Dilema Magang Dalam Sistem Kapitalisme Antara Keterampilan dan Eksploitasi
Program magang telah lama menjadi bagian dari sistem pendidikan modern, bertujuan membantu mahasiswa mengasah keterampilan dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Namun, dalam praktiknya, magang di bawah sistem kapitalisme sering kali berubah menjadi ladang eksploitasi. Program yang seharusnya mendukung perkembangan keterampilan mahasiswa justru kerap dimanfaatkan untuk menyediakan tenaga kerja murah bagi perusahaan, dengan perlindungan negara yang minim.
Magang: Peluang atau Ancaman?
Dalam sistem pendidikan kapitalis, program magang kerap diintegrasikan melalui pendekatan link and match antara perguruan tinggi dan dunia industri. Pendekatan ini memiliki sisi positif, seperti memberikan mahasiswa pengalaman kerja praktis. Namun, sering kali magang berubah menjadi alat eksploitasi. Perusahaan menggunakan status magang untuk memperoleh tenaga kerja murah, tanpa kewajiban memberikan hak-hak pekerja seperti gaji yang layak, jaminan sosial, atau lingkungan kerja yang aman.
Kasus-kasus seperti mahasiswa yang terjebak perdagangan manusia berkedok magang di luar negeri menjadi cerminan nyata lemahnya perlindungan negara. Di Makassar, misalnya, sebanyak 77 mahasiswa menjadi korban perdagangan manusia melalui program kerja di Jerman. Ironisnya, program ini dijual sebagai peluang untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja. Ketika perlindungan hukum lemah, mahasiswa rentan menjadi korban eksploitasi bahkan kejahatan lintas negara.
Pendidikan Kapitalis: Menyiapkan Tenaga Kerja Murah
Salah satu penyebab utama masalah ini adalah orientasi sistem pendidikan kapitalis. Sistem ini lebih berfokus pada menghasilkan tenaga kerja siap pakai untuk memenuhi kebutuhan pasar ketimbang mencetak individu yang berkepribadian unggul dan berkontribusi kepada masyarakat. Pendekatan semacam ini menjadikan mahasiswa hanya sekadar "komoditas" dalam rantai ekonomi, di mana potensi mereka dibajak demi kepentingan kapital.
Negara, yang seharusnya menjadi pelindung hak-hak mahasiswa, justru sering kali lepas tangan. Minimnya pengawasan terhadap kerja sama antara kampus dan perusahaan membuka peluang terjadinya eksploitasi. Dalam situasi ini, magang kehilangan esensi edukatifnya dan lebih condong menjadi bentuk perbudakan modern yang dilegalkan.
Islam: Pendidikan untuk Kemaslahatan
Berbeda dengan sistem kapitalisme, Islam memandang pendidikan sebagai proses yang mulia, bertujuan membentuk kepribadian individu yang unggul secara moral, intelektual, dan keterampilan. Dalam Islam, pendidikan tidak semata-mata diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi untuk menciptakan generasi yang mampu membangun peradaban yang mulia.
Sistem Islam, di bawah naungan Khilafah, memiliki mekanisme yang jelas untuk mencegah eksploitasi mahasiswa:
Negara sebagai Penanggung Jawab Pendidikan: Dalam Islam, negara bertanggung jawab penuh terhadap penyediaan pendidikan, termasuk sarana dan prasarana, kurikulum, serta pelatihan praktis seperti magang. Pendidikan Gratis dan Berkualitas: Sistem ekonomi Islam memungkinkan pendidikan gratis yang didukung oleh pendapatan negara dari sumber yang halal, seperti zakat, kharaj, dan pengelolaan sumber daya alam. Magang yang Diawasi Negara: Jika magang dilakukan di perusahaan, negara akan memastikan tidak ada eksploitasi. Mahasiswa akan dilindungi hak-haknya, termasuk mendapatkan kompensasi yang layak dan lingkungan kerja yang sehat. Pengarahan Potensi Mahasiswa: Potensi generasi muda diarahkan untuk membangun peradaban mulia, dengan menyiapkan mereka sebagai ahli di berbagai bidang kehidupan, baik dalam ilmu agama maupun duniawi.Menuju Pendidikan yang Membebaskan
Dilema magang dalam sistem kapitalisme seharusnya menjadi pengingat bahwa orientasi pendidikan kita perlu diubah secara mendasar. Pendidikan tidak boleh hanya menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi harus menjadi sarana untuk mencetak generasi yang berkualitas secara utuh. Sistem Islam menawarkan solusi komprehensif dengan memastikan pendidikan yang membebaskan mahasiswa dari eksploitasi sekaligus memaksimalkan potensi mereka untuk kemaslahatan umat.
Magang, dalam kerangka sistem Islam, akan menjadi pengalaman pembelajaran yang bermakna, bukan sekadar kerja murah tanpa perlindungan. Dengan sistem pendidikan yang adil dan manusiawi, mahasiswa dapat tumbuh menjadi individu yang siap membangun peradaban tanpa kehilangan martabat mereka sebagai manusia. Sudah saatnya kita merefleksikan kembali tujuan pendidikan kita dan mencari solusi nyata untuk melindungi generasi muda dari jebakan eksploitasi kapitalisme.
Wallahua’lam bish showab
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Nah.. supaya magang itu menjadi mendidik sebenarnya siswa perlu diapresiasi dengan materi dan nilai layaknya orang kerja dapat gaji tetapi juga dapat appraisal atas kinerjanya.