Nasionalisme yang telah ditanamkan oleh penjajah Barat, menyebabkan masing – masing negeri muslim meninggikan bendera nasionalisme mereka di atas kalimat yang mampu menyatukan hati, perasaan dan pikiran mereka sebagai seorang muslim.

Akibat nasionalisme, negeri – negeri muslim tersekat – sekat oleh garis imajiner yang seolah – olah tabu untuk mereka lewati. Karena nasionalisme, negeri – negeri muslim tidak tergerak untuk memberikan pembelaan terhadap saudara muslim yang telah dijajah selama puluhan tahun sejak 1948. Akibat nasionalisme, seolah - olah penderitaan yang dialami oleh saudara mereka di Palestina, bukanlah tanggung jawab mereka, sebab, Palestina memiliki bendera yang berbeda dengan bendera negara mereka.

Terlebih, saat ini, berbagai negeri muslim di sekitar Palestina telah melakukan pengkhiatan terhadap saudara muslim mereka di Palestina. Berbagai kebijakan untuk melakukan normalisasi hubungan dengan zionis Israel telah mereka lakukan. Mereka secara terbuka telah menyatakan bahwa hubungan kerjasama antara mereka dan zionis Israel berjalan dengan harmonis dan mesra. Oleh karena itu, wajar, ketika negeri negeri muslim berdiam diri atas pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

Ketika seruan boikot produk pendukung Israel sudah dilakukan dan mampu membawa dampak yang cukup signifikan, lantas, kapan kita akan melakukan boikot terhadap ide nasionalisme yang menghancurkan persatuan umat Islam? Ingatlah, bahwa umat Islam sejatinya adalah satu tubuh. Umat ini hanya akan kembali mejadi kuat, jika umat ini mampu bersatu dan tidak terpecah – pecah di bawah bendera nasionalisme.

Wallhua’lam bish showab