Lilik Ummu Aulia

Saat ini sedang menikmati profesi sebagai ibu rumah tangga sembari mengajar mata pelajaran Kimia di salah satu sekolah di Mojokerto. Just wanna be a good learne...

Selengkapnya
Navigasi Web

Evakuasi Rakyat Gaza ke Indonesia, Tepatkah?

Perrnyataan presiden RI, Prabowo Subianto, yang menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke tanah air telah memicu berbagai reaksi publik. Dalam narasi kemanusiaan, tindakan ini terlihat sebagai bentuk solidaritas bangsa Indonesia terhadap penderitaan warga Palestina yang menjadi korban genosida Israel. Namun, jika ditelaah lebih mendalam, rencana evakuasi ini justru bisa menjadi jalan halus yang memuluskan agenda penjajah Zionis dalam menyingkirkan rakyat Gaza dari tanah air mereka.

Apa yang dilakukan oleh entitas Zionis selama puluhan tahun adalah sebuah penjajahan sistematis. Mereka bukan hanya merebut tanah Palestina, namun juga mencoba menghapus identitas dan eksistensi bangsa Palestina itu sendiri. Pengusiran massal, pembunuhan, blokade, hingga genosida terbuka adalah bagian dari strategi mereka. Dalam konteks ini, evakuasi warga Gaza ke luar wilayah Palestina—termasuk ke Indonesia—bukanlah solusi, melainkan bentuk penggenapan agenda pengosongan wilayah Gaza dari rakyat aslinya. Mereka ingin tanahnya, namun tidak menginginkan rakyatnya.

Tawaran evakuasi seperti yang dilontarkan oleh Prabowo justru dapat dilihat sebagai kontribusi terhadap normalisasi pengusiran tersebut. Ini adalah langkah yang kontra-produktif terhadap semangat perjuangan dan seruan jihad yang saat ini terus menggema dari berbagai penjuru dunia Islam. Realitas hari ini membuktikan bahwa berbagai upaya diplomasi, konferensi perdamaian, dan resolusi internasional tak mampu menghentikan genosida. Maka, seruan jihad menjadi jawaban yang lebih logis dan historis. Karena dalam sejarah Islam, penjajahan dan kedzaliman hanya dapat dihentikan melalui kekuatan militer dalam bingkai jihad yang dipimpin oleh negara Islam.

Lebih dari itu, rencana evakuasi ini juga dapat dilihat dari sudut kepentingan politik global. AS baru-baru ini menaikkan tarif impor terhadap produk Indonesia. Bisa jadi, dalam skema diplomatik yang tidak kasat mata, kemudahan yang ditawarkan AS terhadap negosiasi tarif tersebut menjadi alat tekanan agar Indonesia mau menerima evakuasi warga Gaza. Inilah buah simalakama bagi negara-negara yang tak berdaulat secara politik dan ekonomi—bergantung pada negara lain sehingga mudah ditekan untuk melayani kepentingan asing.

Dalam konteks geopolitik dunia Islam, ini juga menunjukkan kegagalan besar para pemimpin negeri-negeri muslim yang menolak menyerukan jihad dan malah terjebak pada narasi kemanusiaan yang tak menyentuh akar masalah. Nasionalisme sempit dan prinsip non-intervensi menjadi penghalang utama bagi solidaritas sejati umat Islam. Bukannya membela saudara seiman dengan kekuatan nyata, mereka justru memilih menjadi pelengkap sandiwara politik internasional yang ujungnya menguntungkan penjajah.

Sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa satu-satunya solusi hakiki bagi kemerdekaan Palestina adalah pengusiran Zionis dari tanah Palestina, bukan sebaliknya. Maka, umat harus menolak keras evakuasi rakyat Gaza dan mendesak para penguasa negeri muslim untuk mengirimkan pasukan, bukan pesawat evakuasi. Ini bukan hanya soal solidaritas, tapi tentang kewajiban syar’i dan pembelaan terhadap kehormatan umat.

Namun tentu perjuangan ini tidak bisa dilepaskan dari urgensi hadirnya sebuah kepemimpinan ideologis, yakni Khilafah Islamiyah. Khilafah adalah institusi politik yang akan memimpin jihad, menerapkan syariat secara kaffah, dan menjadi pelindung bagi setiap muslim dimanapun berada. Ketika Khilafah tegak, tidak akan ada lagi penjajahan seperti yang terjadi di Palestina. Tidak akan ada lagi penguasa muslim yang tunduk pada tekanan barat. Sebaliknya, dunia akan melihat kekuatan adidaya yang hakiki, yang rahmatnya bukan hanya untuk muslim, tapi juga seluruh alam.

Umat tidak boleh diam. Mereka harus terus menyerukan penolakan terhadap skema evakuasi ini dan mendorong lahirnya perjuangan sejati: jihad dan tegaknya Khilafah. Karena hanya melalui jalan itulah Palestina benar-benar bisa merdeka, dan umat Islam bisa bangkit dari keterpurukan.

Wallahua'lam bish showab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post